Samarinda, JurnalKaltim.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Timur (Disdikbud Kaltim) tengah berupaya untuk meratakan penerapan Kurikulum Merdeka Fase F di seluruh sekolah tingkat menengah atas (SMA) di tahun mendatang, yakni pada 2024. Upaya ini bertujuan memberikan kesempatan yang adil bagi semua siswa dalam mengejar pendidikan berkualitas.
Atik, yang menjabat sebagai Sub Koordinator Kurikulum dan Penilaian SMA di Disdikbud Kaltim, mengungkapkan bahwa Kurikulum Merdeka Fase F mencerminkan tonggak penting dalam ranah pendidikan Kalimantan Timur. Sasarannya adalah memberikan kebebasan kepada siswa dalam menggali serta mengembangkan potensi mereka lewat pilihan mata
pelajaran yang selaras dengan minat dan bakat masing-masing. Dalam harmoni dengan jumlah sekolah menengah atas di wilayah tersebut, Disdikbud Kaltim mempunyai tekad bulat untuk mengenalkan perubahan positif dalam struktur pendidikan.
Fokus Kelas 11 dan 12: Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, dan Mandiri Berbagi
Langkah pertama implementasi Kurikulum Merdeka Fase F akan difokuskan pada kelas 11 dan 12, terutama di SMA dan SMK. Siswa akan diberi kesempatan untuk memilih mata pelajaran yang paling cocok dengan minat dan kapabilitas mereka. Di era di mana pembelajaran berbasis opsi semakin dihargai, langkah ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mengenali tujuan karier lebih awal dan merencanakan pendidikan yang sesuai.
Ada tiga langkah utama dalam Kurikulum Merdeka Fase F, yakni Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, dan Mandiri Berbagi, yang diciptakan untuk mendukung perkembangan menyeluruh siswa. Mandiri Belajar mendorong partisipasi aktif siswa dalam pencarian pengetahuan, Mandiri Berubah mendorong pertumbuhan individu yang lebih baik, sementara Mandiri Berbagi menekankan pentingnya berkontribusi pada masyarakat melalui berbagi pengetahuan dan keterampilan.”Diharapkan seluruh SMA di kaltim masuk Fase F ya, artinya tahun ini di kelas 11 itu sudah masuk di Mandiri Berubah,” imbuhnya.
Kurikulum Merdeka Fase F Menyatukan Penguasaan Materi dan Keterampilan Antarpersonal
Di tengah era yang penuh tantangan ini, para siswa dihadapkan pada kebutuhan akan keterampilan yang holistik. Memiliki pemahaman mendalam terhadap berbagai bidang studi serta memiliki kemampuan dalam berinteraksi sosial menjadi amat esensial. Melalui pengenalan Kurikulum Merdeka Fase F, pemerintah berupaya untuk menghasilkan lulusan SMA yang tak hanya memiliki pengetahuan luas, tetapi juga memiliki kemampuan adaptasi yang cepat dan daya kreativitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan dunia yang begitu dinamis.
“Targetnya 2024 kurikulum merdeka bisa merata, peserta didik bisa memilih mata pelajaran sesuai kemampuan, minat dan bakatnya masing-masing,” ungkap Atik.
Pihaknya memiliki tujuan berani untuk tahun 2024, yakni menyelaraskan implementasi Kurikulum Merdeka Fase F di semua sekolah menengah atas di Kalimantan Timur. Tindakan ini dilakukan dengan maksud agar semua siswa memperoleh peluang yang setara dalam menikmati keunggulan pendidikan inovatif ini.
Kurikulum Merdeka vs. KTSP: Menitikberatkan pada Kebebasan Memilih Mata Pelajaran
Suatu perbedaan penting antara Kurikulum Merdeka dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2013 adalah penghapusan sistem pemilihan jurusan. Kurikulum Merdeka Fase F menitikberatkan pada kebebasan dalam memilih dari 19 mata pelajaran yang beragam.
“Sistem penjurusan sudah tidak lagi. Itu bedanya kurikulum merdeka. Paling tidak, minimal sekolah menyediakan tujuh mata pelajaran pilihan,” jelas Atik.
Ia juga mengklarifikasi bahwa Kurikulum Merdeka Fase F mengambil pendekatan serupa dengan struktur perkuliahan di institusi pendidikan tinggi, namun tanpa menerapkan konsep Satuan Kredit Semester (SKS). Dalam situasi ini, siswa diberikan kekuatan untuk memilih mata pelajaran yang sejalan dengan minat dan potensi mereka.
“Kurang lebih sama seperti kuliahan, namun sistem SKS tidak ada. Jadi adanya degradasi jurusan seperti IPA, IPS, dan Bahasa. Sekarang, siswa siswa disuruh milih mata pelajaran sesuai minat bakatnya,” tutup Atik.
Diantisipasi bahwa langkah revolusioner ini akan memberikan pengaruh positif terhadap sistem pendidikan di Kalimantan Timur. Dengan memberikan kepercayaan kepada siswa untuk mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka, diharapkan mereka akan lebih terlibat, termotivasi, dan memiliki minat yang lebih mendalam terhadap materi pelajaran yang mereka pilih. Tahun 2024 dipandang sebagai titik penting dalam sejarah pendidikan di Kaltim, mengarah ke perubahan substansial yang membawa peluang lebih besar untuk pertumbuhan individu dan masa depan yang lebih cerah.(MUH/ADV/DISDIKBUDKALTIM).