24.1 C
Samarinda
InternasionalBanjir Besar di Derna, Libya, Tenggelamkan Lebih Dari 2.000 Jiwa

Banjir Besar di Derna, Libya, Tenggelamkan Lebih Dari 2.000 Jiwa

JURNALKALTIM.COM – Bencana banjir besar telah menyapu kota Derna, Libya Timur, setelah badai kuat yang melanda wilayah ini. Fenomena alam ini tidak dapat terelakkan dan menyebabkan keprihatinan atas nasib lebih dari 2.000 orang yang dikhawatirkan tenggelam.

Kejadian alam ini semakin kronis setelah dua bendungan tua runtuh akibat tekanan air yang besar dan melepaskan aliran air dari sungai dengan debit air yang cepat dan bervolume besar ke wilayah kota.

Runtuhnya Bendungan dan Dampaknya

Bencana banjir besar ini terjadi setelah dua bendungan tua runtuh akibat tekanan air yang besar, melepaskan aliran sungai yang bergerak dengan cepat, yang kemudian membanjiri sebagian besar wilayah kota.

Video yang beredar secara online memperlihatkan kehancuran besar di Derna, dengan seluruh pemukiman di sepanjang sungai yang mengalir melalui pusat kota hancur lebur. Bangunan-bangunan apartemen yang dulunya berdiri jauh dari sungai sebagian besar telah tertimbun oleh lumpur yang dibawa oleh aliran air.

banjir besar
Perkiraan Banjir Besar di Derna, Libya, Tenggelamkan 2.000 Jiwa
Foto : The Press Office of Libyan Prime Minister / AFP

Warga yang tinggal di flat di dekat sungai mungkin tidak sempat menyelamatkan diri ketika banjir bandang datang. Mereka baru menyadari kejadian ini ketika mendengar ledakan di tengah malam.

“Setelah matahari terbit, kami pergi ke jalan-jalan Derna, tetapi jalan-jalan sudah tidak ada,” ungkap salah seorang warga Derna.

Selain itu juga, salah seorang warga Derna, Ahmed Mohamed, dilansir dari sebuah media mengatakan bahwa saat kejadian banjir besar ini menghantam rumahnya, ia beserta keluarganya sedang tidur dan ketika bangun ia melihat air sudah mengepung rumah dan mengalami kesulitan saat mencoba keluar rumah.

Korban Jiwa dan Pernyataan Prihatin Perdana Menteri Pemerintah

Peristiwa tragis ini terjadi dalam situasi panasnya persaingan antara dua pemerintah di Libya, yang telah berlangsung selama satu dekade, dan menyebabkan upaya penyelamatan dan penanganan bencana menjadi sangat sulit untuk dilakukan dan dijangkau.

Pada hari Senin (11/09/2023), perwakilan pemerintah yang berbasis di timur Libya, Perdana Menteri Ossama Hamad, mengungkapkan rasa kekhawatiran serius terkait hilangnya ribuan orang setelah hujan lebat selama akhir pekan.

Red Crescent di Benghazi mencatat jumlah bahwa korban tewas dampak dari bencana banjir besar ini mendekati 250 jiwa. Situasi di Derna disebut oleh para pemimpin lokal sebagai sebuah bencana alam dan diluar kendali.

Mayor Jenderal Ahmed Al-Mismari, juru bicara tentara Libya di timur, menginformasikan perkiraan populasi sebuah kota sekitar 100.000 warga dan ia mengestimasikan bahwa korban jiwa yang hilang saat ini mencapai 5.000 hingga 6.000 orang di Derna.

Kais Fhakeri dari Red Crescent mengatakan bahwa pihaknya mencatat setidaknya 150 jiwa korban tewas akibat runtuhnya bangunan, dan diperkirakan jumlah korban tewas akan terus meningkat, mungkin mencapai 250. Ia juga mengungkapkan bahwa situasi ini sangat mengkhawatirkan.

Namun, karena komunikasi terputus dan administrasi yang terganggu oleh pertempuran berkepanjangan, belum ada angka pasti terkait korban jiwa yang tewas dalam bencana banjir besar ini.

Badan-badan bantuan dan negara-negara Teluk Persia (Gulf States), seperti Uni Emirat Arab telah memberikan bantuan darurat ke wilayah ini. Mereka mendesak bantuan berupa makanan, air, dan tandu, untuk membantu warga yang terdampak banjir besar ini.

Banjir Besar di Derna Terasa Hingga di Beberapa Titik Lainnya

Bencana banjir besar ini juga menghanyutkan kendaraan, seperti yang terekam dalam rekaman yang disiarkan oleh TV Almostakbal Libya timur. Beberapa jalan utama, seperti antara Sousse dan Shahat, juga mengalami kerusakan serius, yang mengancam situs arkeologi Kirene yang terdaftar di UNESCO.

Parlemen Libya yang berbasis di bagian timur telah mengumumkan tiga hari berkabung, sementara saingan mereka. Perdana Menteri Libya yang diakui PBB yang berbasis di Tripoli di barat Libya, Abdulhamid al-Dbeibah, juga mengumumkan tiga hari berkabung di semua kota daerah bencana yang terkena dampak dari banjir besar ini.

Pemerintah Dbeibah dan diakui oleh Bank Sentral Libya, telah menyalurkan dana ke departemen pemerintah di seluruh negeri. Sementara itu, empat pelabuhan minyak utama di Libya, yaitu Ras Lanuf, Zueitina, Brega, dan Es Sidra, telah ditutup sejak Sabtu malam.

Badai ini telah melanda wilayah timur Libya, terutama di kota pesisir Jabal al-Akhdar dan Benghazi, yang mengakibatkan pengumuman jam malam dan penutupan sekolah-sekolah selama beberapa hari.

Dewan Kota Derna bahkan menyatakan di halaman Facebook resmi mereka bahwa situasi ini adalah bencana dan di luar kendali. Mereka mendesak intervensi internasional dan pembukaan koridor laut karena mayoritas jalan di kota ini rusak parah.

Situasi ini menunjukkan eskalasi yang sangat serius dalam krisis yang sudah lama berlangsung di Libya, dan membutuhkan respons darurat dan bantuan internasional demi mengupayakan pulihnya Derna dan wilayah yang terdampak.

Harapan dan Doa Dunia Kepada Masyarakat Derna

Harapannya, bantuan Internasional segera mencapai Derna untuk membantu korban yang terdampak oleh bencana ini. Dengan bantuan ini, penyelamatan dapat dilakukan dengan cepat dan efisien, dan korban yang selamat dapat segera mendapatkan perawatan medis dan bantuan yang mereka butuhkan.

Pemerintah setempat diharapkan dapat bekerja sama dengan badan-badan bantuan dan komunitas internasional untuk memulihkan kota ini dan mengatasi dampak jangka panjang dari bencana ini, serta memastikan keamanan dan kesejahteraan warga Libya di masa depan. Semoga Derna dan wilayah sekitarnya dapat segera pulih dengan kuat dan menjadi solid setelah menghadapi bencana ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More