Kalimantan Timur, Jurnalkaltim.com – Dalam langkah strategis untuk mengokohkan kualitas pendidikan di Kalimantan Timur, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim telah mengambil inisiatif yang memungkinkan guru-guru penggerak untuk menduduki posisi kepala sekolah. Kebijakan ini diumumkan sebagai bagian dari dukungan kuat Disdikbud terhadap Program Guru Penggerak, yang bertujuan menghasilkan generasi emas yang kompetitif dalam kancah pendidikan global.
Peluang Emas bagi Guru Penggerak di Kaltim untuk Menjadi Kepala Sekolah
Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Disdikbud Kaltim, Armin, menyatakan bahwa inovasi ini bukan hanya sekadar penempatan posisi, melainkan juga sebagai sebuah gerakan bersama dengan stakeholder pendidikan untuk mengangkat mutu pendidikan di daerah tersebut. Pada konferensi pers, Armin mengungkapkan bahwa kesempatan ini terbuka lebar terutama bagi mereka yang bertugas di daerah-daerah terpencil di Kaltim.
“Butuh kepala sekolah yang muda dan energik. Kita tantang mereka, mau tidak mereka dikirim ke sana? Kalau mau ayo,” ujar Armin, menekankan pentingnya kepemimpinan yang dinamis di lingkungan pendidikan saat ini.
Pernyataan Armin tersebut didukung oleh hadirnya Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, yang menandakan betapa pentingnya sinergi antara kebijakan pusat dan implementasi daerah untuk suksesnya program ini.
Dalam proses pemilihan kepala sekolah baru, Disdikbud Kaltim tidak akan hanya berfokus pada aspek akademis saja, melainkan juga melihat bagaimana para guru ini bisa menjadi agen perubahan yang efektif.
Program Guru Penggerak sendiri merupakan inisiatif yang digagas untuk memastikan bahwa setiap guru tidak hanya berkualitas dalam mengajar, tetapi juga dapat menggerakkan dan menginspirasi siswa-siswanya. Para guru yang terpilih dalam program ini akan terus dipantau dan dievaluasi kinerjanya setiap tiga bulan sekali untuk memastikan bahwa mereka benar-benar menjadi katalisator perubahan yang diharapkan.
Kebijakan baru ini diharapkan dapat menjadi pondasi untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, khususnya saat Samarinda bersiap menjadi bagian dari Ibu Kota Negara (IKN) yang baru. Dengan upaya ini, Disdikbud Kaltim bertekad untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang siap mendorong siswa-siswanya untuk bersaing di tingkat global, sejalan dengan visi Indonesia 2045.
Samarinda Teguhkan Komitmen Pendidikan dengan 185 Guru Penggerak
Kota Samarinda, yang dikenal juga sebagai “Kota Tepian”, kini semakin mengukuhkan posisinya sebagai pelopor pendidikan berkat keberadaan 185 Guru Penggerak yang telah dan akan memainkan peran penting dalam transformasi pendidikan di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda, Asli Nuryadin, dalam sebuah wawancara pada hari Sabtu mengungkapkan, dari jumlah total 6.900 guru di Samarinda, terdapat 185 individu yang telah terpilih menjadi Guru Penggerak atau calon Guru Penggerak. Asli Nuryadin menjelaskan bahwa saat ini terdapat sebanyak 77 Guru Penggerak yang sudah mendapat pengakuan resmi dan ada 108 calon Guru Penggerak yang dengan antusias bersiap untuk menapaki jalur yang sama dalam program ini.
Guru-guru yang tergabung dalam Program Guru Penggerak ini tersebar mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar (SD), hingga sekolah menengah pertama (SMP) dan yang sederajat. Program ini sendiri tidak sembarang membuka kesempatan, melainkan mengedepankan seleksi yang ketat untuk memastikan kualitas terbaik dari pendidik-pendidik yang akan menginspirasi generasi muda.
Untuk menjamin terciptanya ekosistem pendidikan yang kuat, sebagian dari guru penggerak ini telah diberi penghargaan oleh Pemerintah Kota Samarinda dengan diangkat menjadi kepala sekolah. Hal ini sejalan dengan usaha peningkatan kualitas pendidikan yang diupayakan secara intensif oleh Disdikbud Kaltim, seperti yang telah diwartakan sebelumnya.
Asli Nuryadin mengajak lebih banyak guru untuk terlibat dalam Program Guru Penggerak. Ia menegaskan bahwa program ini merupakan peluang berharga bagi para pendidik untuk memperluas wawasan dan berperan aktif dalam meningkatkan standar pendidikan. Dia menggambarkan program ini sebagai platform optimal bagi para guru untuk mengejar kemerdekaan dalam belajar dan mempromosikan pendidikan yang berfokus pada siswa, yang menekankan pada peningkatan kualitas.
Selain itu, Asli menegaskan pentingnya Gerakan Nasional Revolusi Mental dalam pendidikan untuk memperkuat karakter siswa, serta tanggung jawab bersama antara pemerintah, swasta, masyarakat, dan orang tua dalam proses pendidikan. Menurutnya, pendidikan karakter harus menjadi prioritas semua sekolah untuk menciptakan generasi yang berakhlak dan memiliki nilai-nilai yang terkandung dalam Profil Pelajar Pancasila.
Profil Pelajar Pancasila, yang merupakan inisiatif dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim, mencakup enam indikator yang diharapkan dapat dijadikan pijakan bagi generasi mendatang, yaitu berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong, dan berkebhinekaan global.
Dengan komitmen kuat dari berbagai pihak, khususnya dari para pendidik yang tergabung dalam Program Guru Penggerak, Samarinda berharap untuk terus mencetak generasi yang tidak hanya mampu bersaing secara akademik, tetapi juga membawa nilai-nilai luhur sebagai bekal dalam berkontribusi bagi masyarakat, bangsa, dan dunia.(MUH/ADV/DISDIKBUDKALTIM).