23.3 C
Samarinda
Kalimantan TimurPercepatan Penurunan Stunting di Provinsi Kaltim, Dinkes Kaltim Pasang Target Ini

Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Kaltim, Dinkes Kaltim Pasang Target Ini

SAMARINDA, JUNALKALTIM.com, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) menargetkan penurunan kasus stunting di Provinsi Kaltim menjadi 12,38 persen di tahun 2024. Untuk mencapai target tersebut membutuhkan metode dan strategi baru serta kerja sama dari semua pihak.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Jaya Mualimin menjelaskan, penurunan stunting di Provinsi Kaltim tahun 2024 direncanakan melebihi target nasional 14 persen. Dalam hal ini, Dinkes Kaltim memasang target 12,83 persen stunting turun di 2024.

Kasus Stunting di Provinsi Kaltim Masih Di Angka 20 Persen

Pada Selasa 23 Agustus 2023, Jaya Mualimin memaparkan, atas instruksi Gubernur Isran Noor bahwa target penurunan angka stunting di Provinsi Kaltim lebih rendah daripada target nasional. Target nasional mencapai angka 14 persen, sedangkan Kaltim sendiri memasang target 12,38 persen.

Penurunan Stunting, dinkes kaltim
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Jaya Mualimin

Untuk bisa mencapai target tersebut, Kaltim saat ini harus bisa turun di angka 16,8 persen untuk mendapatkan angka 12,83 persen di tahun 2024.

Jaya Mualimin juga menyampaikan, bahwa pemerintah daerah harus bekerja keras dan membangun kolaborasi dengan semua pihak guna menurunkan angka kasus stunting di Kaltim.

Untuk mencapai angka tersebut, perlu membutuhkan waktu satu setengah tahun atau 18 bulan, karena survei SSGBI dilakukan pada bulan September. Seperti diketahui intervensi stunting membutuhkan waktu 6 bulan.

Menurut Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Kalimantan Timur Sunarto, saat ini bukan saatnya lagi bermain di tataran rapat, administrasi dan regulasi, melainkan bagaimana melaksanakan intervensi baik itu yang berisiko stunting ataupun stunting. Jika mampu dan tepat dilakukan maka angka stunting akan menurun.

Dalam upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi Kaltim memerlukan metode dan strategi baru yang lebih berkesinambungan mulai dari hulu hingga hilir. Menurut survei SSGBI angka stunting di provinsi kaltim dari 22,8 persen menjadi 23,9 persen dan naik 1,1 persen.

Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, Kabupaten Kukar penyumbang kasus stunting tertinggi di Kaltim yakni 27,1 persen. Dari data SSGI 2022 juga menunjukkan bahwa angka kasus stunting di sejumlah daerah di Provinsi Kalimantan Timur masih di atas 20 persen.

Angka kasus stunting di Kota Samarinda tercatat 25,3 persen, Kabupaten Kutai Timur sebanyak 24,7 persen, Kabupaten Kutai Barat 23,1 persen. Kabupaten Paser sebanyak 24,9 persen, Kabupaten Penajam Paser Utara sebanyak 21,8 persen, Kota Bontang sebanyak 21 persen dan Kabupaten Berau sebanyak 21,6 persen.

Untuk daerah yang kasus stuntingnya sudah di bawah 20 persen pada 2022 hanya Kota Balikpapan (19,6 persen) dan Kabupaten Mahakam Ulu (14,8 persen).

Pentingnya Cegah Stunting Demi Terciptanya Generasi Unggul

Jaya menjelaskan bahwa Peraturan Gubernur Nomor 56 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Daerah pangan dan Gizi Kalimantan Timur Tahun 2019 sampai 2023 telah diterbitkan guna mendukung upaya penurunan angka kasus stunting.

“Kolaborasi kerja berbagai pihak  menjadi kunci untuk memastikan konvergensi antar program hingga ke tingkat desa atau kelurahan untuk menurunkan stunting.” imbuhnya

Gubernur Isran Noor juga menyampaikan, semua harus terlibat. Ini menyangkut masa depan. Karena anak – anak ini merupakan generasi penerus bangsa. Bagaimana bisa mencapai visi Indonesia Emas Tahun 2045 jika modal dasarnya yakni anak – anak bangsa mengalami stunting.

Selain itu, pemerintah terus mendorong masyarakat supaya menjalankan gaya hidup sehat seperti makanan makanan yang bergizi dan rajin berolahraga. Dan juga pemerintah perlu memperhatikan 3 kelompok sasaran yaitu ibu hamil, remaja putri (pranikah) dan balita dimana 1000 hari pertama kehidupan agar memperhatikan kesehatan serta asupan makanan yang bergizi.

Stunting merupakan kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi pendek dibandingkan dengan rata – rata anak seusianya. Guna mengatasi dan mencegah stunting, pemerintah menjalankan program intervensi gizi spesifik dan sensitif.

Intervensi gizi spesifik meliputi upaya untuk mengatasi penyebab langsung stunting seperti penanganan infeksi dan penyakit menular, perbaikan kesehatan lingkungan serta pemenuhan kebutuhan gizi ibu dan balita.

Sedangkan intervensi gizi sensitif mencakup upaya penyediaan sarana sanitasi dan air bersih, peningkatan akses terhadap pangan bergizi serta peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan. (Adv/DinkesKaltim/AG)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More