25.5 C
Samarinda
Kalimantan TimurSamarindaNPC Menilai Fasilitas untuk Atlet Paralimpik Kurang Memadai

NPC Menilai Fasilitas untuk Atlet Paralimpik Kurang Memadai

BANNER (6)

Samarinda, JURNALKALTIM.com – Fasilitas untuk para atlet paralimpik atau difabel dinilai kurang diperhatikan seperti layaknya atlet normal. Hal ini disampaikan oleh Ketua Pengurus National Paralympic Committee (NPC) Provinsi Kalimantan Timur. 

NPC Berharap Atlet Paralimpik juga Didukung oleh Dispora

Suharyanto selaku Ketua Pengurus NPC Kaltim menyatakan bahwa terdapat kurangnya fasilitas olahraga khusus untuk atlet paralimpik di daerah Kaltim. Padahal menurutnya, kaum difabel juga butuh diberikan dukungan dalam mengembangkan karya dan prestasi. Salah satunya di bidang kompetisi olahraga. 

atlet paralimpik
Suharyanto, Ketua Pengurus NPC Kaltim

Anto, panggilan akrab Suharyanto berkata “Hingga saat ini, fasilitas olahraga yang dimiliki masih belum memadai. Bahkan beberapa daerah sama sekali belum menyediakan sarana aksesibilitas untuk atlet paralimpik”. Pihak NPC berharap agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim seperti Dispora dapat menyediakan fasilitas khusus bagi penyandang difabel. 

Contohnya ketika Pekan Paralimpik Provinsi (Peparprov) IV September di Berau. Peparprov adalah kegiatan olahraga untuk kaum disabilitas atau atlet paralimpik tingkat provinsi, biasanya terdapat juga kualifikasi khusus untuk penyandang cerebral palsy. Peparprov Berau tersebut akhirnya terpaksa dipindahkan ke Balikpapan karena kurangnya aksesibilitas di Berau.

Pengamatan dari Anto juga menunjukkan bahwa terdapat beberapa pengurus NPC di tingkat kabupaten atau kota yang masih kurang memahami pentingnya aksesibilitas untuk atlet paralimpik. Sehingga sering kali saat menggelar acara kompetisi olahraga,  anggaran dari pemerintah untuk mendukung NPC tidak tersedia. “Tentu kami dari pihak NPC berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap fasilitas untuk para atlet difabel. Mengingat aksesibilitas dan fasilitas bagi penyandang disabilitas termasuk dalam amanat Undang-Undang,” pungkas Anto. 

Hal ini diakui oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim, Agus Hari Kesuma. Agus mengatakan bahwa sarana untuk atlet paralimpik memang masih belum maksimal. Meskipun begitu, pihak Dispora tetap berkomitmen untuk memaksimalkan sarana dan prasarana yang ada, bahkan jika diperlukan akan bersedia berinvestasi demi meningkatkan kualitas aksesibilitas kaum difabel.

Fasilitas Ramah Disabilitas di Indonesia

Hak-hak keolahragaan yang harus didapatkan oleh penyandang disabilitas tertuang dalam Undang-undang No 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Diantaranya adalah kewajiban pemerintah dalam menyediakan kemudahan infrastruktur bagi disabilitas, dengan membangun bangunan gedung yang ramah disabilitas serta fasilitas-fasilitas penunjang lainnya.

Dalam Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) di Papua, pemerintah membuktikan komitmen untuk mendukung kaum difabel. Dengan tersedianya 24 hotel yang ramah disabilitas, hotel-hotel tersebut memang khusus disiapkan bagi atlet paralimpik di 12 cabang olahraga. Tak hanya itu, pihak panitia juga memastikan penggunaan fasilitas ramah disabilitas berlaku juga di fasilitas-fasilitas umum lainnya. 

Diantaranya menyiapkan infrastruktur untuk para atlet penyandang disabilitas. Mulai dari bandara udara, ruang ganti para atlet, dan yang paling penting tempat atau venue pertandingan yang sudah lolos uji kelayakan. Dukungan seperti inilah yang diharapkan oleh National Paralympic Committee (NPC) untuk terus dikembangkan lebih baik lagi. 

Hasil Kerja Sama dengan Korea Selatan 

NPC Indonesia menjalin kerja sama dengan Seoul Sports Association for the Differently-abled (SSAD) dari Korea Selatan. Kerja sama ini menghasilkan  rencana pembangunan pusat latihan khusus untuk atlet penyandang disabilitas. Pembangunan pusat latihan ini direncanakan akan berlokasi di Karanganyar.

Demi segera merealisasikan rencana tersebut, NPC Indonesia menggelar rapat koordinasi. Rapat ini dihadiri oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR). Pihak NPC menyatakan bahwa sejumlah keputusan positif berhasil dibuat untuk pengembangan pembangunan pusat latihan yang khusus untuk cabang olahraga paralimpik.

Pusat latihan disabilitas Karanganyar akan dibangun di atas lahan seluas 8 hektar. Pembangunan fasilitas latihan tersebut akan disesuaikan dengan taraf internasional untuk 12 cabor. Sejumlah sarana pendukung lainnya seperti gelanggang olahraga dan asrama yang bisa menampung hingga 500 orang juga akan dibangun. 

Namun pembangunan akan dilakukan dalam beberapa tahap. Dikarenakan anggaran belum tersedia secara penuh. Di tahap pertama, akan dibangun pusat latihan bagi delapan cabor dan asrama berkapasitas 300 orang.

Sementara itu, Direktur Prasarana Strategis Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Essy Asiah berharap pembangunan pusat latihan ini bisa segera terwujud. Karena jika berhasil, ini akan menjadi satu-satunya pusat pelatihan disabilitas terbesar yang ada di Indonesia. Kementerian PUPR juga akan sepenuhnya mendukung dengan mendesain rencana pembangunan, kemudian diadakan pelelangan kepada kontraktor.

(RA/ADV/DISPORAKALTIM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More