23.8 C
Samarinda
Kalimantan TimurMengatasi Mitos HIV AIDS: Strategi Dinkes Kaltim Melibatkan Puskesmas dan Volunteer

Mengatasi Mitos HIV AIDS: Strategi Dinkes Kaltim Melibatkan Puskesmas dan Volunteer

Kalimantan Timur, Jurnalkaltim.com – Di tengah berkembangnya mitos mengenai HIV AIDS, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur mengambil langkah proaktif untuk menghilangkan salah persepsi yang beredar di masyarakat. Dengan berbagai stigma yang salah tentang penularan HIV AIDS, seperti melalui sentuhan atau makan bersama, Dinkes menekankan pentingnya edukasi yang benar dan akurat.

Pemberdayaan Puskesmas dan Volunteer Dalam Menghilangkan Stigma HIV AIDS di Kaltim

Plh Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Setyo Budi Basuki, menegaskan bahwa mitos-mitos yang beredar di masyarakat adalah keliru. “Stigma tersebut muncul karena masyarakat tidak memahami informasi HIV yang benar dan lengkap,” ujar Basuki saat menjadi narasumber pada kegiatan Pelatihan Konselor Sebaya di Kabupaten Kutai Timur.

HIV AIDS
Mengatasi Mitos HIV AIDS: Strategi Dinkes Kaltim Melibatkan Puskesmas dan Volunteer

Menurut Basuki, penularan HIV sebenarnya terjadi akibat perilaku berisiko seperti hubungan seks tanpa proteksi, transfusi darah dari orang dengan HIV (ODHA), penggunaan jarum suntik bekas ODHA, serta dari ibu yang terjangkit HIV/AIDS ke anaknya melalui ASI.

Upaya Dinkes Kaltim dalam menghilangkan stigma ini meliputi sosialisasi yang intensif di puskesmas dan melalui volunteer. “Tujuan kami agar puskesmas bisa mendekati mereka, menemukan volentir, dan menghilangkan stigma. Penting bagi mereka untuk tidak dikucilkan,” tambah Basuki.

Sub Koordinator Surveilance dan Imunisasi Dinkes Kutim, Leli Pebriany, juga menekankan pentingnya mendorong masyarakat untuk meningkatan kesehatan dan mengurangi risiko terhadap penularan HIV, terutama bagi populasi berisiko.

Dengan 385 kasus HIV yang tercatat di Kutai Timur dan target eliminasi stigma pada 17.300 orang berisiko terinfeksi HIV pada tahun 2024, Dinkes Kutim memfasilitasi pelatihan konselor sebaya untuk menambah jumlah konselor pada kelompok-kelompok berisiko.

Inisiatif ini adalah langkah maju dalam memerangi stigma HIV AIDS dan meningkatkan kesadaran tentang penularan serta pencegahannya. Edukasi dan partisipasi aktif dari puskesmas dan volunteer diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam memahami dan mengatasi HIV AIDS di Kalimantan Timur.

Pemeriksaan Meningkat, Kasus HIV di Kaltim Capai 5.000: Tantangan dan Solusi Dinkes

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur mengungkapkan bahwa sebanyak 5.000 kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) telah terdeteksi hingga tahun 2023. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, jumlah ini mencakup kasus-kasus lama dan baru yang terakumulasi.

Pada tahun 2022, tercatat sebanyak 1.300 kasus HIV baru. Dinas Kesehatan memperkirakan bahwa jumlah individu yang terinfeksi HIV di Kaltim bisa mencapai angka 10.000 orang. Penambahan kasus ini diatributkan tidak pada peningkatan insiden HIV, tetapi lebih kepada penemuan kasus lama akibat intensifikasi upaya pemeriksaan oleh Dinas Kesehatan.

Jaya Mualimin menekankan bahwa proses pemeriksaan HIV ini unik, mengingat adanya faktor sukarela dan tantangan dalam mendapatkan partisipasi masyarakat. Dengan demikian, Dinas Kesehatan berharap dapat mengidentifikasi lebih banyak kasus lama yang belum terungkap.

Dalam menghadapi tantangan HIV di Kaltim, Dinas Kesehatan fokus pada tiga tujuan utama. Pertama, mencegah infeksi baru, terutama dengan mengidentifikasi kasus-kasus lama yang belum terdeteksi. Kedua, mengurangi kematian terkait AIDS, memastikan bahwa tidak ada penderita HIV yang terlewatkan dari perawatan. Ketiga, menghilangkan diskriminasi terhadap individu yang terinfeksi HIV, memastikan mereka tidak mengalami pelecehan atau intimidasi.

Dinas Kesehatan Kaltim telah memfasilitasi fasilitas kesehatan yang cukup untuk pemeriksaan dan pengobatan HIV. Semua rumah sakit di Kaltim telah menerima pelatihan khusus untuk memberikan pengobatan yang efektif bagi pasien HIV positif atau mereka yang telah masuk tahap AIDS.

Keseriusan ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mengatasi masalah HIV AIDS, tidak hanya dari segi pengobatan tetapi juga dari aspek pencegahan dan penanggulangan stigma sosial. Upaya ini diharapkan dapat membawa dampak positif dalam mengurangi insiden dan dampak HIV AIDS di Kalimantan Timur. (ADZ/ADV/DINKESKALTIM)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More