28.1 C
Samarinda
Kalimantan TimurSamarindaAkmal Malik Ingatkan Dampak Negatif Medsos Kepada ASN

Akmal Malik Ingatkan Dampak Negatif Medsos Kepada ASN

banner diskominfo kaltim

Samarinda, JURNALKALTIM.com – Kemajuan teknologi informasi saat ini tidak bisa dipandang hanya sebelah mata. Dampak negatif medsos menjadi perhatian Pj Gubernur Kaltim yang mengingatkan kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN) agar lebih berhati-hati dalam menggunakan medsos.

Medsos dan Pemilu 2024

Menjelang pesta demokrasi Indonesia atau pemilihan umum (pemilu) Presiden dan Wakil Presiden di tahun 2024, saat ini kampanye sudah mulai bertebaran. Mulai dari kampanye konvensional seperti baliho-baliho, surat kabar, dan televisi, sampai kampanye digital lewat media sosial. Akmal Malik, Pejabat (Pj) Gubernur Kaltim, mengingatkan ke semua pihak untuk terus menjaga netralitas kepala daerah dan ASN terhadap pemilu.

Himbauan dari Pj Gubernur bertujuan untuk menjaga ketentraman dan kedamaian dalam demokrasi yang hingga kini telah berjalan dengan baik. Salah satu poin yang dibahas yaitu tentang penggunaan media sosial (medsos).

“Menggunakan media sosial diperlukan kehati-hatian. Apalagi dengan jari jemari pada saat menulis komentar atau memposting hal-hal yang berkaitan dengan politik,” kata Akmal.

dampak negatif medsos
Akmal Malik, PJ Gubernur Kaltim

Pj Gubernur mengingatkan kepada para ASN untuk tetap fokus pada pekerjaan utama mereka. Yaitu memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat sesuai dengan tanggung jawab yang ditugaskan. Jangan sampai penggunaan medsos memberikan efek negatif ke kinerja ASN.

Tak lupa Akmal juga memberikan nasihat tentang dampak negatif medsos yang disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. “Jika ada yang mencoba untuk mengarahkan informasi untuk tujuan yang lain, biarkan saja. Kita tidak bisa melarang burung untuk terbang di langit, tapi yang perlu kita hindari adalah jangan sampai mereka buang kotoran di atas kepala kita,” jelas Akmal ketika membeberkan nasihat dengan analogi. Diharapkan pemakaian analogi tersebut akan lebih mudah dipahami oleh para pendengar.

Dampak Negatif Medsos

Perubahan dalam pola hidup masyarakat mulai berubah seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Masyarakat tengah mengalami pergeseran etika, norma, dan budaya yang ada. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar memiliki keragaman suku, agama, dan ras akan merasakan banyaknya potensi perubahan sosial. 

Mulai dari berbagai usia dan golongan, saat ini hampir semua masyarakat Indonesia sudah memiliki gawai smartphone yang terkoneksi dengan internet. Di dalamnya pasti terdapat berbagai aplikasi media sosial yang siap untuk digunakan. Media sosial adalah sebuah media yang dijalankan secara daring, para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan konten.

Beberapa media sosial yang sudah memiliki nama besar di dunia antara lain Meta (Facebook dan Instagram), TikTok, X (ex-Twitter), Snapchat, dan Pinterest. TikTok menjadi aplikasi medsos yang paling banyak digunakan oleh kalangan anak muda saat ini. Sebenarnya medsos bisa dijadikan sebagai sarana untuk memperoleh dan menyampaikan informasi ke publik secara efektif dan efisien, asal digunakan dengan benar.

Eksistensi media sosial tidak dapat dipungkiri telah mempengaruhi perubahan sosial dalam masyarakat. Ada perubahan yang arahnya positif tapi ada juga dampak negatif medsos yang merugikan. Salah satu dampak negatif medsos adalah kecanduan atau penggunaan medsos yang melebihi batas kewajaran.

Dikutip dari Medical News Today, penelitian membuktikan bahwa seseorang yang terkena dampak negatif medsos hingga tahap kecanduan memiliki tanda-tanda sebagai berikut:

  1. Lebih suka bersosialisasi dengan komunitas yang dapat ditemukan secara daring, tidak lagi membutuhkan interaksi dengan orang lain di kehidupan nyata.
  2. Memandang seorang influencer sebagai kehidupan yang ideal, padahal itu hanyalah dunia maya. 
  3. Takut ketinggalan berita atau fear of missing out (FOMO).
  4. Pengalihan dari tekanan hidup di kehidupan nyata, lebih suka curhat di medsos karena merasa lebih mendapatkan perhatian.
  5. Kurangnya hubungan sosial di dunia nyata, baik dengan keluarga atau teman dekat.

Dalam sebuah jurnal penelitian dari Cyberpsychology yang berjudul “Social Media Addiction: Its Impact, Mediation, and Intervention“, disebutkan bahwa kecanduan medsos dapat dilihat juga sebagai bentuk kecanduan internet. Dimana seseorang menunjukkan dorongan untuk menggunakan medsos di internet secara berlebihan, hingga mengabaikan kebutuhan yang esensial. Kecanduan medsos di tingkat yang lebih parah bahkan bisa berdampak buruk ke kesehatan mental. (ADV/EL/DISKOMINFOKALTIM).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More