24 C
Samarinda
Kalimantan TimurKonsumsi Panganan Lokal, Bisa Cegah Stunting Pada Anak

Konsumsi Panganan Lokal, Bisa Cegah Stunting Pada Anak

SAMARINDA, JURNALKALTIM.com Cegah stunting menjadi fokus utama pemerintah pusat ataupun daerah. Rika Nuzli Furkanti Kepala Bidang Konsumsi dan Pangan Dinas Pangan Tanaman Pangan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur (DPTPH Kaltim) menghimbau masyarakat untuk mengkonsumsi makanan bergizi yang bersumber dari pangan lokal daerah.

Himabauan Konsumsi Makanan Lokal Untuk Cegah Stunting

Kepala Bidang Konsumsi dan Pangan DPTPH Provinsi Kalimantan Timur Rika Nuzli Furkanti menerangkan banyak upaya yang harus dilaksanakan guna pencegahan kasus stunting didaerah. Menurut keterangannya, beberapa pangan lokal bisa menjadi menu makanan harian yang dapat membantu kebutuhan gizi anak. Sebab, makanan lokal merupakan sumber kebutuhan gizi bagi ibu dan anak.

Menurutnya gizi seimbang terdiri dari protein, karbohidrat, mineral, vitamin dan bisa dari pangan lokal seperti singkong, jagung dan ubi. Tidak hanya sumber karbohidrat dan daging saja, tetapi tambahan nutrisi bisa didapat dari sumber makanan lain seperti seafood.

Stunting, Dampak Stunting
Rika Nuzli Furkanti, Kepala Bidang Konsumsi dan Pangan
Sumber Gambar : Kaltimkece

Melalui kegiatan cegah stunting dengan pangan lokal yang dilaksanakan pada Jumat (18/8/2023), Rika memaparkan pangan lokal juga bisa didapat dari seafood. Sebab tidak ada batasan sumber karbohidrat dari daging saja.

Dalam keterangan Rika, melalui festival pangan pihaknya berupaya untuk meningkatkan gizi dengan mengenalkan pangan lokal yang kaya gizi. Rika juga menghimbau kepada masyarakat untuk memperbanyak konsumsi makanan bergizi yang berasal dari pangan lokal. Upaya tersebut bisa membantu pertumbuhan anak lebih optimal. Hal ini perlu disosialisasikan sesering mungkin.

Dampak Stunting Pada Anak

Stunting merupakan sebuah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, hal ini menyebabkan adanya gangguan di masa yang akan datang yakni mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif optimal.

Gagal tumbuh (stunting) adalah kondisi ketika pertumbuhan anak terhambat dan tidak mencapai tinggi badan yang normal. Masalah ini sering terjadi di daerah dengan kondisi lingkungan yang kurang sehat, terutama kurangnya akses ke makanan yang bergizi.

Ada beberapa faktor, yang paling sering adalah tidak terpenuhinya asupan gizi dalam jangka panjang. Tak sedikit juga orang yang menganggap anak yang bertumbuh pendek disebabkan karena faktor genetik. Pada kenyataannya, genetika hanya menyumbang sebagian kecil untuk kesehatan anak.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) penyebabnya dikarenakan dua hal, yakni faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan yang berperan antara lain status gizi ibu, pola pemberian makan pada anak, kebersihan lingkungan dan angka kejadian infeksi pada anak. Selain itu faktor genetik dan hormonal. Namun sebagian besar disebabkan karena kekurangan gizi.

Ada beberapa dampak yang terjadi pada anak jika mengalami stunting. Selain mengalami hambatan pertumbuhan secara fisik, risiko kerusakan sel otak juga lebih tinggi. Kemampuan kognitif menjadi terbatas. Akibat pertumbuhan otak yang terganggu, anak – anak akan mengalami kesulitan belajar karena kemampuan kognitifnya terganggu. Selain itu terganggunya pencernaan, ini menyebabkan sistem pencernaan seorang anak terganggu. Kondisi ini menggiring sang anak untuk ke pola maka yang tidak sehat. Tidak heran, anak – anak yang mengalami masalah ini dimasa hidupnya memiliki risiko obesitas, hipertensi dan diabetes.

Upaya Pencegahan Stunting di Kaltim

Tindakan pencegahan menjadi fokus utama pemerintah. Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi berharap target 17 persen kasus di Kaltim bisa tercapai. Karena itu, perlu adanya upaya percepatan penurunan stunting perlu strategi dan keterlibatan semua pihak.

Stunting merupakan permasalahan kesehatan yang sangat kompleks. Upaya menurunkan kasusnya membutuhkan upaya bersama dari semua pihak” ungkapnya.

Ia juga menambahkan, percepatan penurunan stunting memerlukan strategi dan metode baru yang lebih kolaboratif dan berkesinambungan mulai dari hulu hingga hilir. Pihaknya optimis Kaltim bisa menurunkan angka tersebut

Wagub Hadi Mulyadi serta Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kaltim menambahkan berbagai upaya sudah dilakukan. TPPS bersama BKKBN dan Dinas Kesehatan juga bekerja sama dengan pemerintah kabupaten dan kota termasuk stakeholder lainnya.

“Yang harus dibangun di masyarakat dalam mencegah stunting adalah gaya hidup sehat seperti makanan harus beragam bergizi seimbang serta olahraga”

(Adv/DinkesKaltim/AG)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More