
Kalimantan Timur, JurnalKaltim.com – Kepala DKP2KB (Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana) Mahulu, Dr. Petrolena Tugan menyatakan upaya penurunan stunting dari Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) menuai hasil positif dan tercatat berhasil menurunkan angka prevalensi stunting.
Upaya Penurunan Stunting di Mahakam Ulu
Sebagai Kabupaten paling muda di Provinsi Kalimantan Timur, Mahakam Ulu mencetak prestasi membanggakan dengan menekan angka prevalensi stunting dari 20,8% pada tahun 2021 dan kemudian turun signifikan hingga 14,3% pada tahun 2022. Prestasi keberhasilan menggalakkan upaya penurunan stunting ini termasuk salah satu yang paling sukses di Provinsi Kalimantan Timur. Pencapaian ini didasarkan pada data yang dihimpun dari DKP2KB (Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana) Mahakam Ulu dan juga Dinas Kesehatan Kaltim.

“Mahakam ulu justru terjadi penurunan, kalau dulu Mahulu 20an persen sekarang itu menjadi 14,8 persen, ini menjadi kejutan untuk provinsi sehingga mereka mempertanyakan, kita gunakan data SSGI,” ucap Petrolena pada hari Senin kemarin (28/8/2023).
Jika didasarkan pada Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), di Provinsi Kalimantan Timur sendiri, angka penderita stunting secara keseluruhan memang naik sebesar 1,1%. Kenaikan ini mengakibatkan angka stunting di Provinsi Kaltim meningkat menjadi 23.9%.
Namun, kabar melegakan datang dari Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) yang masing – masing berhasil menurunkan angka stunting sebanyak 5.5%. Berkat penurunan ini, angka prevalensi di Kabupaten Penajam Paser Utara turun dari angka 27.3% pada tahun 2021 menjadi 21.8% di tahun 2022. Disaat yang bersamaan, Kabupaten Mahulu berhasil menurunkan angka prevalensi dari 20,3% di tahun 2021 menjadi 14.8% pada tahun 2022.
Keberhasilan upaya penurunan stunting ini sendiri dipercaya karena keberhasilan serapan anggaran yang dinilai tepat sasaran serta keberhasilan koordinasi yang baik pada tingkat daerah. Hal ini juga didukung oleh jumlah populasi di Kabupaten Mahakam Ulu yang tidak terlalu padat seperti di Kabupaten atau kota – kota lainnya di Provinsi Kalimantan Timur.
Saran Kementerian Kesehatan dalam Upaya Penurunan Stunting
Upaya penurunan stunting tidak bisa hanya mengandalkan salah satu pihak saja. Dalam hal ini, diperlukan perhatian dan penanganan khusus dari berbagai pihak terkait seperti keluarga hingga ke tingkat kebijakan atau bantuan Pemerintah.
Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan Republik Indonesia mengatakan ada 3 langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya stunting. Upaya penurunan stunting ini bisa dimulai dari masa – masa kehamilan yang tentunya perlu mendapatkan banyak perhatian.
Berikut beberapa langkah yang bisa diambil untuk menurunkan angka stunting:
1. Pemberian Tablet Tambah Darah kepada Remaja Putri & Ibu Hamil
Remaja putri diketahui menjadi rentan terkena anemia dikarenakan penurunan banyak darah ketika periode menstruasi berlangsung. Hal yang sama juga berlangsung bagi ibu hamil yang berisiko tinggi mengalami anemia pada masa – masa kehamilan.
Kekurangan darah atau anemia berdampak besar pada pertumbuhan serta perkembangan janin. Anemia juga akan mempertinggi kemungkinan komplikasi pada saat kehamilan dan juga persalinan. Karenanya, disarankan bagi para remaja putri, ibu hamil ataupun wanita usia subur (WUS) untuk meminum tablet penambah darah setidaknya sebanyak satu kali dalam rentang waktu satu minggu. Spesial untuk ibu hamil, sebaiknya mengkonsumsi 90 tablet selama masa kehamilan untuk mencegah kemungkinan terjadinya anemia.
2. Melakukan Pemeriksaan Kehamilan secara Berkala
Dukungan emosional kepada ibu hamil juga tak kalah penting untuk mencegah terjadinya stunting. Berikan dukungan emosional pada ibu hamil dengan menemani mereka untuk memeriksakan kandungan ke dokter secara berkala dan bantu mengurus anak sehari – hari agar ibu memiliki waktu untuk beristirahat.
3. Pastikan Asupan Gizi saat Kehamilan Mencukupi
Upaya mencegah stunting pada anak tidak hanya menjadi tanggung jawab ibu semata. Pasangan dan keluarga inti pun perlu ikut bekerja sama. Berikan sumber makanan bergizi kepada ibu hamil dan jaga kebersihan lingkungan dan sanitasi rumah.
(Adv//DinkesKaltim//AG)
Referensi: Kemenkes RI, Cegah Stunting ID