
Balikpapan, Jurnalkaltim.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, dalam laporan terbarunya, memprediksi sebagian wilayah Indonesia akan mengalami hujan dengan intensitas yang bervariasi, mulai dari ringan hingga lebat di beberapa Kabupaten.
BMKG Rilis Peringatan Cuaca: Hujan Lebat Diperkirakan di Kutai Timur dan Sekitarnya
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, wilayah yang terdampak potensi hujan lebat meliputi Kabupaten Kutai Timur, Berau, Kutai Kartanegara, dan Kutai Barat. Pantauan dari Prakirawan lembaga pemerintah non departemen tersebut menunjukkan bahwa hujan akan terjadi pada malam hari.
Kondisi cuaca di Berau, Bontang, dan Sangatta khususnya mendapatkan perhatian. BMKG melaporkan bahwa wilayah-wilayah ini masih berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat, yang akan disertai dengan angin kencang hingga menjelang siang hari. Suhu di kawasan ini diperkirakan akan berkisar antara 23 hingga 31 derajat Celsius.
Lembaga tersebut juga mencatat bahwa kecepatan angin bisa mencapai 10 km per jam dengan kelembapan udara yang berkisar antara 70-95 persen. Dalam hal kondisi cuaca di perairan, BMKG memperkirakan bahwa akan ada cuaca cerah berawan dengan angin yang bertiup dari arah tenggara hingga barat daya, dengan kecepatan angin berkisar antara 2 sampai 15 knot atau sekitar 4-30 meter per jam.
Tinggi gelombang di perairan diperkirakan akan mencapai maksimal 1 meter. Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat, terutama yang beraktivitas di wilayah pesisir, untuk tetap waspada terhadap perubahan kondisi cuaca dan gelombang laut.
Informasi lebih lanjut dan pembaruan terkini dapat diakses melalui situs resmi BMKG atau media sosial resminya.
Kabar Baik dari BMKG: Titik Panas di Kaltim Berkurang Akibat Hujan
Berdasarkan informasi terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), terjadi penurunan jumlah titik panas di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), yang merupakan indikasi positif dalam konteks kebakaran hutan dan lahan. Pada hari Senin, 6 November, BMKG Balikpapan mencatat penurunan titik panas dari 183 titik pada Minggu, 5 November, menjadi 148 titik.

Diyan Novrida, Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi BMKG Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman-Sepinggan Balikpapan, menjelaskan bahwa penurunan ini terjadi karena dua faktor utama.
Faktor pertama adalah terjadinya curah hujan di berbagai wilayah Kaltim yang membantu meredakan titik panas. Faktor kedua adalah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan, termasuk menghindari pembakaran saat mengelola lahan.
Titik panas yang terpantau di enam kabupaten, yaitu Paser dengan 28 titik, Kutai Barat 32 titik, Kutai Timur 60 titik, Kutai Kartanegara 4 titik, Berau 23 titik, dan Mahakam Ulu 1 titik, menunjukkan adanya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah tersebut.
Informasi terkini tentang sebaran titik panas ini telah disampaikan BMKG ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat provinsi dan kabupaten untuk ditindaklanjuti.
Diyan Novrida juga menyerukan kepada masyarakat agar turut serta dalam pencegahan karhutla. Hal ini bisa dilakukan dengan cara sederhana seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan dan menghindari pembakaran lahan.
Di Kutai Barat, terpantau 32 titik panas yang tersebar di empat kecamatan, yaitu Jempang (14 titik), Muara Lawa (1 titik), Muara Pahu (12 titik), dan Siluq Ngurai (5 titik). Sementara itu, di Kutai Kartanegara terdapat empat titik panas yang tersebar di Kembang Janggut (dua titik), Loa Kulu, dan Tenggarong Seberang (masing-masing satu titik).
(ADV/EL/DISKOMINFOKALTIM)