Kalimantan Timur, Jurnalkaltim.com – Pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-95, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur (Kaltim), Agus Tianur, dengan konsisten berupaya menjaga keamanan wilayahnya dari ancaman bencana. Agus Tianur tidak hanya melihat ini sebagai tugas semata, tetapi juga sebagai peluang untuk melibatkan generasi muda dalam upaya tersebut.
Pentingnya Keterlibatan Generasi Muda dalam Visi BPBD Kaltim untuk Mitigasi Bencana
BPBD Kaltim berperan penting dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana. Agus Tianur berkomitmen untuk memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk turut serta menjaga daerahnya agar tetap aman dari berbagai bencana.
“Generasi muda itulah yang akan kelak menjadi pemimpin masa depan. Tapi pada prinsipnya bagi BPBD itu adalah bagaimana negeri ini aman dari bencana,” kata Agus Tianur yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim.
Ia sangat berharap agar Indonesia, khususnya wilayah Kalimantan Timur, menjadi negeri yang aman dan nyaman bagi semua warganya. Ia berupaya agar tidak pernah terjadi bencana yang menyebabkan kerugian jiwa dan kerusakan yang tidak diinginkan.
“Negeri minim dari segala masalah bencana, karena itulah kita tinggalkan warisan kepada generasi muda akan bumi yang nyaman layak huni dan minim dari bencana tersebut” tambahnya.
Melalui pendekatan ini, Agus Tianur ingin menanamkan kesadaran akan pentingnya kebencanaan dan kesiapsiagaan dalam diri generasi muda. Dalam hal ini, BPBD Kaltim berperan sebagai pionir yang memberikan contoh kepada generasi muda untuk menjaga keamanan wilayah mereka. Dengan demikian, harapannya adalah Indonesia, khususnya Kalimantan Timur, dapat menjadi contoh dalam menjaga keamanan dan mengurangi risiko bencana.
Agus Tianur menegaskan bahwa upaya ini harus terus dilakukan dengan semangat kebersamaan, karena keamanan daerah bukan hanya tanggung jawab BPBD, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh warga. Pemberdayaan generasi muda dalam upaya menjaga keamanan daerah dari bencana adalah langkah awal yang sangat penting dalam mencapai tujuan tersebut.
13 Potensi Bencana, BPBD Kaltim Siapkan Rencana Mitigasi yang Matang
Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) siap menghadapi 13 potensi bencana yang mencakup berbagai ancaman, mulai dari banjir hingga pandemi COVID-19. Pihak berwenang di wilayah ini telah melakukan langkah-langkah mitigasi yang sangat penting dalam menjaga keamanan daerah.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim, mengungkapkan bahwa potensi bencana di Kaltim mencakup berbagai jenis, termasuk banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem, abrasi, gempa bumi, karhutla, kekeringan, tanah longsor, tsunami, kegagalan teknologi, epidemi, wabah penyakit, likuefaksi, dan pandemi COVID-19.
Dalam upaya menghadapi ancaman ini, BPBD Kaltim telah fokus pada beberapa bencana yang kerap terjadi, seperti banjir, banjir bandang, karhutla, dan tanah longsor yang cenderung terjadi saat hujan lebat. Selama periode 2018-2022, tercatat 2.980 kejadian bencana, termasuk 970 kebakaran, 714 kejadian karhutla, 284 tanah longsor, 631 banjir, 35 angin puting beliung, 1 konflik, 84 kecelakaan sungai, 12 wabah penyakit, 3 gempa bumi dan tsunami, 2 abrasi, 54 orang tenggelam, serta 190 bencana lainnya.
Kota Samarinda menjadi wilayah dengan tingkat kejadian bencana tertinggi sebanyak 737 kali, diikuti oleh Balikpapan, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Berau, Penajam Paser Utara, Paser, Bontang, Kutai Barat, dan Kabupaten Mahakam Ulu.
Ketua BPBD Kaltim menekankan perlunya mitigasi yang terfokus pada potensi bencana utama, seperti banjir dan tanah longsor. Ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menekankan pentingnya pengelolaan tata ruang dan perizinan pembangunan yang berbasis mitigasi bencana.
Mitigasi bencana melibatkan upaya pengendalian daya rusak air yang ditekankan pada pencegahan, dengan melibatkan masyarakat serta tanggung jawab pemerintah pusat, daerah, pengelola sumber daya air, dan masyarakat. Upaya ini mencakup langkah fisik, seperti pembangunan sarana prasarana, serta langkah non-fisik, seperti pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.
Dengan mitigasi yang tepat dan keterlibatan semua pihak, Kaltim siap menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi di masa depan. Ini adalah langkah penting dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan masyarakat serta mengurangi dampak bencana yang mungkin terjadi.(ADV/NDA/BPBDKALTIM).