Kalimantan Timur, jurnalkaltim.com – Simulasi evakuasi gempa bumi sudah semakin gencar digelar di berbagai daerah, termasuk Kalimantan Timur. BPBD Kaltim menggelar kegiatan ini dengan meriah dan menghadirkan para pemateri ternama dan ahli di bidangnya.
Simulasi Gempa Bumi Digelar BPBD Kaltim, Ini Rangkaian Acaranya
Provinsi Kalimantan TImur termasuk kategori daerah yang juga mengalami bencana gempa bumi baik di wilayah kota atau kabupaten, seperti Kutai Barat berkekuatan 4,6 SR (Skala Richter), Kabupaten Berau 3,9 SR, Mahakam Ulu 4,6 SR dan di daerah yang lainnya. Pusat gempa dari semua wilayah di atas ada yang berasal dari lautan dan daratan.
Akibat gempa bumi di berbagai daerah tersebut, membuat beberapa kerusakan seperti bangunan, rumah atau korban jiwa yang membutuhkan proses evakuasi. Proses itu tidak mudah, sehingga perlu teknik khusus agar para korban bisa diselamatkan dengan cepat dan tepat. Untuk program penyelamatan korban ini, perlu adanya simulasi evakuasi gempa bumi di berbagai daerah yang rawan bencana
Untuk pembelajaran lebih lanjut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar cara simulasi evakuasi gempa bumi yang dilaksanakan di gedung Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPb) Kaltim pada Jum’at (29/11).
Serangkaian acara simulasi evakuasi gempa bumi cukup beragam,mulai dari kegiatan pemberian materi tentang manajemen kebencanaan dan narasumbernya berasal dari Pengelola Bahan Perencanaan Bidang Pencegahan yang Kesiapsiagaan BPBD Kaltim, Johan Wahyudi, kemudian dilanjutkan oleh Analis Kebijakan Ahli Muda oleh Sugeng Priyanto, yang membawakan materi terkait penanganan kedaruratan
Menurut Kepala Bidang Analis Kebijakan Ahli Muda, Sugeng Priyanto mengatakan, Acara simulasi evakuasi gempa bumi dilakukan agar semua pegawai di Kanwil DJPb memiliki kemampuan dan bekal dalam membantu para korban. Mereka yang sudah terlatih nantinya bisa membantu dan mengevakuasi para korban bencana alam baik gempa bumi atau yang lainnya.
“Bagaimana Tim Satgas yang sudah terbentuk dari pegawai Kanwil DJPb Kalimantan Timur melakukan kaji cepat dan melaksanakan peran tugasnya,” kata Sugeng.
Menurut Sugeng, para pegawai di simulasi evakuasi gempa bumi dilatih untuk melakukan evakuasi korban yang ada di gedung, penanganan korban yang telah tertimpa material, dan terakhir ada evakuasi korban ke ambulance lalu dilanjutkan ke rumah sakit terdekat. Dengan semua rentetan kegiatan tersebut, Sugeng menilai semua kegiatan berjalan dengan baik dan hasilnya maksimal.
“Pelaksanaan dilakukan Tim Satgas cukup baik dengan jumlah respon timenya 20 menit,” katanya.
Dengan semangat dari para pemateri dan peserta, Sugeng mengucapkan terima kepada semua pegawai Kanwil DJPb Kalimantan Timur karena telah mempercayakan kepada BPBD Kalimantan Timur. Para pemateri dengan senang hati mendampingi dan membantu semua peserta di kegiatan simulasi evakuasi gempa bumi.
“Ini sebagai bukti kita untuk ikut sertakan peran fungsi pentahelix, bencana urusan bersama sehingga kita dapat sekaligus mensosialisasikan kegiatan yang ada di BPBD Kaltim,” ujarnya.
Pentingnya Simulasi Evakuasi Gempa Bumi di di Wilayah Rawan Bencana Alam
Keberadaan simulasi sangatlah dibutuhkan di setiap bencana khususnya daerah yang rawan gempa bumi. Para petugas atau peserta di simulasi itu nantinya akan dibekali materi, sehingga punya kemampuan kesiapsiagaan dari berbagai bencana yang nantinya akan datang.
Adanya kegiatan itu dilakukan karena upaya pencegahan bencana tidak terbatas pada BNPB, BPBD saja. berbagai pihak seperti media massa, akademisi dan semua masyarakat sekitar harus ikut memberikan bantuan. Untuk itu, semuanya perlu dididik dengan benar dengan simulasi evakuasi gempa bumi agar bisa ikut andil ketika bencana datang di suatu daerah. Meski demikian, berbagai pihak yang bertugas lebih diutamakan lebih memahami proses simulasi agar evakuasi korbannya dilakukan dengan benar.
Beberapa akademi menilai, bahwa simulasi bencana ini perlu dipahami oleh setiap orang dan perlu menyentuh ke tahap bawah. Sehingga, anak-anak yang masih menjalani studi dan orang dewasa lain perlu memiliki kemampuan dan ikut dalam simulasi tersebut.
Alasan itu sangat masuk akal karena bencana alam seperti gempa bumi datangnya tidak dapat diprediksi dan bisa saja datang setiap saat. Belum lagi, kejadiannya berulang-ulang dan bisa saja terjadi setiap tahun. Untuk itu, perlu kesiapan yang lebih dari semua pihak baik anak hingga orang dewasa di setiap daerah. (ADV/NDA/BPBDKALTIM)