23.8 C
Samarinda
Kalimantan TimurNyamuk Wolbachia Jadi Senjata Baru Perangi DBD

Nyamuk Wolbachia Jadi Senjata Baru Perangi DBD

Kalimantan Timur, Jurnalkaltim.com – Inovasi memerangi penyakit DBD (Demam Berdarah) dengan menggunakan nyamuk Wolbachia akan segera diaktifkan di Benua Etam. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang PDP Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur, Basuki, yang menyatakan bahwa mulai tahun 2024 nanti, pihaknya akan segera melakukan proses evaluasi terhadap berjalannya pilot project dari upaya pengembangbiakan nyamuk Wolbachia yang berada di Kota Bontang.

Perangi Penyakit Demam Berdarah (DBD) dengan Nyamuk Wolbachia

Upaya budidaya nyamuk Wolbachia dilakukan demi mendapatkan data tentang seberapa tinggi tingkat efektivitas penanggulangan penyakit Demam Berdarah (DBD) dari nyamuk lokal terhadap nyamuk Wolbachia. Sampai pada saat ini, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur tengah fokus untuk melakukan pengembangbiakan jenis nyamuk Wolbachia. Nyamuk varian ini baru saja didatangkan dan sedang dalam masa penyiangan secara intensif.

“Nanti dievaluasi di tahun 2024 akhir, karna untuk bisa melaksanakan program itu, pembiakan telur Wolbachia itu dikirim dari Jawa jadi nunggu proses, jadi nanti yang di Bontang itu ketika telurnya sudah menetas diharapkan dia bisa kawin dengan nyamuk lokal maka nanti telurnya akan menjadi Wolbachia,” tutur Kepala Bidang PDP Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur, Basuki.

Nyamuk Wolbachia
Nyamuk Wolbachia Jadi Senjata Baru Perangi DBD

Basuki juga menuturkan bahwa seusai melakukan pengembangbiakan nyamuk Wolbachia berhasil maka pihaknya akan menyebarkan nyamuk tersebut ke seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Tapi tentu saja upaya penyebaran nyamuk Wolbachia butuh waktu yang lama agar bisa benar – benar berkembang biak secara merata di seluruh wilayah Bumi Etam.

Tapi periode penyebaran nyamuk Wolbachia tergolong cepat karena telah didukung oleh tibanya musim penghujan di provinsi Kalimantan Timur. Basuki pun mengaku dirinya optimis bahwa program perlawanan penyakit DBD (Demam Berdarah) dengan menggunakan nyamuk Wolbachia akan terus berjalan dengan lancar kedepannya sehingga kasus DBD (Demam Berdarah) di provinsi Kalimantan Timur bisa diminimalisir.

Mengenal Tentang Nyamuk Penurun Kasus Demam Berdarah

Dalam penjabaran sederhananya, nyamuk varian Wolbachia merupakan nyamuk Aedes Aegypti yang telah disuntik oleh bakteri Wolbachia. Bakteri Wolbachia inilah yang telah dibuktikan mampu menurunkan risiko dari penularan kasus penyakit Demam Berdarah (DBD) kalau tergigit. Hal ini disampaikan oleh Adi Untarini selaku peneliti utama dari riset nyamuk dengan bakteri Wolbachia.

Adi Untarini yang juga seorang Guru Besar Fakultas Kedokteran di Universitas Gadjah Mada menyebutkan bahwa nyamuk varian ini mampu memunculkan efek yang unik pada manusia yang ia gigit. Tapi, tenang saja. Efek dari gigitan nyamuk tersebut tidaklah berbahaya bagi manusia dan tidak perlu dikhawatirkan.

“Jadi efeknya memang seperti biasa saja saat digigit nyamuk. Tapi, tergantung orangnya juga, ada juga yang memang sudah biasa digigit nyamuk tapi tidak ada efek apapun,” ungkap Adi Untarini sebagai peneliti dan Guru Besar Fakultas Kedokteran di Universitas Gadjah Mada.

Adi Untarini juga menyatakan masyarakat tidak perlu merasa khawatir dengan keberadaan nyamuk Wolbachia karena tidak akan menimbulkan efek yang membahayakan. Berdasarkan hasil riset yang telah ia lakukan, bakteri Wolbachia tidak mampu berkembang dan hidup di dalam tubuh manusia karena ia hanya bisa tumbuh di sel – sel tubuh seekor serangga.

“Tidak akan bisa tumbuh di manusia. Perkembangbiakannya melalui proses kawin serangga dengan serangga. Jadi memang tidak ada efek negatif untuk manusia,” ucap Adi Untarini sebagai peneliti dan Guru Besar Fakultas Kedokteran di Universitas Gadjah Mada.

Sebagai peneliti utama, Adi Untarini, menilai nyamuk tersebut bisa berhasil menurunkan risiko pertumbuhan dari virus Dengue yang menjadi penyebab penyakit Demam Berdarah (DBD) hingga lebih dari 60%. Berdasarkan fakta tersebut, maka persentase rawat inap pasien dari penyakit Demam Berdarah bisa berkurang sampai 70%. (ADZ/ADV/DINKESKALTIM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More