SAMARINDA – Jurnalkaltim.com Kompetisi di lingkungan biliar Samarinda semakin sengit. Dua tokoh biliar, Saur Parsaoran dan Didda Satriya, resmi menjadi calon Ketua Pengkot POBSI Samarinda untuk periode 2023-2027 setelah berhasil memenuhi syarat administrasi. “Hanya ada dua calon yang mengambil dan mengembalikan formulir, yakni Saur Parsaoran dan Didda Satriya,” ungkap Deny Adam Erlangga, koordinator TPP.
Ketua Umum POBSI Harapkan Pemilihan Ketua Pengkot Biliar Samarinda Jadi Momentum Kemajuan Prestasi
Penjaringan oleh Tim Penjaringan dan Penyaringan (TPP) POBSI Samarinda telah memverifikasi dan memvalidasi berkas kedua calon ini. “Hanya ada dua calon yang mengambil dan mengembalikan formulir, yakni Saur Parsaoran dan Didda Satriya,” ungkap Deny Adam Erlangga, koordinator TPP.
Saur Parsaoran mengumpulkan delapan surat dukungan, sedangkan Didda Satriya mendapatkan dukungan sebanyak sembilan surat. Menurut ketentuan yang ditetapkan dalam Rapat Kerja Januari, calon harus mendapatkan dukungan minimal dari lima rumah sarana atau club biliar di POBSI Samarinda.
Dengan 22 suara yang akan diperebutkan dalam Musyawarah Kota (Muskot) POBSI Samarinda, pertarungan ini diharapkan tidak hanya menentukan pemimpin tapi juga menjadi wadah silaturahmi dan dialog produktif.
Ketua Umum Thamrin menyampaikan harapannya, “Muskot diharapkan menjadi ruang silaturahmi dan dialektika yang konstruktif untuk merumuskan kemajuan prestasi biliar di Samarinda.”
Perkembangan POBSI di Indonesia: Dari Rekreasi ke Prestasi
Biliar merupakan permainan Bola sodok yang dimainkan di atas meja khusus dengan peralatan tertentu dan mengikuti peraturan yang spesifik. Ada beberapa jenis biliar, yaitu:
- Carom: Dimainkan di meja tanpa lubang.
- English Billiard: Dimainkan di meja dengan 6 lubang dan memiliki ukuran meja yang lebih luas daripada Pool.
- Pool: Dimainkan di meja dengan 6 lubang.
Di Indonesia, jenis Pool paling populer dengan variasi seperti bola 15, bola 8, dan bola 9. Transformasi signifikan dalam cabang olahraga biliar ini meningkat selama beberapa tahun terakhir. Dikenal juga dengan nama bola sodok adalah olahraga yang masuk dalam kategori konsentrasi tinggi, membutuhkan ketahanan mental, serta dukungan kemampuan fisik yang mumpuni untuk mencapai prestasi yang stabil dan tinggi.
Transformasi Biliar di Indonesia
Pada awalnya, di Indonesia olahraga ini lebih dikenal sebagai olahraga rekreasi yang dominan dimainkan oleh pria. Namun, citra ini mulai berubah seiring dengan waktu. Bapak Putera Astaman, mantan Ketua Umum PB. POBSI, berperan penting dalam mengangkat citra cabor ini dari sekedar olahraga rekreasi menjadi olahraga prestasi di Indonesia.
Kini, banyak wanita di Indonesia yang mulai menggemari dan berprestasi dalam olahraga ini yg memiliki manfaat meningkatkan fokus dan konsentrasi.
Jenis Pool pada olahraga ini telah memberikan kontribusi dalam mengharumkan nama bangsa di arena internasional. Pada World Pool Championship 2006, beberapa pemain Indonesia mencapai prestasi membanggakan:
- Ricky Yang dan M. Zulfikri masuk ke jajaran 32 besar pemain dunia.
- Roy Apancho berhasil menjadi salah satu dari 64 pemain terbaik dunia.
- Apsi Chaniago masuk ke jajaran 128 besar dunia.
Tidak hanya itu, dalam SEA Games XXIV 2007, Indonesia memperlihatkan prestasi luar biasa dalam biliar jenis Pool. Angeline Magdalena Ticoalu meraih medali emas di nomor bola 8 wanita perorangan dan medali perak di nomor bola 9 wanita perorangan. Sementara itu, Ricky Yang kembali mencatatkan namanya dengan meraih medali emas di nomor bola 9 pria perorangan.
Dengan prestasi-prestasi ini, jelas bahwa biliar di Indonesia bukan lagi sekedar olahraga rekreasi, namun telah berkembang menjadi salah satu kebanggaan nasional di kancah olahraga internasional. (RA/ADV/DISPORAKALTIM)