SAMARINDA, JURNALKALTIM.com – Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, dengan tegas menyatakan bahwa tidak terdapat kesalahan dalam desain lengkungan LRT Jabodebek yang menghubungkan Gatot Subroto dan Rasuna Said di Kuningan, Jakarta Selatan.
Basuki mengungkapkan bahwa walaupun LRT berada di bawah wewenang Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR telah melakukan pengujian melalui Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ).
“Jadi semua oke. Karena coba bayangkan (kalau) dari Warung Buncit ke Rasuna Said itu kan 90 derajat, kalau misalkan mau dilengkungkan panjang, hotel-hotel harus habis semua, tapi ini masih masuk dalam koridor keselamatan transportasi,” Ucap Basuki
Akibat dari desain longspan LRT ini adalah penurunan kecepatan LRT menjadi 28 km/jam dari kecepatan normalnya yang sebesar 80 km/jam. Menurut Basuki, penurunan kecepatan ini merupakan langkah yang diambil demi menjaga keamanan penumpang, dan menurutnya, secara konstruksi bangunan sudah sesuai dengan standar yang memadai. Karena itu, ia menolak anggapan bahwa hal tersebut adalah kesalahan desain.
“Itu bukan salah desain, hati-hati itu. Karena itu memang, misalnya kalau di kota berapa kecepatannya 30-40 km per jam. Kalau di tikungan itu 20 km per jam ya wajar kan, mau kecepatan berapa lagi, wong di lurus saja cuma 30-40 km per jam. Jadi kalau di tikungan semua kereta api pasti melambat,” pungkasnya.
Terkait dengan hal tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa kemungkinan masih ada detail-detail yang belum optimal. Hal ini wajar mengingat bahwa Indonesia sedang menghadapi proyek pembangunan LRT untuk pertama kalinya.
“Ya, kan, MRT itu, kan, baru kita bangun pertama kali. LRT itu juga baru pertama kali kita bangun. Baru pertama kali semua. Kereta cepat juga baru pertama kali. Jadi kalau ada hal yang masih kurang sempurna, masih ada perbaikan, masih ada koreksi, ya, memang semuanya harus dievaluasi. Enggak bisa [semua] bagus, enggak. Yang paling penting keselamatan dan keamanan, sudah,” kata Jokowi di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta, Kamis (3/8).
Sebelumnya, Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri BUMN, telah menyatakan bahwa desain longspan (jembatan bentang panjang) LRT yang menghubungkan Gatot Subroto dan Rasuna Said di Kuningan telah dioptimalkan secara baik untuk memenuhi keterbatasan lahan.
“Secara alignment sudah didesain lengkung yang paling optimal untuk mengakomodasi adanya keterbatasan lahan dan sesuai trase yang telah ditetapkan, termasuk design kemiringan sebagai counter atas gaya sentrifugal kereta,” jelasnya, Kamis (3/8).
source: kumparan