24 C
Samarinda
Kalimantan TimurPilot Projek Vaksin DBD Indonesia Diuji Di Kaltim

Pilot Projek Vaksin DBD Indonesia Diuji Di Kaltim

Samarinda, JURNALKALTIM.COM – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) telah menggelar Rapat Persiapan Pilot Program Vaksin DBD Dinkes Prov. Kaltim yang dilangsungkan di OP Room II Dinkes Kaltim pada 24 Agustus 2023. Dimana dalam rapat tersebut Dinkes Kaltim turut bekerja sama dengan beberapa perwakilan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kaltim, Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Kaltim, Fakultas Kedokteran UNMUL, Fakultas Kesehatan Masyarakat UNMUL, Perwakilan WHO, Takeda, dan Biofarma.

Pilot Projek Vaksin DBD Sebagai Upaya Menekan Angka Kasus DBD Di Kaltim

Dinkes Kaltim tengah gencar melakukan berbagai upaya untuk menekan angka kasus DBD yang terjadi di wilayah Kaltim. Dilansir dalam laman website  Diskominfo Provinsi Kaltim, Dinkes Kaltim telah melaporkan bahwa terdapat 39 kematian dari 5.841 kasus DBD yang tercatat sepanjang tahun 2022 dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,66% dan Incidence Rate (IR) 158,2/100.000 jiwa penduduk. Dimana jumlah ini meningkat dari tahun 2021 yang tercatat terdapat 29 kematian dari 2.898 kasus DBD dengan CFR 0,76% dan IR 78,1/100.000 jiwa penduduk.

Sementara itu untuk tahun 2022, pada bulan September dan Oktober terjadi peningkatan kasus DBD dengan jumlah terbanyak. Dimana terjadi sebanyak 621 kasus pada bulan September dan 656 kasus pada bulan Oktober.

Dengan data yang mengalami peningkatan ini, Pemerintah Provinsi Kaltim khususnya Dinkes Kaltim berupaya untuk menekan persentase kasus DBD dan persentase angka kematian dengan menjalankan pilot program vaksin DBD. Dimana menurut Jaya Mualimin selaku Kepala Dinkes Prov. Kaltim, apabila pengujian ini berhasil, pilot projek vaksin DBD di Kaltim ini menjadi daerah percontohan program yang pertama kali dilakukan di Indonesia dan akan diteruskan ke wilayah lainnya.

vaksin DBD
Kepala Dinkes Prov. Kaltim, Jaya Mualimin

“Jika pilot project ini berhasil maka akan menjadi percontohan pertama di Indonesia dan dapat dilanjutkan ke kab/kota lainnya di Kaltim” ungkap Jaya pada Rapat Persiapan Pilot Program Vaksin DBD.

Selain melakukan vaksin DBD dan tengah mempersiapkan pilot project vaksin DBD, Dinkes Kaltim turut mengimbau seluruh warga untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan yang terdekat di daerah masing-masing bila gejala DBD yang dialami semakin serius sehingga dapat segera dirujuk ke rumah sakit setempat. Kemudian, Dinkes Kaltim secara terus menerus melakukan sosialisasi terkait penerapan gerakan 5M Plus ke seluruh masyarakat Prov. Kaltim.

Gerakan 5M Plus tersebut mencakup, senantiasa menguras dan membersihkan tempat-tempat penampungan air seperti ember, bak mandi, dan tempat penampungan air lainnya, Lalu memastikan tempat penampungan air seperti drum maupun kendi selalu tertutup rapat. Kemudian membiasakan untuk mendaur ulang wadah atau barang bekas yang dapat berpotensi sebagai tempat perkembangan sarang nyamuk. Mengubur barang-barang bekas yang tidak terpakai yang dapat menadah air. Menaburkan bubuk abate (pembunuh larva nyamuk) di tempat yang sulit dibersihkan. Selanjutnya, menghindari diri dari gigitan nyamuk.

Seiring dengan penerapan gerakan 5M Plus yang tengah digencarkan oleh pemerintah Prov. Kaltim, Kementerian Kesehatan RI pun menggalakkan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik. Gerakan ini dilakukan dengan memilih salah satu dari anggota keluarga di salah satu rumah untuk menjadi Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang nantinya secara rutin akan memeriksa kebersihan rumah dan tempat penampungan air di rumah-rumah daerah setempat.

Kenali Ciri-Ciri Gejala DBD

Seperti namanya, Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus Dengue akibat nyamuk Aedes Aegypti yang menggigit tubuh manusia. Nyamuk ini ditandai dengan warna hitam dengan belang-belang putih di tubuhnya. Virus yang dibawa oleh gigitan nyamuk ini kemudian menginkubasi selama 4-10 hari sehingga kemudian akan menunjukkan gejala virus DBD selama 4-6 hari.

Ciri-ciri gejala DBD yang pertama kali timbul yaitu demam tinggi mencapai lebih dari 38°C, kemudian diikuti dengan mual, sakit kepala, nyeri otot dan ulu hati, muncul bintik-bintik merah pada kulit, hingga mengalami gusi berdarah dan mimisan.

Jika penanganannya terlambat, penderita akan mengalami gejala DBD berat hingga menimbulkan kematian. Adapun gejala DBD berat ditandai dengan kesadaran akan menurun, tekanan darah rendah dan terus menurun, sulit bernafas, muntah dengan cairan hitam, pendarahan hingga dapat mengakibatkan terganggunya sistem peredaran darah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More