30.9 C
Samarinda
Kalimantan TimurPenanganan Sampah Diprioritaskan, DLH Kaltim Ingin Terapkan Prinsip 3R

Penanganan Sampah Diprioritaskan, DLH Kaltim Ingin Terapkan Prinsip 3R

banner diskominfo kaltim

Kalimantan Timur, jurnalkaltim.com – Penanganan sampah harus diutamakan agar sampah yang ada di Kalimantan Timur tidak semakin banyak. Demi mengupayakan itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalimantan Timur melakukan rapat Koordinasi se-regional Kalimantan Timur. Ada banyak pembicara yang hadir dalam rapat dan DLH Kaltim ingin menerapkan prinsip 3R. 

Dorong Penanganan Sampah, DLH Adakan Rapat Koordinasi

Kalimantan Timur masih mengalami masalah dalam hal penanganan sampah dan diperkirakan jumlahnya akan terus bertambah. Ini akan terjadi jika dinas terkait tidak segera mengelola sampah dengan baik. 

Dari data Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), sampah di Kalimantan Timur secara keseluruhan sebanyak 791.828 ton selama 2022. Dari total tersebut, rata-rata sampah didominasi oleh sampah organik 56,23% dan anorganik sebanyak 44,72%. 

Dari sekian sampah yang terkumpul, sampah rumah tangga yang paling banyak sekitar 55,97%, perkantoran 3,12%, pasar 6,5%, kawasan 15,83%, dan fasilitas publik 10,13%

Pada tahun 2022, Kalimantan Timur berhasil melakukan penanganan sampah hingga 87,09%. Lalu sisanya, 12,91% masih belum dikelola dan 67% sampahnya sudah berakhir di TPA. 

Untuk pengelolaan sampah, Kalimantan Timur memiliki target ada pengurangan hingga 30% di tahun 2025. Maka, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim menekankan ke setiap Pemerintah Daerah baik kota atau kabupaten untuk menyusun strategi terbaik agar penanganan sampah bisa mencapai 70% atau lebih.

penanganan sampah
Penanganan Sampah Diprioritaskan, DLH Kaltim Ingin Terapkan Prinsip 3R

Demi kelancaran dan membuat strategi maka DLH Kaltim memberikan fasilitas berupa Rapat Koordinasi Prasarana dan Sarana di TPA atau TPST se Kalimantan Timur dan lokasi acara dilangsungkan di Purwokerto

Acara yang diadakan DLH Kaltim dihadiri oleh para narasumber seperti Asisten II Pemkab Banyumas, Junaidi, membawakan materi Implementasi Pengelolaan Sampah di Kabupaten Banyumas, Balai Prasarana Permukiman wilayah Kaltim, Fatmawati Agustina,  dengan pembahasan terkait Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan di Kalimantan Timur dan terakhir Windi Adriani Jafung Pedal Ahli Pertama membawakan materi Kebijakan Pengurangan dan Penanganan Sampah.

Jumlah peserta di Rapat Koordinasi berjumlah 65 orang dan mereka berasal dari Anggota Pokja AMPL Kaltim, DLH Kabupaten atau Kota se Kaltim, Perangkat Daerah Provinsi Kaltim.

Rifaddin Rizal selaku Kepala DLH, Rifaddin Rizal menyampaikan, bahwa pengelolaan sampah dapat diawali dengan memilah sampah dari sumber yang ada. Setelah itu, ia meminta beberapa pihak untuk menerapkan skema pengembangan sampah dengan cara 3R (reduce, reuse, recycle).

“Yaitu mengoptimalkan rantai nilai pengelolaan sampah di sumber dengan penerapan konsep ekonomi sirkular, dan membangun industrialisasi penanganan sampah melalui pemanfaatan teknologi dan peningkatan fasilitas pengolahan sampah yang dikelola secara profesional serta terintegrasi,” tutur Rizal.

Salah satu dari narasumber ada yang mencontoh daerah yang mampu melakukan penanganan sampah dengan baik, yakin Kabupaten Banyumas. Daerah ini mendapatkan predikat sebagai wilayah pengelola sampah terbaik se-Asia Tenggara. Kini, Banyumas sering dijadikan kiblat bagi daerah lain di Indonesia bahkan negara-negara tetangga dalam penanganan sampah. 

Konsep penanganan yang dilakukan dimulai dari hulu ke hilir dan melibatkan masyarakat. Pihak-pihak terkait di daerah itu memang menerapkan 3R dan bagian TPA hanya bertugas sebagai residu saja. 

Penanganan Sampah dengan 3R

Prinsip 3R cukup populer dan sering dijadikan cara terbaik untuk mengurangi sampah di setiap daerah. Salah satu dari prinsip tersebut ada reduce, dimana pengelola bisa memanfaatkan barang atau sampah yang dapat dipakai berkali-kali. Misalnya tas belanja dengan bahan kuat dan bisa dimanfaatkan lebih dari satu kali saat berbelanja barang. 

Lalu ada reuse, menekankan prinsipnya lebih ke memanfaatkan sampah untuk dialihfungsikan ke sesuatu yang berbeda. Contoh abu yang keluar dari pembangkit listrik dapat diolah untuk bahan utama pembuatan beton. 

Terakhir ada recycle, memanfaatkan sampah untuk didaurkan ulang agar mampu menjadi barang baru dan menghasilkan. Contohnya batok kelapa yang bisa digunakan sebagai alat untuk membuat lampu pijar. (ADV/EL/DISKOMINFOKALTIM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More