
Samarinda, JURNALKALTIM.com – Stunting saat ini adalah salah satu penyakit yang tengah menjadi ancaman untuk sebagian besar keluarga Indonesia, tak terkecuali masyarakat Kalimantan Timur. Akan tetapi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur baru-baru ini telah berhasil menurunkan kasus stunting di Kalimantan Timur. Diharapkan, kasus stunting di Kalimantan Timur akan terus menurun hingga menyentuh target yang telah ditetapkan.
Dinkes Kaltim Menargetkan Kasus di Bawah 10 Persen
Jaya Mualimin selaku Kepala Dinkes Kaltim menerangkan bahwa di wilayah Kalimantan Timur, dari tahun ke tahun penurunan kasus stunting telah menunjukkan tren yang positif. Hal ini dapat dilihat dari tahun 2018, saat prevalensi kasus stunting di Kalimantan Timur menyentuh angka 28%. Sedangkan di tahun 2021, kasus tersebut berhasil turun hingga 22,8%.
Hasil ini menunjukkan bahwa dalam tiga tahun terakhir, kasus stunting telah sukses ditekan hingga lima persen lebih. Adanya hasil tersebut, membuat pihak Dinkes Kaltim menargetkan untuk terus menekan kasus stunting di wilayah Kaltim. Jaya mengharapkan, kasus stunting di Kalimantan Timur mampu menyentuh angka di bawah 10% di tahun 2026 mendatang.

“Koordinasi guna mengurangi stunting telah menjadi target gubernur. Kami memulai pada 2018 dengan angka 28%, dan pada 2021 angka itu merosot menjadi 22,8%, hampir turun lima persen. Dalam tiga tahun, harapan kami angka di bawah 10% tercapai,” ungkap Jaya pada Selasa (22/8/2023) ketika dimintai keterangan di Samarinda
Angka ini diberlakukan untuk mengatasi keterlambatan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang menuntut kasus stunting di Indonesia mencapai 14% pada 2024, atau turun setidaknya 3,8% per tahun. Jaya juga menegaskan bahwa pihak Dinkes Kaltim akan terus berusaha agar tujuan pemerintah dalam RPJMN dapat tercapai.
Untuk diketahui, stunting menurut WHO tahun 2020 adalah kondisi di mana balita memiliki tinggi badan jauh lebih pendek dibandingkan dengan usianya, atau kurang dari -2 standar deviasi (SD) dari kurva pertumbuhan. Meskipun begitu, tidak semua balita pendek otomatis mengalami stunting. Oleh karena itu, diperlukan diagnosis lebih lanjut oleh dokter anak.
Beberapa Program Dijalankan Untuk Menurunkan Kasus Stunting di Kalimantan Timur
Walaupun angka stunting sedang meningkat sekitar 1,1% saat ini, Dinkes Kaltim tetap bertekad untuk mempercepat penurunan stunting di Kalimantan Timur. Hal ini dijalankan lewat program-program seperti peningkatan peran Tim Pengendalian dan Pencegahan Stunting (TPPS) di semua kabupaten/kota serta pembagian makanan bergizi bagi ibu hamil.
Adapun untuk kelompok umur lainnya, Jaya juga turut menambahkan bahwa pihak Dinkes akan mulai memperluas jangkauan wilayah pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja-remaja putri. Aktivitas pemberian TTD ini akan digelar bersama di berbagai SLTA melalui rangkaian aksi bergizi, yang juga akan melibatkan dinas-dinas terkait.
Ternyata, berbagai upaya ini juga mendapatkan dukungan dari Pemprov Kaltim melalui alokasi dana bantuan 3,7 miliar Rupiah. “Saya berharap stunting ini menjadi perhatian serius. Makanya dengan alokasi anggaran kurang lebih Rp3,7 miliar diharapkan bisa mencegah dan menurunkan prevalensi stunting di Kaltim,” jelas Gubernur Kaltim, Isran Noor.
Di samping itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI juga memberikan panduan empat langkah bagi Dinkes dan Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) terkait upaya pencegahan stunting. Langkah-langkah tersebut dijelaskan dengan lebih rinci seperti berikut ini.
- Memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga berusia 6 bulan sebagai langkah penting dalam memberikan nutrisi yang optimal dan perlindungan terhadap infeksi.
- Memantau perkembangan anak secara berkala dan membawanya ke posyandu guna memastikan pertumbuhan dan kesehatannya terjaga dengan baik.
- Mengkonsumsi Tablet tambah Darah (TTD) secara rutin karena memiliki manfaat dalam mencegah anemia dan menjaga kadar hemoglobin yang sehat dalam tubuh.
- Memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang kaya nutrisi dan mengandung protein hewani pada bayi yang berusia di atas 6 bulan guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Dinkes Kaltim mengimbau masyarakat untuk tetap menjalani pola hidup sehat dan bersih. Disamping itu, diharapkan warga segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat ketika gejala penyakit muncul. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan penanganan cepat oleh petugas kesehatan dan juga dapat mengurangi risiko penyakit kronis yang lebih serius.
ADV//DINKES KALTIM//AG