JURNALKALTIM.com – Kalimantan Timur (atau disingkat Kaltim) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di ujung sebelah timur Pulau Kalimantan. Provinsi Kalimantan Timur merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk terendah keempat di Nusantara. Ingin mengenal lebih jauh tentang provinsi yang masuk ke dalam zona Waktu Indonesia Tengah (WITA) ini? Simak penjelasannya di sini!

Provinsi Kalimantan Timur | |
Ibu Kota | Samarinda |
Hari jadi | 9 Januari 1957 |
Pemprov Kaltim | Pj Gubernur saat ini: Dr Akmal Malik Wakil Gubernur: – |
Luas daratan | 127.346,92 km² |
Luas perairan | 25.656 km² |
Provinsi Kalimantan Timur: Info Geografis dan Peta Wilayah
Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi Indonesia di Pulau Kalimantan bagian ujung timur. Provinsi Kalimantan Timur memiliki luas wilayah daratan mencapai 127.346,92 km² dan luas pengelolaan laut 25.656 km². Dengan luas tersebut, Kalimantan Timur hanya memiliki jumlah penduduk sekitar 3.941.766 jiwa pada tahun 2020. Kalimantan Timur juga merupakan provinsi terluas ketiga di Indonesia setelah Papua dan Kalimantan Tengah.
Info Geografis
Dengan luas wilayah dan letak geografis tersebut, Provinsi Kalimantan Timur terletak di rentang antara 113°44 hingga 119°00 Bujur Timur serta antara 2°33 Lintang Utara hingga 2°25 Lintang Selatan. Pada sebelah barat, provinsi ini berbatasan langsung dengan negara bagian Sarawak (Malaysia Timur), Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Sebelah utara berbatasan dengan Kalimantan Utara, kemudian dengan Kalimantan Selatan di sebelah selatan. Sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Selat Makassar.

Daerah Provinsi Kalimantan Timur sudah sejak dulu dikenal akan sumber daya alam kayu dan berbagai hasil pertambangan. Selain itu, daerah Kalimantan Timur memiliki ratusan sungai dan anak sungai yang tersebar di hampir seluruh wilayah kabupaten/kota, dengan Sungai Mahakam sebagai yang terpanjang. Sungai-sungai ini sering digunakan sebagai sarana angkutan utama di samping angkutan darat.
Tidak hanya sungai dan laut, wilayah Provinsi Kalimantan Timur juga memiliki banyak danau yang berjumlah 18 buah. Danau di provinsi ini cukup banyak berada di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Adapun yang terluas di wilayah Kalimantan Timur adalah Danau Semayang dengan area hingga 13.000 ha. Sedangkan Danau Melintang jadi yang terluas ke-2 dengan 11.000 ha.
Peta Wilayah
Sedangkan untuk Peta Kalimantan Timur, provinsi ini telah mengalami pertumbuhan dan perluasan dengan pembagian wilayah administrasi menjadi tiga kota dan tujuh kabupaten. 10 kabupaten dan kota tersebut juga terbagi menjadi 107 kecamatan dengan 1.032 desa atau kelurahan. Adapun, tiga kota tersebut adalah Kota Samarinda sebagai Ibu Kota Provinsi, Balikpapan, dan juga Bontang.
Sedangkan tujuh kabupaten di Kalimantan Timur meliputi Paser dengan Ibu Kota Tanah Grogot, Kutai Barat dengan pusat Sendawar, Kutai Kartanegara yang berpusat di Tenggarong, Kutai Timur dengan pusat Sangatta, Berau dengan pusat Kota Tanjung Redeb, Kabupaten Penajam Paser Utara dengan Ibu Kota Penajam, dan Mahakam Ulu yang pusat pemerintahannya merupakan pemekaran dari Kabupaten Kutai Barat dan berada di Kota Long Bagun.
Sejarah Terbentuknya Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Pembagian administratif daerah Provinsi Kalimantan Timur tersebut tidak hanya dilakukan berdasarkan profil wilayah dan letak geografisnya saja. Namun, sejarah panjang sejak sebelum masa kemerdekaan yang terjadi di dalam provinsi ini juga menjadi salah satu dasar penting dari pembagian wilayah administratif tersebut.
Sejarah Kalimantan Timur Sebelum Kemerdekaan
Pada masa lalu, wilayah ini mayoritas berupa hutan hujan tropis. Beberapa kerajaan berpengaruh juga berdiri di Kalimantan Timur, termasuk Kerajaan Kutai (yang menganut agama Hindu), Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Kesultanan Pasir, dan Kesultanan Berau. Bahasa yang berkembang di pusat-pusat kerajaan ini memiliki akar yang sama, yaitu dari rumpun bahasa Melayik.

Sedangkan, Belanda pertama kali mendarat di kalimantan timur tepatnya di sekitar hilir Sungai Mahakam. Namun kedatangan Belanda ini belum sampai tahap menjajah. Wilayah Kalimantan Timur, termasuk Paser, Kutai, Berau, dan Karasikan, juga pernah menjadi wilayah taklukan Maharaja Suryanata, gubernur Majapahit di Negara Dipa, hingga tahun 1620 pada masa Kesultanan Banjar.
Datangnya orang-orang Banjar kemudian membantu Kesultanan Kutai memperluas kekuasaannya terhadap masyarakat Dayak di pedalaman. Kemudian, orang Bugis datang pada tahun 1638-1654, ketika Belanda menguasai Makassar pada tahun 1667. Sultan Alauddin dari Kesultanan Gowa, Makassar, juga mengklaim pengaruhnya di Kalimantan Timur antara tahun 1620-1624.
Pengaruh ini dapat dilihat dari tanah sewaan Sultan Mustain Billah dari Makassar di wilayah timur dan tenggara Kalimantan, yang kemudian menjadi tempat berdagang bagi Kesultanan Makassar. Namun, berdasarkan perjanjian dengan VOC pada tahun 1635, VOC membantu Kesultanan Banjar mengembalikan wilayah Kalimantan Timur ke bawah pengaruh Kesultanan Banjar.
Pada tahun 1817 dan 1826, wilayah Kalimantan Timur secara resmi diserahkan kepada Hindia Belanda oleh Sultan Banjar. Belanda mulai menempatkan Asisten Residen di Samarinda pada tahun 1846. Wilayah Kalimantan Timur tetap di bawah pemerintahan kolonial Hindia Belanda hingga masa penjajahan berakhir.
Sejarah Pembentukan Kalimantan Timur Setelah Kemerdekaan
Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya tanggal 17 Agustus 1945, negara ini terdiri dari 8 provinsi, yaitu Sumatra, Borneo (Kalimantan), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil. Namun, selama perjuangan kemerdekaan (1945-1949), wilayah Indonesia mengalami perubahan karena Belanda berusaha menguasai kembali Indonesia. Pada saat itu, Belanda juga membentuk beberapa “negara boneka” di wilayah Indonesia.

Kalimantan Timur baru secara resmi bergabung dengan Republik Indonesia pada tanggal 10 April 1950. Sebelumnya pada awal 1950, rakyat Kaltim yang dipimpin oleh koalisi Front Nasional di bawah Abdoel Moeis Hassan, menuntut penghapusan swapraja (pemerintahan mandiri) yang ada di Kalimantan Timur dan menyatakan ingin bergabung dengan Republik Indonesia.
Tuntutan Front Nasional tersebut akhirnya dipenuhi oleh pemerintah lokal dan pusat. Setelah serangkaian pertemuan dan persetujuan pada Maret 1950, Kalimantan Timur akhirnya bergabung dengan Republik Indonesia. Proses penggabungan ini ditandai dengan serah-terima dari pemerintah Republik Indonesia Serikat kepada pemerintah RI, dengan saksi penting seperti Aji Raden Afloes dan Dr. Moerdjani.
Penggabungan Kalimantan Timur ke dalam wilayah RI ini menjadi sejarah yang signifikan, karena provinsi ini merupakan daerah pertama di luar Jawa dan Sumatra yang bergabung dengan RI setelah Konferensi Meja Bundar (KMB). Selama 6,5 tahun pertama setelah bergabung, Kalimantan Timur menjadi keresidenan di bawah Provinsi Kalimantan dengan ibu kota di Banjarmasin.
Hingga akhirnya pada tahun 1956, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berdaulat secara resmi. Wilayah administrasi Kalimantan Timur ini dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956. Adapun, gubernur pertama yang berhasil memimpin di Provinsi Kalimantan Timur saat itu ialah Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto.
Penutup
Itu dia profil Kalimantan Timur secara singkat, yang memuat penjelasan seputar info geografis, peta wilayah, hingga sejarah sebelum dan sesudah kemerdekaan. Dengan mengenal profil Kalimantan timur secara baik, harapannya masyarakat dapat termotivasi untuk mendukung dan membanggakan provinsi yang akan menjadi wilayah penunjang Ibu Kota Nasional (IKN) ini.