Kalimantan Timur, JURNALKALTIM.com – Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) merupakan merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan oleh pemerintah pusat Republik Indonesia (RI) dalam rangka melakukan pengembangan potensi pemuda Indonesia.
Akan tetapi seleksi yang diberlakukan juga tergolong sangat ketat. Meskipun begitu, nyatanya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) selama tiga tahun terakhir berhasil terpilih menjadi provinsi yang mengutus pemuda daerahnya ke luar negeri.
Kaltim Tak Pernah Absen Dalam Program Pertukaran Pemuda Antar Negara
Salah satu langkah pemerintah pusat untuk mengupayakan perkembangan potensi dan wawasan pemuda di Indonesia diwujudkan dengan menjalankan Program Pertukaran Pemuda Antar Negara. Dimana Pertukaran Pemuda Antar Negara ini merupakan program yang sudah lama dijalankan yaitu sejak tahun 1973, puluhan tahun silam. Pelaksanaan Program Pertukaran Pemuda Antar Negara ini memiliki tujuan untuk melakukan pengembangan generasi muda penerus bangsa dengan cara memperluas wawasan dan pengetahuan yang dimiliki.
Program ini nyatanya dalam pengelolaan kegiatannya berada dibawah tangan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia. Pihak Kemenpora Republik Indonesia tidak sembarangan dalam mengirimkan pemuda untuk mengikuti Program Pertukaran Pemuda Antar Negara ini. Hanya pemuda-pemudi terpilih yang berasal dari berbagai wilayah provinsi di Indonesia yang akan dikirimkan untuk menjalani Pertukaran Pemuda Antar Negara.
Program Pertukaran Pemuda Antar Negara atau biasa disebut dengan PPAN ini dijadikan sebagai sebuah ajang untuk menciptakan dan menggali potensi para kader muda nasional yang berasal dari berbagai kawasan wilayah provinsi yang terdapat di Indonesia melalui kerja sama internasional Indonesia bersama dengan negara-negara lain.
Akan tetapi, nyatanya Provinsi Kalimantan Timur dengan sangat mengagumkan dalam tiga tahun terakhir selalu berhasil meloloskan perwakilan utusan pemuda-pemudinya. Provinsi Kalimantan Timur yang terkenal dengan sebutan wilayah Seribu Sungai ini bahkan diyakini tidak pernah bolos dalam meloloskan pemuda-pemudi andalannya untuk menjadi utusan delegasi daerahnya supaya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program bergengsi tersebut.
Rasman Gading, yang mengemban tugas sebagai Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Pemuda Dispora Provinsi Kalimantan Timur, mengatakan bahwa padahal dalam kenyataannya proses seleksi yang diterapkan untuk menyaring pemuda-pemudi yang berkualitas untuk mengikuti Pertukaran Pemuda Antar Negara ini terbilang cukup besar. Hal ini merupakan pencapaian yang dapat dikategorikan sebagai prestasi yang sangat luar biasa. Ini disebabkan karena pada kenyataannya tidak semua provinsi di Indonesia yang dapat berhasil meloloskan utusan delegasinya dan memperoleh jatah partisipan Program Pertukaran Pemuda Antar Negara dari Kemenpora Republik Indonesia.
Sistem Seleksi Ketat Dalam Program Pertukaran Pemuda Antar Negara
Rasman Gading turut menjelaskan bahwa pada umumnya, sistem proses penyeleksian peserta untuk lulus menjadi utusan Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) ini melalui prosedur yang tergolong sangat ketat. Terdapat banyaknya pokok-pokok subjek yang dijadikan sebagai indikator atau tolak ukur dalam sistem penilaiannya. Termasuk di dalamnya hal-hal yang menjadi penentu bahwa peserta memiliki pengetahuan yang luas.
Dimana, para peserta diwajibkan untuk mempunyai pemahaman yang luas dan pengetahuan yang mumpuni mengenai hal yang berkaitan dengan wawasan kebangsaan. Para peserta seleksi PPAN dituntut harus mengetahui dan memahami identitas, sejarah, tradisi budaya,serta ragam nilai-nilai yang melekat yang dimiliki di dalam suatu bangsa di Indonesia.
Tidak hanya itu, kemampuan peserta dalam menguasai Bahasa Inggris dengan baik juga menjadi faktor penentu peserta seleksi dapat melanjutkan perjuangan untuk menjadi utusan daerah dalam Program PPAN. Mengingat, program ini merupakan program dengan skala internasional, sehingga harus mampu berbahasa Inggris dengan baik dan lancar sebagai bahasa resmi pemersatu bangsa negara-negara di dunia.
“Yang pasti itu bahasa Inggris. Peserta harus lulus tes TOEFL tingkat mahir dengan nilai tinggi,” ungkap Rasman.
Rasman Gading juga menambahkan bahwa partisipasi Provinsi Kalimantan Timur dalam Program PPAN ini nantinya akan memberikan dampak manfaat yang cenderung besar. Pasalnya, para peserta delegasi dari Benua Etam ini akan mendapatkan kesempatan untuk menjadi duta daerah ataupun nasional untuk dapat memperkenalkan budaya dan eksistensi Provinsi Kalimantan Timur ke dunia internasional. (RA/ADV/DISPORAKALTIM)