Kalimantan Timur, Jurnalkaltim.com – Baru – baru ini pihak Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Timur telah merilis beberapa jumlah titik hotspot api yang berada di wilayah provinsi Kalimantan Timur berdasarkan pengamatan BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional) Fire Hotspot.
Penemuan 4 Titik Hotspot Api Berpotensi Timbulkan Karhutla di Kaltim
Hal ini disampaikan secara langsung oleh Koordinator Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana) BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Kalimantan Timur, Cahyo Kristanto, yang menyebutkan bahwa terdapat 163 titik hotspot api yang tersebar di 10 Kabupaten dan Kota di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Timur.
“Berdasarkan dari kriteria kepercayaannya titik hotspot low dilambangkan dengan warna hijau terdapat 7 titik, kriteria kepercayaannya titik hotspot medium dilambangkan dengan warna kuning terdapat 152 titik, sedangkan kriteria kepercayaannya titik hotspot High dilambangkan dengan warna merah terdapat 4 titik,” jelas Koordinator Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana) BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Kalimantan Timur, Cahyo Kristanto (1/11/2023).
Diketahui, terdapat beberapa kriteria high risk titik hotspot api yang tersebar pada keseluruhan wilayah Kabupaten Kutai Timur. Salah satunya adalah Desa Muara Pantun yang masih masuk di wilayah Kabupaten Kutai Timur, kemudian pada wilayah Desa Tepian Indah. Untuk wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara titik hotspot api terdapat di Desa Kedang Ipil dan juga Muara Kaman Desa Sabintulung.
“Keempat titik kriteria High yang berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan,” pungkas Koordinator Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana) BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Kalimantan Timur, Cahyo Kristanto.
Upaya Antisipasi Titik Hotspot Api dengan Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh mempunyai peran besar dalam upaya pelaksanaan mitigasi bencana. Dalam hal ini, pihak BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional) memiliki sistem pemantauan titik hotspot api untuk mencegah terjadinya bencana Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan) dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh.
Penginderaan jauh yang dimiliki oleh BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional) memiliki sistem pemantauan titik hotspot api penyebab kebakaran hutan dan lahan yang biasa disebut sebagai BRIN Fire Hotspot. Dalam pengaplikasiannya, sistem BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional) Fire Hotspot dapat diakses secara langsung melalui aplikasi.
Di dalam aplikasi tersebut terdapat informasi titik panas (hotspot) yang dapat menyebabkan bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dengan menggunakan sistem penginderaan jauh dalam tautan hotspot.brin.go.id. Pemakaian penginderaan jauh ini sangat penting dalam penggunaan sistem pemantauan titik hotspot api seperti untuk mencegah dan mengendalikan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
“Sistem ini menggunakan data satelit penginderaan jauh untuk memantau titik panas atau hotspot yang merupakan tanda-tanda awal terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” terang Perekayasa Ahli Muda BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional), Hadi Rasidi (1/11/2023).
Mengingat bencana Karhutla (Kebakaran hutan dan lahan) merupakan salah satu bentuk permasalahan bencana yang dihadapi oleh Provinsi Kalimantan Timur karena pasti terjadi hampir setiap tahun. Provinsi Kalimantan Timur sendiri adalah salah satu provinsi yang sayangnya masih sering mengalami kejadian bencana karhutla (Kebakaran hutan dan lahan) yang lumayan besar setiap tahun.
Keberadaan sistem pemantauan penginderaan jauh ini tentunya sangat memudahkan usaha pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Diharapkan dengan pendeteksian dini ini bisa meningkatkan kapasitas SDM (Sumber Daya Manusia) untuk mengendalikan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) serta pengamanan hutan pada wilayah Kalimantan Timur demi mengatasi bencana tersebut di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Timur.
(ADV/NDA/BPBDKALTIM).