24 C
Samarinda
InternasionalDampak Ketegangan China – Amerika Serikat,  China Larang Pejabat dan PNS Pakai...

Dampak Ketegangan China – Amerika Serikat,  China Larang Pejabat dan PNS Pakai iPhone

SAMARINDA, JURNALKALTIM.com, Pemerintah China melarang pejabat serta semua PNS untuk tidak memakai iPhone dan perangkat asing lainnya. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan China pada teknologi asing dan membatasi aliran informasi yang sensitif keluar negeri.

Dikutip dari Wall Street Journal, China melarang pejabat dan PNS untuk tidak menggunakan iPhone dan ponsel merek lainnya untuk dibawa bekerja ke kantor.

Ini Alasan China Larang Pejabat Menggunakan iPhone

Kebijakan larangan para pejabat menggunakan iPhone tak lepas dari memanasnya hubungan politik antara Amerika Serikat dan China. Disamping  itu, iPhone dinilai mempunyai  aturan privasi ketat yang menyulitkan petugas anti-korupsi untuk menyelidiki HP para oknum yang dicurigai sebagai koruptor.

Sementara Financial Times yang mengutip enam sumber anonim mengatakan, China telah meminta lembaga pemerintah dan perusahaan milik negara termasuk perusahaan teknologi nuklir dan rumah sakit untuk berhenti menggunakan ponsel iPhone.

iPhone, China larang pakai iphone
Dampak Ketegangan China – Amerika Serikat, China Larang Pejabat dan PNS Pakai iPhone
Ilustrasi NET

“Larangan tersebut memperluas pembatasan sebelumnya, yang mengharamkan penggunaan iPhone untuk bekerja.” Demikian laporan Financial Times

Ketegangan AS – China dilaporkan terus meningkat. Awal bulan lalu, Presiden Joe Biden menandatangani perintah eksekutif untuk memberlakukan blok dan peraturan,terhadap investigasi teknologi  tinggi AS di China, yang mencerminkan semakin ketatnya persaingan antara dua negara tersebut.

Salah satu pejabat Gedung Putih menyampaikan, melalui KTT G-20 India  Joe Biden akan menggunakan sebagai kesempatan untuk  usulan bagi negara – negara berkembang dan berpendapatan menengah yang akan meningkatkan kekuatan pinjaman Bank Dunia dan Moneter Internasional hingga sekitar 200 miliar dollar AS atau Rp 3,07 kuadriliun.

Biden terus menekankan, bahwa AS dan sekutunya adalah mitra ekonomi dan keamanan yang lebih baik ketimbang China.

Pemerintah China melarang penggunaan iPhone untuk pejabatnya merupakan aksi balas dendam dari kebijakan serupa yang diambil  oleh pemerintah Amerika Serikat. Mulai dari pelarangan TikTok di tingkat negara bagian, melarang penjualan chip AI hingga pelarangan penggunaan hardware dari ZTE dan Huawei.

Alasan pertama China melarang penggunaan iPhone untuk bekerja bagi pejabat pemerintah untuk meningkatkan keamanan nasional. Selain itu, China juga mengurangi dampak teknologi luar. Seperti yang diketahui bahwa iPhone merupakan produk perusahaan teknologi asal Amerika yaitu Apple.

Selain itu, China sedang berusaha mengurangi ketergantungan pada teknologi asing selama lebih dari satu decade. Hal tersebut dilakukan dengan meminta perusahaan yang bekerjasama dengan negara seperti bank untuk beralih ke perangkat lunak buatan dalam negeri.

Beijing mulai meningkatkan kampanye tersebut pada tahun 2020 saat pimpinan negaranya mengusulkan model pertumbuhan yang disebut sirkulasi ganda. Tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan pada pasar dan teknologi luar negeri seiring dengan meningkatnya kekhawatiran atas keamanan data.  

Larangan penggunaan iPhone ini boleh jadi sebagai pertanda buruk bagi Apple, mengingat China merupakan pasar luar negeri terbesar bahkan penjualan di China mewakili sekitar seperlima dari total pendapatan Apple tahun lalu.

Saham Apple Merosot Dampak Pelarangan Pakai iPhone di China

Disamping itu, Apple juga memproduksi sebagian besar perangkat iPhone di sejumlah pabrik di China. Sampai saat ini  belum diketahui bagaimana nasib produksi perangkat Apple selanjutnya.

Dilansir dari CNBC, valuasi saham Apple merosot sekitar 3% pada Kamis, usai turun 4% sehari sebelum nya  pada Rabu 6 September 2023. Harga saham Apple di Dow Jones Industrial Average menurun 2,9 persen.

Turunnya saham Apple ini membuat perusahaan mengalami rugi hingga USD 200 miliar atau setara dengan Rp. 3.030 triliun dalam kurun waktu tiga hari. Selain itu saham Apple juga masuk dalam kategori kinerja terburuk.

Sebagai informasi, kawasan Asia Pasifik yakni China, Hong Kong dan Taiwan merupakan pasar ketiga terbesar bagi perusahaan Apple yang merupakan besutan Steve Job. Tercatat bahwa kawasan Asia Pasifik menyumbang lebih dari 18% dari total pendapatan Apple yang tercatat mencapai USD 394 juta atau sekitar Rp. 6.042 triliun.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More