
KALIMANTAN TIMUR, JURNALKALTIM.COM – Pemberian imunisasi merupakan salah satu langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak dan remaja. Pemberian imunisiasi atau vaksinasi sejak dini ini, dapat mencegah maupun melindungi generasi muda Kalimantan Timur dari penyakit yang berpotensi serius hingga fatal bagi kesehatan mereka.
Orientasi Petugas Imunisasi RV dan HPV

Dinas Kesehatan bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Provinsi Kalimantan Timur, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menggelar pertemuan orientasi bagi petugas imunisasi dari sepuluh Kabupaten / Kota dalam rangka pelaksanaan imunisasi antigen baru.
Dalam pertemuan ini hadir beberapa narasumber ahli dan berkompeten di bidangnya. Pertemuan orientasi petugas pemberi imunisasi RV dan HPV se-Kalimantan Timur, yang berlangsung selama 2 hari, dan berlokasi di Fugo Hotel Samarinda.
Dua vaksin terbaru yang menjadi fokus utama dalam kegiatan ini adalah Rotavirus (RV) dan Human Papillomavirus (HPV). RV vaksin bertujuan mencegah diare berat dan komplikasinya pada anak-anak yang disebabkan oleh virus Rota, sedangkan HPV vaksin dirancang untuk mencegah kanker leher rahim (kanker serviks) pada wanita.
Salah satu perwakilan dari Kementerian Kesehatan, dr. Novayanti, menjelaskan pentingnya RV vaksin dalam mencegah diare berat pada anak-anak. Data tahun 2020-2022 menunjukkan bahwa kasus diare tinggi terutama di Samarinda dan Kutai Kartanegara (Kukar).
Namun, dr. Nova juga mengingatkan bahwa data tersebut mungkin belum mencakup seluruh kasus di wilayah tersebut, karena beberapa kabupaten/kota belum melaporkan kasusnya.
Sementara untuk HPV vaksin, program pemerintah saat ini memberikannya kepada remaja usia 11 tahun atau yang berada di kelas 5 SD. Kasus kanker serviks dinyatakan tinggi di seluruh Indonesia, bukan hanya di Kaltim.
”Untuk kasus rotavirus untuk pencegahan diare, yang memang tinggi di Kaltim. Menurut data tahun 2020 -2022 lebih banyak di Samarinda dan Kukar. Walaupun sebenarnya itu tidak bisa diambil patokan, karena bisa saja pengelola programnya belum lapor kasusnya. Karena ada juga kabupaten/kota yang tidak melapor. Sementara untuk kanker serviks kasusnya dinyatakan tinggi di seluruh Indonesia bukan hanya Kaltim,” jelas dr. Novayanti.
Dalam pertemuan ini, Kasi P2P Dinkes Kaltim, dr. Ivan Hariyadi, menjelaskan bahwa 85 Puskesmas perwakilan dari sepuluh Kabupaten / Kota diundang untuk membahas perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi imunisasi antigen baru.
Ivan Hariyadi juga menjelaskan tentang target usia penerima vaksin. HPV diberikan kepada anak kelas 5 SD atau usia 11 tahun, sementara RV vaksin diberikan pada bayi usia 2 hingga 7 bulan, termasuk persiapan penyimpanan vaksin yang harus memenuhi standar tertentu.
Kedua vaksin ini telah diluncurkan secara nasional sejak Agustus lalu. Hingga saat ini, progres penyaluran vaksin Rotavirus mencapai sekitar 80 persen, menunjukkan kesadaran masyarakat dalam melindungi anak-anak mereka.
Demikian pula dengan HPV, yang memiliki sasaran remaja wanita kelas 5 SD. Manfaat dari vaksin ini akan dirasakan ketika mereka tumbuh dewasa dan menjalani kehidupan pernikahan.
Kegiatan orientasi ini bukan hanya tentang kesehatan masyarakat, tetapi juga bagian dari upaya pemerintah dalam memperkenalkan vaksin Rotavirus dan HPV menunjukkan komitmen pemerintah untuk melindungi generasi muda dari penyakit yang dapat dicegah.
Ini adalah langkah penting dalam membangun masa depan yang lebih sehat dan produktif, serta menunjukkan keseriusan dalam mengatasi isu-isu kesehatan yang memiliki dampak sosial dan ekonomi yang besar.
Ketua ITAGI (Immunization Technical Advisory Group of Indonesia), yang juga hadir dalam pertemuan orientasi, menyoroti pentingnya vaksinasi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Dalam konteks politik, pelaksanaan imunisasi ini juga menggambarkan kerjasama yang erat antara Dinas Kesehatan Kaltim dan Kementerian Kesehatan. Kerjasama ini adalah contoh nyata dari bagaimana pemerintah daerah dan pusat dapat bersatu dalam rangka mencapai tujuan bersama dalam hal kesehatan masyarakat.
Upaya Pemberian Imunisasi Kepada Generasi Muda Kaltim
Dengan memberikan perlindungan terhadap penyakit yang bisa dicegah, dapat mengurangi beban penyakit di masyarakat dan memungkinkan anak-anak dan remaja untuk berkembang secara optimal, baik dari segi kesehatan maupun perkembangan intelektual.
Sementara Ketua PP KIPI (Komite Independen Pengawasan Imunisasi) menegaskan bahwa pengawasan ketat terhadap program imunisasi sangat penting. Ini adalah bagian dari tugasnya untuk memastikan bahwa vaksinasi dilaksanakan dengan benar dan aman. Hal ini juga memastikan keberhasilan program imunisasi, yang merupakan bagian integral dari sistem kesehatan nasional.
Kegiatan ini memperlihatkan bahwa upaya imunisasi bukan hanya tugas sektor kesehatan semata, melainkan juga melibatkan aspek politik yang kuat. Langkah-langkah ini mencerminkan peran pemerintah dalam menjaga kesejahteraan masyarakat, melindungi generasi masa depan, dan mempromosikan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Imunisasi yang tepat dapat menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan produktif, serta memastikan bahwa anak-anak dan remaja memiliki masa depan yang cerah dan bebas dari penyakit yang dapat dicegah.
Keseriusan dalam mengatasi isu kesehatan ini tidak hanya mencerminkan komitmen pemerintah, tetapi juga adalah langkah konkret dalam mewujudkan visi pembangunan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia. (ADZ/ADV/DINKESKALTIM)