Samarinda, JURNALKALTIM.com – Tahun 2023 ini, perayaan Natal di Yerusalem berlangsung tanpa suka cita. Hal ini merupakan bentuk solidaritas terhadap penderitaan warga Gaza yang luluh lantah dibombardir pasukan Israel. Diketahui bahwa sejumlah kegiatan yang berkaitan erat dengan perayaan Natal dinyatakan telah dibatalkan, kecuali kegiatan ibadah. Tidak ada pohon Natal, hanya acara makan makanan sederhana dan pelaksanaan Misa.
Perayaan Natal di Yerusalem Mencerminkan Penderitaan Warga Gaza
Memang, sudah sejak bulan lalu, para pemimpin gereja yang berada di Kota Yerusalem telah menyatakan deklarasi bersama untuk tidak menggelar sejumlah kegiatan perayaan Natal yang tidak begitu diperlukan. Komitmen ini dilakukan untuk tetap berdiri tegar dalam mengetahui penderitaan mendalam warga Gaza yang masih harus dihadapi hingga pada akhir tahun ini.
Tidak hanya itu, para pemimpin gereja juga mengajak para jemaat secara murah hati untuk turut memberikan tindakan advokasi, doa, dan berbagai jenis kontribusi untuk para korban konflik Palestina dan Israel yang tengah berlangsung hingga kini di kawasan Jalur Gaza.
Di samping itu, segala bentuk kegiatan yang berkaitan dengan perayaan Natal, selain kegiatan ibadah, diputuskan untuk dibatalkan. Hal ini termasuk pada pembatalan pasar Natal tahunan yang biasa diadakan di dekat New Gate atau Gerbang Baru, serta segala bentuk pesta dan pertemuan Hari Raya Natal.
Dalam perayaan Hari Raya Natal tahun ini, sebagian besar keluarga umat Kristiani sudah cukup puas dengan santapan makanan sederhana dan menghadiri upacara Misa.
Uskup Emeritus Gereja Lutheran Munib Younan menyatakan bahwa penduduk Yerusalem telah mengalami masa-masa sulit pada Intifadah pertama dan kedua. Intifadah merupakan gerakan perjuangan kemerdekaan Palestina. Namun meskipun begitu, pada saat itu umat Kristen Yerusalem masih memasang pohon Natal karena ingin menghadirkan kegembiraan pada masa sulit.
Akan tetapi, situasi saat ini berbeda, Uskup Younan menyoroti para warga Gaza termasuk anak-anak di Jalur Gaza yang menderita bencana kelaparan bahkan tidak memiliki rumah.
Kondisi sangat menyedihkan tersebut lantas dihubungkan dengan simbolis pendirian pohon Natal yang merupakan bentuk ekspresi kegembiraan. Dengan demikian, Uskup Younan menjelaskan bahwa pada adat mereka, pemasangan pohon Natal tidak diperbolehkan jika sedang kehilangan anggota keluarga. Sehingga waktu Natal dipusatkan pada pemanjatan doa.
Sementara berita terkini (23/12/2023), yang dilaporkan oleh koresponden media Al Jazeera, pasukan Israel melakukan pengeboman secara besar-besaran di Kota Jabalia dari arah Barat dan Timur, terutama di kawasan al-Jarn. Akibatnya, semua saluran komunikasi di daerah tersebut terganggu.
Referensi :
Al Jazeera