23.8 C
Samarinda
Kalimantan TimurMenjadi Guru Penggerak Sebagai Tantangan dan Ajakan dari Disdikbud Kukar

Menjadi Guru Penggerak Sebagai Tantangan dan Ajakan dari Disdikbud Kukar

banner disdikbud

Samarinda, JURNALKALTIM.com – Guru Penggerak menjadi upaya dalam memajukan kualitas pendidikan oleh Disdikbud Kaltim. Melalui kepemimpinan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Kartanegara, Thauhid Afrillian Noor. Ia dengan tekad yang kuat, secara luas mengimbau seluruh tenaga pengajar pendidikan untuk mengambil peran sebagai guru penggerak guna merangsang perkembangan pendidikan di Kawasan Kaltim.

Guru Penggerak Sebagai Wujud Pelajar Pancasila

Thauhid menyuarakan pesannya dalam sebuah Forum Diskusi Pendidikan yang diprakarsai oleh Kolaborasi Balai Guru Penggerak Provinsi Kalimantan Timur dan Komisi X DPR RI.

“Kami mengundang semua tenaga pengajar di Kukar untuk aktif terlibat dalam peran guru penggerak,” ungkap Thauhid dengan tekad. Dia juga mengakui bahwa Kukar masih menghadapi tantangan dalam jumlah guru penggerak yang tersedia.

Dalam kenyataannya, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan Program ini. Beberapa di antaranya adalah kuota terbatas dan pembatasan usia yang menjadi alasan sedikitnya jumlah guru Kukar yang berhasil melalui seleksi program ini.

Thauhid juga memaparkan bahwa hasil dari program PGP ini telah terbukti meningkatkan kualitas para guru serta pendidikan di wilayah Kukar. Dampak positif ini akan tercermin dalam kualitas pembelajaran yang diberikan kepada murid-murid di berbagai sekolah.

Kualitas Manajemen Sekolah Merupakan Standar Penting

guru penggerak, disdikbud kukar
Menjadi Guru Penggerak Sebagai Tantangan dan Ajakan dari Disdikbud Kukar

Sejalan dengan pernyataan yang telah diumumkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), para guru yang mengikuti program ini memiliki peluang emas untuk juga menjabat sebagai kepala sekolah atau pengawas sekolah. Namun, tentu saja, langkah ini diikuti oleh tahapan seleksi yang ketat dan baku.

“Dalam situasi yang sama, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki tekad untuk memiliki kepala sekolah yang memiliki kompetensi yang tangguh. Salah satu syaratnya adalah keberadaan sebagai Guru Penggerak,” tambah Thauhid dengan keyakinan.

“Kami berharap bahwa seluruh lembaga pendidikan di Kukar bisa mengelola manajemen yang cemerlang dan mampu mengadopsi kurikulum merdeka secara cepat,” lanjutnya, menegaskan urgensi dari proses belajar-mengajar yang berkualitas bagi para siswa di lingkungan sekolah.

Beberapa Tokoh Penting Pendidikan Kaltim Juga Turut Hadir

Tidak hanya Thauhid, acara diskusi juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dalam dunia pendidikan. Di antara mereka adalah Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, serta Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (BPMP) Kalimantan Timur, Dr. Khairullah, M.Pd.

Wiwik Setiawati, M.Pd., yang menjabat sebagai Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Kaltim, juga memberikan pandangan dan arahan terkait upaya meningkatkan mutu pendidikan di wilayah tersebut. Semua pihak sepakat bahwa peran guru penggerak memiliki pengaruh yang besar dalam mencapai target perbaikan pendidikan yang lebih baik.

Apa itu Guru Penggerak?

Program Guru Penggerak merupakan inisiatif yang dilakukan oleh Kemendikbudristek dengan maksud untuk mempersiapkan para pendidik menjadi pemimpin pembelajaran dan pendorong transformasi dalam ekosistem pendidikan. Program ini mencakup serangkaian kegiatan, seperti pelatihan daring, lokakarya, konferensi, serta pendampingan berjangka waktu 6 bulan.

Calon peserta program harus melalui proses seleksi dan lolos tahap persyaratan sebelum dapat mengikuti PGP. Walaupun dalam pelatihan, para guru tetap menjalankan aktivitas mengajar seperti biasanya.

Dengan program ini, diharapkan guru penggerak mampu memberikan kontribusi sekolah sekolah dan komunitas pendidikan dengan beberapa cara di bawah ini.

  • Mengembangkan diri sendiri serta sesama guru melalui refleksi, kolaborasi, dan berbagi pengetahuan secara mandiri.
  • Menunjukkan kematangan moral, emosional, dan spiritual sesuai dengan etika profesi.
  • Merancang, melaksanakan, merefleksikan, dan mengevaluasi proses pembelajaran yang berfokus pada siswa dan melibatkan peran orang tua.
  • Bekerjasama dengan orang tua dan komunitas untuk memajukan sekolah serta mengembangkan kepemimpinan siswa.
  • Memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan komunitas di sekitarnya.

Selanjutnya, proses asesmen juga akan terus dilakukan terhadap guru penggerak oleh Kemendikbudristek. Asesmen mencakup tugas dan praktek selama pelatihan, masukan dari kolega, fasilitator, serta kepala sekolah, sekaligus pemantauan terhadap kemajuan prestasi belajar siswa. (MUH/ADV/DISDIKBUDKALTIM).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More