23.2 C
Samarinda
Kalimantan TimurKebakaran Lahan Seluas 0,5 Hektar di Giripurwa. Pemadam Kebakaran PPU Turun Tangan

Kebakaran Lahan Seluas 0,5 Hektar di Giripurwa. Pemadam Kebakaran PPU Turun Tangan

bpbd kaltim

Penajam Paser Utara, JURNALKALTIM.COM – Petugas pemadam kebakaran berupaya memadamkan kebaran lahan seluas 0,5 hektar milik Tri Muliadi. Upaya memadamkan api tersebut dibantu oleh BPBD, pemadam kebakaran, Polsek, DPKP pos Petung serta masyarakat. Hingga api bisa dipadamkan, penyebab kebakaran masih belum diketahui.

Dinas Pemadam Kebakaran Naikkan Status Kaltim Menjadi Siaga Hingga Akhir November

Pihak kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara menerima laporan perihal adanya kebakaran hutan dan lahan yang ada di RT 2 Desa Giripurwa. Menanggapi adanya laporan tersebut petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan pemadam kebakadan PPU langsung menanggapi dan mendatangi lokasi kejadian kebakaran. Kejadian itu terjadi pada Senin 20 November 2023.

pemadam kebakaran
Kebakaran Lahan Seluas 0,5 Hektar di Giripurwa. Pemadam Kebakaran PPU Turun Tangan

Menanggapi hal itu BPBD PPU, Budi Santoso mengatakan, usai menerima laporan masuk, Pusdalops BPBD langsung berkoordinasi dengan semua unsur terutama petugas pemadam kebakaran yang terkait dan menuju lokasi untuk melakukan pemadaman bersama.

Selain dari tim BPBD pihak polres Penajam Paser Utara (PPU) juga ikut membantu dalam memadamkan kebakaran Karhutla (Kebakaran hutan dan lahan). Pihak polsek Penajam Paser Utara dan petugas pemadam kebakaran menurunkan personilnya.

Kebakaran hutan di wilayah Kalimantan Timur seolah sudah menjadi hal yang lumrah. Padahal jika dilihat dari dampaknya masyarakat sekitar juga menanggung kerugian akibat dari kebakaran hutan tersebut. Oleh sebab itu penting untuk menjaga dan melestarikan hutan.

Umumnya penyebab kebakaran hutan di Kalimantan khususnya di Kalimantan Timur adalah disebabkan karena berbagai faktor, baik itu dari alam ataupun dari ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Di tahun 2023 Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) menetapkan status siaga Karhutla hingga akhir 30 November 2023.

Batas waktu penepatan tersebut berdasarkan pertimbangan dan berbagai masukan dari BNPB, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan maupun dari pihak BMKG. Sehingga ia menetapkan batas akhir Karhutla di bulan Nopember. Menjelang akhir Nopember status siaga telah berubah. Hal ini dikarenakan sudah memasuki musim penghujan.

Pemadam kebakaran yang memadamkan kebakaran dilahan seluas 0,5 hektar tersebut turut serta dibantu oleh DPKP Pos Petung, Ketua RT 02 dan ketua RT 16, Bhabinkamtibmas dengan cara penyemprotan menggunakan mesin portable milik BPBD PPU. Selain itu juga menggunakan pompa punggung milik DPKP Petung dan juga 2 unit mobil operasional milik BPBD PPU.

0,5 Hektar Lahan Terbakar Milik Tri Muliadi. Pihak Pemadam Kebakaran Masih Menyelidiki Penyebabnya

“Setelah adanya laporan masuk, Pusdalops BPBD langsung berkoordinasi dengan semua unsur terkait dan menuju ke lokasi untuk melakukan pemadaman bersama”, ujar Agus Tianur selaku Kepala BPBD Kaltim melalui Kepala BPBD PPU Budi Santoso.

Selain itu Budi juga menuturkan jika lahan yang terbakar tersebut seluas 0,5 hektar merupakan milik Tri Muliadi. Dan pada pukul 15.50 WITA kebakaran tersebut sudah selesai dilakukan pemadaman dan pendinginan juga sudah selesai, tuturnya.

Sedangkan untuk penyebab terbakarnya lahan milik Tri Muliadi tersebut masih dalam tahap penyelidikan. Namun, sementera material yang terbakar merupakan semak belukar dan juga pepohonan dan buah-buahan.

Menurut Dishut Kalimantan Timur (Kaltim) mengungkapkan jika hampir semua wilayah yang ada di Kaltim merupakan wilayah yang memiliki risiko terbakar, terutama bagi wilayah yang memiliki pola masyarakat berladang dan membuka lahan dengan cara membakar.

Umumnya penyebab kebakaran hutan dan lahan di suatu daerah diduga akibat kegiatan masyarakat yang hendak membuka lahan dengan mudah, yaitu dengan cara dibakar tanpa memikirkan beberapa dampak yang ditimbulkan.

Budi Santoso selaku Kepala BPBD Penajam Paser Utara menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat agar membuka lahan yang hendak digunakan untuk pertanian dengan cara yang lebih aman, sebab dalam merintis lahan tentu memerlukan waktu yang lama.

Membuka lahan dengan cara merintis selain aman dari kebakaran hutan dan lahan, hasil dari membuka lahan secara merintis pun bisa digunakan sebagai bahan kompos. Rumput dan dedaunan yang kering setelah terkumpul bisa dicampur dengan bahan pembuat kompos, dan cara itu tentu lebih bermanfaat daripada harus membakar hutan yang memiliki dampak yang tidak baik.

Budi Santoso juga menuturkan jika secara visual di lokasi Karhutla tersebut sudah padan dan tidak memiliki potensi munculnya titik api yang baru dan seluruh personil pemadam kebakaran yang terlibat dalam proses pemadaman kembali ke pos nya masing-masing. (ADV/NDA/BPBDKALTIM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More