Kalimantan Timur, JurnalKaltim.com – Baru – baru ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Timur baru saja mengadakan pelatihan tentang tanggap bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), banjir dan longsor di Balai Rehabilitasi, Kelurahan Tanah Merah, Kota Samarinda.
Target Pelaksanaan Workshop Tanggap Bencana
Kegiatan workshop tanggap bencana yang membahas tentang bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), banjir dan longsor telah berlangsung selama 2 hari, dari tanggal 22 – 23 November 2023. Pelatihan tanggap bencana tersebut telah diikuti oleh 30 peserta yang berkumpul di Balai Rehabilitasi Tanah adalah BNNP (Badan Narkotika Nasional Provinsi) Kaltim, BNNK (Badan Narkotika Nasional Kabupaten / Kota) Samarinda, Rumah Sakit Atma Husada Samarinda serta Puskesmas Lempake.
Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Kalimantan Timur, Agus Tianur, melalui Analis Kebijakan Ahli Muda, Sugeng Priyanto, menyatakan bahwa materi yang telah disampaikan sepanjang pelatihan kali ini berisi tentang bagaimana cara melakukan manajemen kebencanaan, manajemen penanganan darurat bencana serta sekaligus melakukan praktik dan simulasi dalam langkah – langkah penanganan Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan).
“BPBD Kaltim berharap agar semua peserta berjumlah 30 orang, mengetahui dan memahami bagaimana mereka bisa tanggap ketika ada kejadian bencana sebenarnya, baik itu di sekitar lingkungan, dalam lingkungan keluarga atau wilayahnya. Untuk bisa secepatnya dan secara tepat untuk melakukan penanganan sesuai dengan SOP,” jelas Analis Kebijakan Ahli Muda, Sugeng Priyanto.
Lebih lanjut, kalau ada informasi yang berkaitan tentang kejadian bencana dengan cakupan yang lebih luas lagi maka bisa secepatnya disampaikan pada pihak BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Kalimantan Timur ataupun ke pihak BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Samarinda.
Diketahui dalam penyampaian materi tanggap bencana dan manajemen kebencanaan diberikan dari Tim BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Kalimantan Timur bagian Pengelola Bahan Perencanaan Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Kalimantan Timur, Johan Wahyudi.
Setelah pemaparan materi tanggap bencana dalam manajemen penanganan darurat bencana dari Analis Kebijakan Ahli Muda, Sugeng Priyanto, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan tentang penanganan darurat bencana oleh staf Kedaruratan dan Logistik, Fendra Pratama Saputra.
“Semua peserta mendapatkan pemaparan materi serta melakukan praktik bagaimana pemadaman Karhutla yang diberikan pelatihan dengan instruktur yang sudah memiliki keahlian dibidangnya,” pungkas Pengelola Bahan Perencanaan Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Kalimantan Timur, Johan Wahyudi.
Pentingnya Kesiapan Tanggap Bencana dalam Keseharian
Pada dasarnya, sikap tanggap bencana adalah berbagai kegiatan yang dilakukan secara cepat ketika terjadi sebuah bencana demi menangani dan meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan. Upaya tanggap bencana sendiri adalah usaha penyelamatan dan evakuasi korban, penyelamatan harta benda, pemenuhan akan kebutuhan – kebutuhan dasar, pemberian perlindungan, pengurusan atas pengungsi, upaya penyelamatan hingga usaha pemulihan sarana dan prasarana.
Tanggap bencana darurat sendiri memiliki beberapa tahapan khusus, dari mulai mengkaji cepat dan tepat akan keadaan di lokasi, seberapa besar kerusakan yang diderita hingga seberapa banyak sumber daya yang dimiliki. Setelah data – data tersebut didapatkan maka masuk ke tahapan selanjutnya yaitu menentukan status pada keadaan darurat bencana untuk mempermudah persiapan bantuan. Melakukan upaya evakuasi terhadap individu ataupun masyarakat luas yang terkena dampak bencana.
Jangan lupa untuk tetap berusaha memenuhi kebutuhan dasar dari para korban bencana. Sikap tanggap bencana juga bisa berupa pemberian perlindungan terhadap kelompok – kelompok yang rentan. Adapun kelompok rentan yang dimaksud disini adalah bayi, balita, anak – anak, ibu hamil menyusui, penyandang cacat hingga lansia. Sikap tanggap bencana juga membantu kesiapan usaha memulihkan dan membangun kembali sarana dan prasarana yang terkena dampak dari bencana. (ADV/NDA/BPBDKALTIM)