23.5 C
Samarinda
Kalimantan TimurPenyaluran Vaksin DBD Akan Jalan Akhir Tahun, Dinkes Kaltim Pakai Jenis Vaksin...

Penyaluran Vaksin DBD Akan Jalan Akhir Tahun, Dinkes Kaltim Pakai Jenis Vaksin Qdenga

SAMARINDA, JURNALKALTIM.com – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur berencana melakukan penyaluran vaksin DBD mulai akhir tahun 2023. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) menyebut, bahwa pihaknya akan mendatangkan vaksin berjenis Qdenga sebanyak 20.000 dosis untuk Kota Balikpapan sebagai sasaran pertama.

Vaksin Qdenga Habiskan Anggaran Senilai 9,6 Milyar

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypty menjadi momok yang hingga kini belum bisa terselesaikan. Kehadiran wabah tersebut tidak hanya mengakibatkan komplikasi yang cukup parah, melainkan juga berpotensi menyebabkan kematian.

Oleh karena itu, kasus DBD perlu mendapatkan perhatian serius sebab mengancam keselamatan orang banyak, termasuk di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Kehadiran vaksin baru berjenis Qdenga pun, rencananya akan mulai disalurkan pada akhir tahun 2023 mendatang sebagaimana disampaikan oleh Jaya Mualimin selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim.

Perlu diketahui, kehadiran vaksin Qdenga rupanya membawa angin segar bagi kasus demam berdarah di Benua Etam. Menurut Jaya Mualimin, vaksin yang telah resmi diedarkan sejak tanggal 9 September 2022 lalu itu sangat berpengaruh untuk menekan angka kasus DBD di wilayahnya.

Bahkan, Kepala Dinkes Provinsi Kalimantan Timur itu juga mengaku optimis bahwa kasus demam berdarah akan mudah teratasi. Dimana rencananya, pihaknya akan melakukan penyaluran vaksin DBD di Kota Balikpapan sebagai sasaran utama sebanyak 20.000 dosis.

Lebih lanjut, Jaya Mualimin menuturkan pula terkait besaran biaya yang sudah dikeluarkan. Jika dinominalkan, maka pembelian vaksin Qdenga telah menghabiskan anggaran senilai 9,6 milyar, yang mana rencananya program tersebut akan terus dilanjutkan hingga di tahun-tahun mendatang.

Penyaluran Vaksin DBD
Penyaluran Vaksin DBD Akan Jalan Akhir Tahun, Dinkes Kaltim Pakai Jenis Vaksin Qdenga

“Mudahan di Desember ini sudah bisa jalan, kita anggarkan terus di tahun depan juga, ini dari APBD kita sendiri, 9,6 milyar itu cuma dapat 20 ribu dosis, kenapa di balikpapan karna tahun ini ad sekitar 800 kasus itu berasal dari sana,” tutur Jaya.

Kaltim Jadi yang Pertama Lakukan Penyaluran Vaksin DBD

Kasus demam berdarah dengue (DBD) menjadi salah satu fokus utama Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Kata Jaya Mualimin selaku Kepala Dinkes Kaltim, aksi tersebut merupakan salah satu keinginan Gubernur Isran Noor yang mengkhawatirkan banyaknya angka kematian akibat penyakit tersebut.

“Saya ingat waktu baru saja dilantik, secara khusus Pak Gubernur minta tolong difokuskan untuk DBD ini. Kalau nggak diurusin itu setiap minggu ada yang meninggal,” ujar dr Jaya Mualimin.

Rencananya, kegiatan penyaluran vaksin DBD akan dilakukan pada akhir tahun 2023. Dengan mendatang vaksin terbaru berjenis Qdenga, pihaknya pun telah menyiapkan anggaran senilai 9,6 milyar untuk 20ribu dosis yang akan disalurkan di Kota Balikpapan. Mengingat, angka DBD di kawasan tersebut cukup tinggi yakni sebanyak 800 kasus di tahun ini.

“Saya maunya launching vaksinasi DBD itu di akhir tahun 2023 saja, agar masyarakat bisa mendapatkan akses vaksinasi DBD. Pasalnya, vaksinasi ini sangat efektif mencegah DBD. Masyarakat bisa menikmatinya secara gratis, karena ini masuk program daerah,” ujar dr. Jaya Mualimin.

Melalui program penyaluran vaksin DBD itu, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur mentarget untuk menurunkan angka kasus demam berdarah sebanyak 50 persen. Bukan hanya itu, fakta lain juga dibeberkan oleh Jaya Mualimin yang mana menyebut bahwa penyaluran vaksin DBD ini merupakan yang pertama dan akan menjadi contoh bagi provinsi lainnya.

“Kalau kita bisa tekan angka kematian 50 persen nanti itu jadi hal luar biasa, projek ini juga jadi yang pertama di Kaltim,” katanya.

Perlu diketahui program garapan Dinkes Kaltim itu bertujuan untuk menekan angka kematian yang cukup serius akibat penyakit DBD. Bahkan jika dimungkinkan, Jaya menginginkan agar persentase tersebut menjadi zero alias nol persen.

“Sampai saat ini, angka anak meninggal dunia karena DBD hanya 0,53 persen, itu masih di bawah satu persen, tetapi alangkah baiknya jika angka kematiannya Zero, bagaimana caranya, salah satunya dengan pengendalian vektor,” ucap Jaya. (ADZ/ADV/DINKESKALTIM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More