24.7 C
Samarinda
Kalimantan TimurDinkes Kaltim Himbau Waspada Virus Leptospirosis di Musim Hujan

Dinkes Kaltim Himbau Waspada Virus Leptospirosis di Musim Hujan

Kalimantan Timur, Jurnalkaltim.com – Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Basuki, memperingatkan tentang peningkatan potensi penyebaran virus leptospirosis di musim hujan. Penyakit yang dapat menyerang manusia tanpa memandang kondisi cuaca ini, menurut Basuki, memerlukan perhatian serius dari semua pihak, termasuk masyarakat.

Musim Hujan Meningkatkan Risiko Infeksi Virus Leptospirosis

Virus Leptospirosis, penyakit yang ditularkan melalui urine tikus, menunjukkan peningkatan penularan di musim hujan. Hal ini disebabkan oleh genangan air yang sering terkontaminasi urine tikus di wilayah pemukiman. “Leptospirosis bisa juga terjadi di musim hujan, bisa lewat genangan ada kencing tikusnya kemudian tidak cuci tangan akhirnya masuk ke tubuh, bisa menimbulkan diare,” jelas Basuki di Samarinda.

VIRUS LEPTOSPIROSIS
Dinkes Kaltim Himbau Waspada Virus Leptospirosis di Musim Hujan

Virus Leptospirosis adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira interrogans. Bakteri ini dapat menyebar melalui darah atau urine hewan yang terinfeksi. Gejala leptospirosis sering kali menyerupai influenza, termasuk demam, sakit kepala, dan nyeri otot, sehingga sering tidak terdeteksi dengan cepat.

Dinkes Kaltim telah melakukan penelitian lebih mendalam untuk mencegah penyebaran leptospirosis. Kasus terbaru telah ditemukan di Bontang, dimana tikus yang terjangkit leptospirosis telah teridentifikasi. Meskipun kasus penularan kepada manusia belum terlaporkan, kekhawatiran terhadap potensi penularan tetap tinggi.

Basuki menekankan pentingnya menjaga pola hidup bersih dan sehat sebagai langkah pencegahan. Mencuci tangan secara rutin dan menghindari kontak dengan genangan air yang mungkin terkontaminasi adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terinfeksi.

Dengan meningkatnya kasus virus leptospirosis di musim hujan, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan langkah-langkah pencegahan. Kesadaran dan peran aktif masyarakat merupakan kunci dalam mengendalikan penyebaran penyakit ini.

Dinkes Kaltim Giat Usut Kasus Virus Leptospirosis: Langkah Pencegahan Diperketat

Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) mengambil langkah serius dalam mengusut kasus virus leptospirosis, penyakit yang diketahui ditularkan melalui air seni tikus. Menurut Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, saat ini mereka fokus pada penelitian dan investigasi terhadap berbagai kasus yang dilaporkan di wilayah Kaltim, yang juga dikenal sebagai Tanah Benua Etam.

Penelitian telah dilakukan di beberapa daerah, termasuk Kutai Barat dan Bontang. Meskipun ada laporan tentang pasien yang diduga terinfeksi di Mahakam Ulu, pemeriksaan terhadap tikus di wilayah tersebut belum menunjukkan hasil positif. Di Bontang, tikus yang terjangkit leptospirosis telah ditemukan, namun belum ada laporan kasus manusia yang terkonfirmasi terkena penyakit ini.

Jaya Mualimin menyatakan, timnya tengah menantikan hasil pemeriksaan lebih lanjut dari Kabupaten Mahakam Ulu, berdasarkan laporan adanya pasien leptospirosis di sana. Mereka juga sedang mencari keterkaitan antara tikus yang terinfeksi dan kasus manusia, termasuk bagaimana mereka terinfeksi, apakah melalui kontak dengan air yang tercemar atau aktivitas lain.

Untuk mencegah penyebaran leptospirosis, Dinkes berencana berkolaborasi dengan dinas terkait, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan dinas pertanian, untuk mengendalikan populasi tikus. Kerja sama ini termasuk juga dengan dinas lingkungan hidup untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah tikus berkembang biak di tempat sampah atau lokasi lain yang bisa menjadi sarang mereka.

Salah satu upaya pencegahan yang disarankan oleh Jaya adalah menerapkan pola hidup sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan dan menjaga kebersihan lingkungan. Ia menekankan pentingnya mengubur sampah atau gundukan tanah untuk menghindari menjadi sarang tikus.

Mengutip Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), gejala leptospirosis meliputi demam tinggi, sakit kepala, menggigil, nyeri otot, muntah, kuning pada kulit dan mata, mata merah, sakit perut, napas pendek, pembengkakan kaki dan tangan, batuk darah, diare, dan ruam. Penyakit ini bisa serius, menginfeksi organ vital seperti hati, ginjal, jantung, otak, dan paru-paru. Oleh karena itu, Jaya Mualimin menghimbau masyarakat yang merasakan gejala tersebut untuk segera melakukan pemeriksaan medis.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More