24 C
Samarinda
Kalimantan TimurMahakam UluKenaikan Kasus DBD Melanda Kecamatan Mahakam Ulu di Tengah Kemarau Panjang, Ternyata...

Kenaikan Kasus DBD Melanda Kecamatan Mahakam Ulu di Tengah Kemarau Panjang, Ternyata Ini Dia Penyebabnya

Samarinda, JURNALKALTIM.com – Meski tengah mengalami musim kemarau panjang yang disebabkan oleh fenomena El Nino, tampaknya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tidak mengalami penurunan. Kenaikan kasus DBD ini turut pula terjadi di daerah Kecamatan Mahakam Ulu (Mahulu), Kabupaten Kutai Barat. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian bagi masyarakat di wilayah Kaltim secara keseluruhan.

Angka Kenaikan Kasus DBD di Mahulu Tidak Signifikan

Seperti yang biasa diketahui masyarakat, penyakit DBD biasanya akan mengalami kenaikan angka kasus bila telah memasuki musim hujan. Namun, kali ini hal tersebut terjadi sebaliknya. Pasalnya berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, terjadi kenaikan kasus DBD di Kecamatan Mahakam Ulu. Padahal saat ini, wilayah Kaltim sedang mengalami kemarau panjang akibat El Nino.

Hal tersebut disampaikan oleh dr. Petrolena Tugan selaku Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DKP2KB) Mahulu. Meski begitu, dr. Petrolena menyampaikan kenaikan kasus DBD tersebut tidak terjadi secara signifikan, bila dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Hal itu disebabkan karena saat ini wilayah Kaltim masih berada dalam musim kemarau.

kenaikan kasus dbd
dr. Petrolena Tugan

“Meskipun kasus DBD masih ada, namun saat ini tidak ada peningkatan yang mencolok. Ini disebabkan karena saat ini merupakan musim kemarau, sedangkan biasanya kasus DBD meningkat pada musim hujan,” jelas dr. Petrolena pada Senin (28/8/2023) lalu. Dirinya melanjutkan bahwa, tahun 2022 lalu Kecamatan Mahulu mencatatkan angka DBD hingga 100%.

“Iya memang tahun lalu sempat naik sampai seratus persen,” dr. Petrolena kembali menambahkan. Berdasarkan catatan Dinkes Kaltim, di bulan Juli telah terjadi kenaikan kasus DBD hingga 140 kasus dari total 36.153 penduduk di Kecamatan Mahakam Ulu. Oleh karena itu, dr. Petrolena menuturkan pihak Dinkes akan terus mencegah kenaikan DBD tersebut.

Lebih lanjut dr. Petrolena menegaskan bahwa penyakit DBD tidak bisa dipandang sebelah mata. Dirinya menjelaskan, terlambatnya penanganan DBD dapat mengakibatkan hilangnya nyawa bagi penderita. Oleh karena itu, masyarakat secara keseluruhan diimbau untuk melakukan penanganan sejak dini secara maksimal, guna menurunkan risiko dari penyakit DBD tersebut.

Kemenkes Telah Peringatkan Fenomena Kenaikan Kasus DBD di Tengah Musim Kemarau

Sedangkan pada Juni lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dalam momen ASEAN Dengue Day (AAD) telah memperingatkan masyarakat perihal kenaikan kasus DBD di tengah musim kemarau panjang akibat El Nino di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Imran Pambudi.

Imran menguraikan bahwa, fenomena ini dapat dilihat melalui laporan sejak tahun 1968 yang menunjukkan tren peningkatan kasus DBD yang signifikan terjadi saat musim kemarau. “Penelitian mengungkap nyamuk menjadi lebih agresif saat suhu panas. Frekuensi gigitannya jadi sekitar 3 hingga 5 kali lipat ketika suhu naik di atas 30 derajat,” ujar Imran.

Dirinya kembali menyatakan, penurunan curah hujan selama musim kemarau akan mengakibatkan genangan air yang tidak terkena sinar matahari langsung seperti bas bekas, kaleng, hingga tempat pembuangan sampah, menjadi tidak tersapu oleh air hujan. Menurutnya, tempat-tempat tersebut juga bisa menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk Aedes aegypti, dan menyebabkan kenaikan kasus DBD.

“Di tahun ini, menurut saya kita harus tetap waspada karena kita saat ini menghadapi fenomena El Nino. Curah hujan kadang-kadang ada, dan kadang-kadang tidak ada, sehingga genangan air sulit tergantikan. Ini yang perlu kita waspadai. Nyamuk menjadi semakin aktif, dan tempat-tempat yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk juga tetap ada,” tambah Imran.

Langkah Pencegahan Penyakit DBD

Berikut ini adalah beberapa tips untuk menghindari infeksi virus dengue.

  1. Terapkan prinsip 3M plus: Menguras, Menutup, dan mendaur ulang.
  2. Gunakan repellent atau obat oles anti nyamuk.
  3. Pasang kelambu dan jaring anti nyamuk pada setiap lubang pada rumah.
  4. Pertimbangkan untuk mendapatkan vaksin dengue.
  5. Konsumsi Vitamin C secara rutin.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, diharapkan masyarakat Kaltim dapat mengurangi risiko paparan DBD. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tetap menjaga kebersihan dan segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala-gejala seperti mual, sakit kepala, atau ruam merah pada kulit, untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.

ADV//DINKES KALTIM//AG

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More