23.3 C
Samarinda
Kalimantan TimurPeringatan Kemerdekaan ke-78, Bendera Raksasa Dibentangkan di Simpang Lembuswana

Peringatan Kemerdekaan ke-78, Bendera Raksasa Dibentangkan di Simpang Lembuswana

Samarinda, JURNALKALTIM.com – Ratusan orang memadati simpang empat Lembuswana untuk memberikan penghormatan kepada bendera Merah Putih pada Peringatan Kemerdekaan. Pukul 10.17 WITA, suara terompet dan klakson bersahutan mengiringi pemandangan mengesankan dari bendera sang Saka Merah Putih yang membentang dengan megah, memiliki panjang 36 meter dan lebar 24 meter. Peristiwa ini bertepatan dengan peringatan kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia (17/8/2023).

Kemeriahan dalam Peringatan Kemerdekaan

Di lokasi di mana bendera Saka Merah Putih megah terbentang, terlihat sejumlah relawan mengenakan atribut dari berbagai satuan, yang dengan bangga mengibarkan bendera Merah Putih dari kendaraan mereka masing-masing. Bahkan, beberapa pengendara turut berhenti sejenak untuk memberikan penghormatan.

Dalam posisinya sebagai Inspektur Upacara, Kasat Lantas Polresta Samarinda, Kompol Creato Sonitehe Gulo, menyampaikan pesan bahwa hari peringatan kemerdekaan haruslah menjadi momentum bersatunya bangsa meskipun ada perbedaan pendapat dan latar belakang. Bahasa yang berbeda seharusnya tidak menjadi hambatan dalam menciptakan persatuan dan kesatuan yang kokoh.

Peringatan Kemerdekaan
Kasat Lantas Polresta Samarinda, Kompol Creato Sonitehe Gulo
Sumber Gambar : Tribun Kaltim

“Terutama menuju Pemilu 2024 ini, orang selalu melihat mereka ini sebagai tanda kita bisa mengusir penjajah dan memiliki kehendak sebagai orang bebas. Tapi kita lupa bahwa kemerdekaan itu berarti kita juga harus Bersatu, karena tanpa persatuan kita tidak akan bisa merdeka,” ujar Gulo.

Gulo, yang akrab disapa oleh masyarakat, melanjutkan bahwa upacara peringatan kemerdekaan tahun ini di Samarinda sangatlah meriah dan dihadiri dengan antusias tinggi oleh masyarakat. Semangat ini menunjukkan bahwa meskipun Indonesia terdiri dari beragam suku, budaya, dan bahasa, semangat persatuan masih tetap kuat.

“Memberikan pendapat, pandangan, silahkan saja tetapi persatuan dan kesatuan harus kita jaga dengan baik,” tegasnya.

Simbol Semangat Bersatu dalam Hari Kemerdekaan ke-78

Acara berlangsung dengan semarak hingga akhirnya mencapai puncaknya. Setelah upacara pengibaran bendera selesai dalam rangka memperingati HUT ke-78 Republik Indonesia, semua peserta upacara berkumpul dan berlari bersama menuju tengah perempatan. Mereka dengan penuh semangat mengibarkan bendera Merah Putih, menggambarkan kegembiraan atas peringatan kemerdekaan Republik Indonesia.

Dalam momen yang penuh makna ini, masyarakat Samarinda menyatukan diri untuk merayakan bukan hanya masa lalu perjuangan bangsa, tetapi juga untuk merayakan peringatan kemerdekaan sebagai sebuah anugerah yang harus dijaga dan dirawat bersama. Bendera Merah Putih yang megah berkibar di angkasa adalah simbol tangguhnya semangat persatuan dan nasionalisme, yang tetap hidup dan berkobar di hati setiap generasi Indonesia.

Merah Putih Berkibar: Jejak Sejarah Pengibaran Bendera Pertama Indonesia

Sebagai tambahan informasi, bendera Merah Putih pertama kali dikibarkan pada saat Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diselenggarakan pada tanggal 17 Agustus 1945. Bendera Merah Putih dijahit sendiri oleh Fatmawati, istri dari Presiden Soekarno.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul 10.00, Bung Karno membacakan teks Proklamasi di kediaman resmi Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Pusat. Setelah pengumuman teks tersebut, Bung Karno, Bung Hatta, dan semua undangan yang hadir turut serta dalam acara mengibarkan Bendera Pusaka.

Bendera tersebut diikat pada tiang bambu yang terletak di tengah lapangan. Tindakan mengibarkan bendera pada saat itu menandai momen kemerdekaan sekaligus identitas yang mendefinisikan bangsa Indonesia.

Bendera Merah Putih memiliki makna berani dan suci. Dimensi bendera nasional Republik Indonesia dibentuk dengan perbandingan panjang dan lebar yang identik dengan bendera Nippon, yakni tiga banding dua. Pilihan warna merah putih ini memiliki ikatan sejarah dengan zaman kejayaan Kerajaan Majapahit. Kedua warna merah dan putih ini juga ditampilkan dalam motif sembilan garis merah dan putih pada bendera kerajaan Majapahit.

Beberapa aspek menarik terkait dengan Sang Saka Merah Putih dapat diungkap. Salah satunya adalah ketika bendera merah putih pernah dibagi menjadi dua bagian untuk menghindari pengambilalihan oleh Belanda. Pada tanggal 4 Januari 1946, para pemimpin Indonesia pindah sementara ke Yogyakarta karena adanya ancaman terhadap keamanan mereka di Jakarta.

Pada saat itu, bendera merah putih juga dibawa bersama mereka dan dikibarkan di Gedung Agung. Namun, dua tahun setelahnya, tepatnya pada tanggal 19 Desember 1948, Yogyakarta jatuh ke tangan pemerintah Belanda.

Akhirnya, Ir. Soekarno menginstruksikan agar Bendera Pusaka dijaga oleh ajudannya, Husein Mutahar, untuk mencegah penyitaan oleh Belanda. Untuk melindungi bendera dari potensi pengambilan oleh pihak Belanda, bendera merah putih diuraikan menjadi dua bagian dan diangkut dengan menggunakan dua tas terpisah.
(Dty)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More