JURNALKALTIM.COM – Dalam rangkaian acara IFLA World Library and Information Congress ke-88 yang diselenggarakan di Rotterdam, Belanda, terdapat momen istimewa yang mengundang decak kagum. Selain menghadirkan beragam materi kongres yang mendalam, negara-negara peserta juga turut memamerkan kekayaan budaya mereka.
Udeng Bontang dan Batik Khas Kaltim dengan bangga diperkenalkan oleh Delegasi Kalimantan Timur (Kaltim), Indonesia ketika mengunjungi stan pameran dari berbagai negara, dan berhasil memukau peserta dunia.
Batik Khas Kaltim dan Udeng Bontang: Mencuri Perhatian Dunia Internasional Lewat IFLA
Momen tak terlupakan ini mencuri perhatian banyak peserta kongres dari berbagai penjuru dunia. Salah satu sorotan utama adalah penampilan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kaltim, M. Syafranuddin, yang memukau para pengunjung dengan gaya berbusana khas Kalimantan Timur, terutama Udeng Bontang yang dikenakannya.
Keindahan motif dan makna yang terkandung dalam batik khas Kaltim ini berhasil membuat banyak peserta dari luar Indonesia yang terpesona. Budaya lokal Kaltim ini diperkenalkan oleh degelasi Kaltim dikemas dengan menarik dan sukses mencuri perhatian dunia dalam acara ini.

Menurut informasi yang dilansir oleh Humas DPK Kaltim, seorang peserta dari Australia, Sandra, tidak bisa menyembunyikan kekagumannya ketika menerima Udeng sebagai cenderamata dari delegasi Kaltim. Udeng tersebut bukan hanya sekadar aksesoris, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya yang mendalam dari Kaltim.
Sementara itu, seorang pegawai Perpustakaan Arab Saudi, Muhammad Abdullah, mengaku sangat terkesan dengan keanekaragaman Batik Indonesia, termasuk Batik Khas Kaltim. Batik Indonesia adalah salah satu kekayaan budaya Indonesia yang patut diapresiasi oleh dunia.
Namun, yang paling menarik adalah saat seorang fotografer asal Belanda menunjukkan minatnya terhadap Udeng yang dikenakan oleh seorang pria yang akrab disapa Ivan, anggota delegasi Kaltim. Fotografer tersebut dengan antusias bertanya kepada Ivan tentang nama dan keunikan dari Udeng tersebut. Ivan, dengan senang hati, menjelaskan makna dan asal-usul Udeng yang dikenakannya.
Ivan juga menyadari betapa besar ketertarikan fotografer tersebut terhadap budaya Kaltim, dan dengan ramah, ia melepas Udengnya dan memberikannya sebagai kenang-kenangan kepada sang fotografer.
“Terima kasih telah mengagumi karya Indonesia. Udeng ini saya serahkan kepada Anda sebagai kenang-kenangan,” ujar Ivan dengan senyuman.
Tindakan yang dilakukan oleh delegasi Kaltim ini menyoroti betapa pentingnya mengenalkan kekayaan budaya lokal di kancah internasional. Ini bukan hanya menjadi sebuah momen penting dalam IFLA World Library and Information Congress 2023, tetapi juga sebuah bukti nyata bahwa kekayaan budaya Indonesia, khususnya yang berasal dari Kaltim, memiliki daya tarik yang mampu menghipnotis dunia internasional.
Promosi Budaya Kaltim di Dunia Internasional
Tidak dapat disangkal bahwa pameran budaya dan seni dari berbagai negara di IFLA World Library and Information Congress 2023 telah menjadi ajang yang sangat berharga untuk memperkenalkan kekayaan budaya setiap negara kepada dunia. Indonesia, dengan keberagaman budayanya, telah sukses mempromosikan warisan budayanya melalui Batik Khas Kaltim dan Udeng Bontang.
Batik Khas Kaltim, dengan motif-motif khas dan warna-warna yang mencerminkan keindahan alam Kaltim telah berhasil menarik perhatian banyak peserta dari luar negeri. Batik ini tidak hanya sekadar kain berwarna-warni, tetapi juga sebuah karya seni yang sarat dengan makna dan sejarah. Pengenalan Batik Khas Kaltim melalui momen ini dapat menjadi langkah awal untuk mempopulerkannya di tingkat global.
Selain Batik, Udeng Bontang juga menjadi daya tarik tersendiri. Udeng Bontang, atau sorban tradisional Kaltim, Bontang, merupakan salah satu simbol kebanggaan bagi masyarakat setempat. Ketika seorang fotografer Belanda menunjukkan minatnya yang besar terhadap Udeng yang dikenakan oleh Ivan, hal ini menggambarkan betapa nilai-nilai budaya lokal dapat menarik perhatian dan menginspirasi orang dari berbagai latar belakang budaya.
Keberhasilan delegasi Kaltim dalam mempromosikan Batik Khas Kaltim dan Udeng Bontang di IFLA World Library and Information Congress 2023 adalah sebuah pencapaian yang patut dicontoh. Ini juga merupakan sebuah pengingat bagi kita semua tentang pentingnya melestarikan dan mempromosikan warisan budaya kita di tingkat internasional.
Budaya Kaltim: Harta Berharga yang Harus Dilestarikan
Kekayaan budaya Kaltim, seperti Batik Khas Kaltim dan Udeng Bontang, merupakan harta berharga yang harus kita jaga dan lestarikan. Budaya adalah cerminan dari sejarah dan identitas suatu daerah, dan oleh karena itu, penting bagi kita untuk melestarikannya agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
Pengenalan kekayaan budaya Kaltim di IFLA World Library and Information Congress 2023 adalah langkah positif dalam menjaga warisan budaya ini tetap hidup dan relevan. Melalui promosi seperti ini, kita tidak hanya memperkenalkan budaya kita kepada dunia, tetapi juga menciptakan kesempatan untuk pertukaran budaya yang berharga antara Indonesia dan negara-negara lain.
Keberhasilan delegasi Kaltim ini dapat menjadi pembelajar dalam mempromosikan budayanya di kancah internasional. Setiap daerah di Indonesia memiliki kekayaan budaya yang unik, dan dengan upaya bersama, kita dapat mengangkat kekayaan ini ke tingkat global.
Menyuarakan Kekayaan Budaya Indonesia ke Seluruh Dunia
IFLA World Library and Information Congress 2023 di Rotterdam, Belanda, telah menjadi panggung penting bagi Indonesia, khususnya Kalimantan Timur, untuk memamerkan kekayaan budayanya kepada dunia. Batik Khas Kaltim dan Udeng Bontang berhasil mencuri perhatian dan menginspirasi peserta dari berbagai negara.
Tindakan delegasi Kaltim dalam mempromosikan budayanya adalah contoh yang inspiratif tentang pentingnya melestarikan dan mempromosikan warisan budaya lokal. Semua daerah di Indonesia memiliki harta berharga dalam bentuk budaya yang patut dijaga dan dihargai.
Dengan berbagai upaya seperti ini, kita dapat memastikan bahwa warisan budaya Indonesia akan terus bersinar di tingkat internasional dan menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang.
(PERPUSKaltim/Dty)