Samarinda, Jurnalkaltim.com – Baru – baru ini Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Kalimantan Timur baru saja melakukan kegiatan coaching clinic untuk memaksimalkan performa tim, terutama para pelatih pada event Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2024 mendatang.
Manfaat Pengetahuan Falsafah Untuk Para Pelatih
Hadir dalam kesempatan Coaching Clinic kali ini adalah dr. Didik Jaffar, diketahui sebelumnya beliau sudah memberikan bimbingan falsafah pada para pelatih keikutsertaan Provinsi Kalimantan Timur pada event Pekan Olahraga Nasional (PON) di Provinsi Jawa Barat sejak tahun 2016 lalu. Kehadiran dr. Didik Jaffar kali ini adalah untuk menyampaikan materi bermanfaat yang sifatnya menyegarkan, karena sebelumnya materi yang ia berikan lebih berfokus pada filosofi.
“Lebih ke filosofi kepelatihannya, jadi kita sebagai seorang pelatih harus berfalsafah. Yang selama ini sering bisa dikatakan ditanggalkan tanpa disadari, dan ini penting sekali,” ucap Dr. Didik Jaffar baru – baru ini.
Dr. Didik Jaffar mengaku bahwa sampai pada saat ini, para pelatih sudah menjalankan ajaran falsafah yang ia berikan sebelumnya. Namun, ia merasa perlu memberikan kembali materi penyegaran falsafah agar para pelatih bisa menjalankannya dengan penuh kesadaran. Pada dasarnya, falsafah dari seorang pelatih berpotensi memberikan arti yang berbeda jika dijalankan begitu saja tanpa ada pemberian makna.
Jika pengamalan falsafah bisa dilakukan secara lebih mendalam dan juga dengan penuh kesadaran, secara otomatis baik pihak pelatih dan pihak atlet juga akan lebih erat terjalin ikatan batinnya. Jika jalinan pengertian falsafah antara kedua pihak tersebut sudah terjalin erat maka akan lebih mudah untuk mencapai sebuah prestasi.
“Itu akan kita tambahkan, yah mudah-mudahan dengan pertemuan awal ini kita akan coba menekankan lagi bagaimana pilar prestasi itu harus dibangun. Yang namanya prestasi kan tidak hanya dibangun, tapi kita juga harus bangun fondasi dan pilar,” tegas dr Didik Jaffar kembali.
Pengamalan falsafah tanpa pemaknaan bisa dibilang sama halnya seperti pembangunan sebuah fondasi yang dilakukan tanpa pembangunan pilar yang kokoh. Tanpa pillar tentu tidak memungkinkan adanya atap, jadi tidak mungkin untuk dibangun sebuah wadah hingga bagian atas untuk mencapai prestasi yang maksimal.
Selain itu, hal yang bisa menjadikan sebuah prestasi dalam bidang olahraga bisa lebih dimaknai pemaknaan dari sebuah falsafah olahraga itu sendiri. Pemahaman falsafah yang kuat harus terjalin dalam hubungan pelatih dan juga para atletnya.
“Tantangannya kita luar biasa, kalau kemarin di PON Papua kita hanya satu provinsi. Saat ini kita ada dua, yakni Aceh dan Sumut, dua tuan rumahnya,” imbuh dr Didik Jaffar kembali.
Dr. Didik Jaffar sendiri menyampaikan bahwa keberadaan tuan rumah pada event olahraga seperti ini biasanya mempunyai opsi serta semangat lebih agar menjadi tim yang terbaik. Namun dr Didik Jaffar berpesan tim dari Provinsi Kalimantan Timur juga mempunyai modal yang kuat dan kemungkinan mampu menggeser posisi tiga besar yang biasanya konsisten dipegang oleh tim asal pulau Jawa.
Target dan Hasil Pemahaman Akan Prestasi Olahraga
Pada dasarnya, prestasi olahraga bisa dicapai jika seorang atlet ataupun sekelompok orang dalam bentuk kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik. Penting juga untuk menyamakan ekspektasi antara seorang atlet dan pelatih mengingat cara pencapaian kedua individu tersebut bisa berbeda – beda meskipun keduanya pastinya memiliki goal yang senada atau sama.
Penting untuk kembali mengingat dan mengolah falsafah, pemahaman serta ekspektasi seseorang agar keduanya, baik pihak atlet ataupun pihak pelatih mampu menyesuaikan setiap perkembangan untuk mencapai hasil yang maksimal. Saat pemahaman falsafah antara pelatih dan atlet bisa berjalan bersamaan, disitulah terbentuk ikatan yang sama – sama bertautan sehingga keduanya pun memiliki rasa saling terhubung.
(RA/ADV/DISPORAKALTIM)