JURNALKALTIM.com – Perusahaan kapal selam OceanGate masih terus melalukan penjualan tiket untuk perjalanan bawah laut pada 2024 mendatang. Padahal, kapal selam Titan milik mereka pernah mengalami kecelakaan parah di dasar laut ketika sedang menjalankan wisata ekspedisi kapal titanic, Juni 2023 lalu. Bahkan sang pendiri OceanGate, berencana akan membuka wisata ekstrim lainnya di tahun-tahun mendatang.
Harga Tiket Kapal Selam Oceangate 2024 Hingga Rp3,7 Miliar

Sumber : OceanGate
Lebih lanjut, penjualan tiket tersebut tertera secara resmi pada situs OceanGate Expeditions, yang kembali menjual ekspedisi ke bangkai Titanic. Untuk tanggal sendiri, misi ke-1 telah dijadwalkan akan dilakukan pada 12-20 Juni 2024 mendatang. Sedangkan untuk misi ke-2 keberangkatan dijadwalkan pada 21-29 Juni 2024 mendatang. Harga tiketnya pun juga masih sama yaitu senilai Rp3,7 miliar per orang.
Dari segi fasilitas serta kelengkapan, kapal selam OceanGate juga masih menawarkan hal yang sama untuk para penumpang. Dimana mereka akan mendapatkan beberapa layanan termasuk untuk pelatihan dan perlengkapan ekspedisi. Penumpang juga akan mendapatkan fasilitas Wi-Fi meskipun kapal selam akan turun di kedalaman laut yang sangat rendah.
Sempat Berhenti Akibat Kecelakaan Kapal Selam
Di sisi lain, OceanGate secara resmi pernah menghentikan semua operasi eksplorasi bawah lautnya. Keputusan ini diambil dua minggu setelah kecelakaan kapal selam tragis, yang turut merenggut nyawa CEO dari perusahaan tersebut. Tindakan ini diambil ketika OceanGate sedang menghadapi sejumlah penyelidikan dan potensi tuntutan hukum sebagai akibat dari insiden kecelakaan kapal selam yang terjadi.
Menurut Kapten Jason Neubauer, Ketua Dewan Investigasi Marinir dari Penjaga Pantai AS, OceanGate juga berisiko menghadapi sanksi perdata atau pidana sebagai akibat dari peristiwa tersebut. “Masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan kapal Titan dan untuk membantu mencegah terjadinya insiden serupa di masa depan,” katanya, dalam sesi wawancara dengan media.
Dewan Investigasi Kelautan juga masih akan melakukan analisis lebih lanjut serta pengujian berdasarkan bukti-bukti kecelakaan kapal selam ini. Meskipun penyelidikan telah dimulai, Tom Haueter, seorang mantan penyidik dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, menyatakan bahwa proses penyelidikan ini bisa memakan waktu berbulan-bulan. Namun tragisnya, kapal selam OceanGate sudah membuka kembali tiket ekspedisi dengan riwayat mematikan tersebut.
Pendiri Oceangate Juga Berencana Buka Wisata Venus 2050
Namun, tidak hanya ekspedisi menuju Titanic saja. Guillermo Sohnlein, salah satu tokoh pendiri OceanGate, telah mengungkapkan visi ambisiusnya untuk merencanakan pengiriman sekitar 1.000 individu ke Planet Venus pada tahun 2050. Meskipun perusahaan ini mencuri perhatian dunia karena insiden tragis yang menimpa kapal selam mereka, semangat inovasi OceanGate tetap tidak tergoyahkan.
Sohnlein dengan penuh keyakinan menyatakan bahwa tujuan mereka untuk menjelajahi Venus pada tahun 2050 dan mengirim satu juta orang ke permukaan Mars pada tahun yang sama. Namun, proyek ambisius di Venus bukanlah satu-satunya upaya Sohnlein. Ia telah mengembangkan inisiatif terbaru dengan tujuan mengirim sekitar 1.000 manusia untuk menjalani kehidupan di atmosfer Venus pada tahun 2050.
Venus, sebagai planet kedua dari Matahari dalam tata surya, memiliki kondisi yang sangat tidak ramah bagi kehidupan manusia. Meskipun demikian, Sohnlein tetap optimis. Dia menyebutkan bahwa sekitar 30 mil di atas permukaan Venus terdapat lapisan atmosfer yang, menurut teori, dapat dimanfaatkan manusia untuk bertahan hidup karena suhu dan tekanan yang lebih rendah.
Pandangan Sohnlein ini merangsang pemikiran bahwa manusia mungkin memiliki peluang untuk beradaptasi dan bertahan di lingkungan yang sebelumnya dianggap sangat tidak mungkin. Dengan semangat dan tekadnya, Sohnlein bersama tim OceanGate berusaha mewujudkan eksplorasi yang dapat mengubah paradigma banyak orang ini untuk membawa harapan baru bagi masa depan eksplorasi luar angkasa.
Selain itu menurut Sohnlein, potensi kehidupan manusia di alam semesta selain Bumi juga masih penuh dengan misteri besar. Sehingga, ambisinya untuk menjelajahi Venus pada tahun 2050 adalah tonggak bersejarah dalam upaya manusia untuk mencapai bintang lain dalam tata surya setelah beribu-ribu tahun kehidupan.
===