22.7 C
Samarinda
Kalimantan TimurMusim Hujan Tiba, BPBD Mahulu Minta Warga Tetap Waspada

Musim Hujan Tiba, BPBD Mahulu Minta Warga Tetap Waspada

bpbd kaltim

Mahakam Ulu, Jurnalkaltim.com – Memasuki musim hujan, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Mahakam Ulu menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap bencana yang ditimbulkan. Berdasarkan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) memperkirakan beberapa hari kedepan Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) akan dilanda hujan yang cukup tinggi. Namun, dari segi intensitasnya cukup sedang dibanding sebelumnya.

Agus Imbau Masyarakat Waspada Imbas Cuaca Ekstrem

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agus Darmawan pada Senin (27/11/2023). Ia menyampaikan, untuk beberapa hari kedepan, masyarakat di Kabupaten Mahulu harus waspada atas kemungkinan terjadinya banjir. Hal ini mengingat, prediksi cuaca yang rilis oleh BMKG.

“Mengingat pantauan BMKG di Kabupaten Mahulu itu intensitas hujan ini sedang” jelasnya.

musim penghujan
Kepala Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Agus Darmawan

Saat ini, telah ada laporan dari Kecamatan Long Apari mengenai kondisi air lumayan tinggi dan air sudah mulai menuju ke hilir. Bahkan, hampir mencapai permukiman warga.

Namun, Agus berharap melihat prakiraan cuaca BMKG kedepan frekuensi curah hujan menurun. Tetapi, situasi yang terjadi belum sepenuhnya aman, pihaknya berharap warga dihimbau tetap waspada.

“Untuk itu kami mohon kepada seluruh masyarakat Mahulu untuk selalu waspada dengan cuaca yang saat ini sudah dirilis oleh BMKG Kaltim” tuturnya.

Ia pun menghimbau kepada warga untuk terus memantau kondisi prakiraan cuaca terkini, melalui media – media sosial  dan mendownload aplikasi BMKG untuk mengetahui situasi cuaca terkini di kawasan masing – masing.

“Sehingga bisa mengetahui apa yang akan dilakukan ketika menghadapi cuaca ekstrim dan segera mempersiapkan antisipasi banjir” jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan hasil pemantauan BMKG Stasiun APT Pranoto Samarinda, awal musim penghujan terjadi pada akhir Oktober dan awal November lalu.

Riza Arian Noor selaku Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III APT Pranoto BMKG Samarinda menyampaikan, prakiraan musim penghujan disusun menggunakan data – data hasil pengamatan pos – pos hujan maupun kerjasama dengan dinas pertanian, BPBD serta dicobain dengan data satelit.

Untuk pertengahan Oktober hingga awal November terjadi di Kabupaten Kutai Timur, Kutai Kartanegara dan Kabupaten Berau. Sedangkan awal November di Kota Bontang.

Sementara awal hingga pertengahan November Kota Balikpapan dan Samarinda. Selanjutnya, pertengahan Oktober dan sebagian kecil akhir Oktober Kabupaten Paser,  pertengahan Oktober hingga akhir Oktober Kabupaten Kutai Barat dan hujan sepanjang tahun di Kabupaten Mahakam Ulu.

Umumnya, awal musim penghujan di wilayah Kalimantan Timur terjadi pada bulan Oktober hingga awal November. Awal musim penghujan ini umumnya mundur dari kondisi normalnya.

Seperti diketahui, perkembangan musim hampir di seluruh wilayah Indonesia terdampak adanya el nino yang berpengaruh terhadap perkembangan iklim di Indonesia termasuk di Kaltim.

Upaya Antisipasi Bencana di Musim Penghujan

Oleh karena itu, yang perlu diwaspadai pada masa transisi musim ini adalah cuaca ekstrim seperti angin kencang dan angin puting beliung termasuk potensi sambaran petir.

Terpisah, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan akibat tingginya keragaman iklim, maka awal musim hujan tidak terjadi serentak di seluruh wilayah Indonesia. Ia juga menambahkan, level el nino moderat akan terus bertahan dan berakhir pada Februari hingga Maret 2024.

Ia menjelaskan, bencana yang ditimbulkan akibat musim penghujan tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi. Sehingga perlu adanya upaya bersama untuk mengatasi terjadinya bencana.

“Kita semua perlu menyadari bahwa kondisi alam dan lingkungan dewasa ini sudah banyak berubah, sehingga perlu adanya langkah dan upaya untuk mengantisipasi terjadinya bencana” tuturnya.

Perlu diketahui, secara empiris kondisi Kaltim dapat dilihat dengan perubahan kondisi biogeofisik alam, pemanasan global menghasilkan dampak perubahan iklim dan cuaca yang tidak beraturan, degradasi sumber daya alam dan lingkungan menimbulkan berbagai fenomena yang menimbulkan terjadinya bencana.

Apalagi, sekarang sudah memasuki musim penghujan sehingga dihimbau masyarakat senantiasa meningkatkan kewaspadaan terkait kemungkinan bencana yang ditimbulkan curah hujan tinggi dan angin kencang.

Untuk itu,guna mengantisipasi bencana yang dapat ditimbulkan seperti banjir, angin puting beliung maupun tanah longsor, diperlukan koordinasi dan sinergi semua pihak dalam penanggulangan bencana, khususnya kabupaten atau kota yang sudah memiliki BPBD bisa mensiapsiagakan desa tangguh bencana dan memabangun sistem penanggulangan bencana secara terencana, sinergi, terpadu dan berkesinambungan.(ADV/NDA/BPBDKALTIM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More