26.1 C
Samarinda
Kalimantan TimurPencegahan Malaria di PPU: Strategi Baru Dinkes Kaltim

Pencegahan Malaria di PPU: Strategi Baru Dinkes Kaltim

Penajam Paser Utara, Jurnalkaltim.com – Dalam rangka pencegahan malaria di PPU, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) telah mengambil langkah signifikan dengan menerapkan strategi pencegahan di PPU (Penajam Paser Utara) melalui pembentukan Kader Populasi Khusus.

Inisiatif ini menjadi sangat penting karena lima wilayah di Kalimantan Timur telah berhasil mencapai status eliminasi malaria, namun masih ada lima wilayah lain yang terus berjuang melawan penyakit ini.

Pencegahan Malaria di PPU: Pendekatan Baru melalui Kader Populasi Khusus

Tim khusus yang terdiri dari Kader Populasi Khusus ini berfokus pada aktivitas screening dan pengobatan sementara di wilayah PPU, yang saat ini merupakan kawasan endemis malaria. Melalui pendekatan ini, diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih efektif dalam mencegah penularan penyakit di daerah tersebut.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kalimantan Timur, Setyo Budi Basuki, menekankan pentingnya upaya pencegahan malaria di PPU ini. “Kita ingin melakukan pencegahan dari dalam, dan agar mereka yang keluar masuk hutan tidak menularkan, itu namanya kader populasi khusus, ini bisa menjangkau mereka yang bekerja di hutan, selain melakukan screening juga bisa melakukan pengobatan sementara,” ungkapnya.

Pencegahan Malaria Di PPU
Pencegahan Malaria di PPU: Strategi Baru Dinkes Kaltim

Upaya pencegahan malaria di PPU ini merupakan bagian dari usaha lebih luas untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan membebaskan mereka dari malaria. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular yang berdampak besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Indonesia menargetkan untuk mencapai eliminasi malaria pada tahun 2030, dimulai dengan harapan Regional Kalimantan untuk mengakhiri kasus malaria penularan lokal pada tahun 2023 dan mencapai eliminasi penuh pada tahun 2027.

Selain itu, penugasan Kader Populasi Khusus di PPU juga sangat penting mengingat wilayah tersebut masih mencatat kasus tertinggi malaria, terutama di tengah pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) saat ini. Kehadiran kader di PPU diharapkan dapat memudahkan proses screening masyarakat yang keluar masuk wilayah tersebut, sehingga membantu mencegah potensi penularan ke PPU dan IKN.

Inisiatif Dinkes Kaltim dalam upaya pencegahan malaria di PPU ini merupakan langkah penting membasmi malaria di Kalimantan Timur. Dengan strategi yang terpadu dan inovatif seperti penerapan Kader Populasi Khusus, Indonesia semakin dekat dengan tujuan eliminasi malaria di masa yang akan datang.

Kasus Malaria di PPU Meningkat, Dinkes Gencarkan Pencegahan

Masih dengan upaya pencegahan malaria di PPU, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menghadapi lonjakan kasus malaria yang signifikan. Pada Juni 2023, tercatat sebanyak 687 kasus malaria, sebuah angka yang menempatkan PPU dalam kategori zona merah daerah endemis. Keadaan ini semakin menegaskan perlunya pencegahan malaria yang lebih intensif di wilayah tersebut.

Menurut informasi dari Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan PPU, mayoritas kasus malaria yang tercatat merupakan kasus impor. Kondisi ini banyak ditemui di kalangan pekerja atau pengrajin kayu yang sering berpindah-pindah melintasi perbatasan antara Kabupaten PPU, Paser, dan Kutai Barat. Pekerja yang beraktivitas di hutan, khususnya di wilayah Kelurahan Sotek, seringkali terinfeksi malaria dan mencari pengobatan di fasilitas kesehatan terdekat, yang menyebabkan kasus tersebut tercatat di PPU.

Kondisi ini menjadi perhatian khusus terutama karena kedekatannya dengan Ibu Kota Nusantara (IKN). Dinkes PPU telah mengambil langkah-langkah penting dalam menanggapi peningkatan kasus ini. Tindakan yang dilakukan meliputi survei vektor, pemberantasan tempat perindukan nyamuk, aplikasi brekat larvasida, serta distribusi kelambu insektisida kepada masyarakat. Pemeriksaan rutin dan skrining malaria juga menjadi bagian dari upaya pencegahan, khususnya diantara pekerja hutan dan warga di daerah endemis.

Dalam rangka mengurangi kasus malaria, Dinkes PPU telah memulai program advokasi dan sosialisasi yang ditujukan untuk pekerja hutan. Program ini bertujuan untuk mengurangi kasus malaria melalui penerapan langkah-langkah profilaksis. Sosialisasi telah dilakukan dengan beberapa tokoh masyarakat di Sotek, dan kerja sama dengan World Health Organization (WHO) juga telah dijalin untuk pelatihan kader malaria yang akan menjalankan program ini.

Langkah-langkah yang diambil oleh Dinkes PPU menunjukkan komitmen yang kuat dalam menghadapi tantangan peningkatan kasus malaria dan menekankan pentingnya pencegahan malaria di PPU sebagai prioritas utama dalam kesehatan masyarakat. (ADZ/ADV/DINKESKALTIM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More