23.8 C
Samarinda
Kalimantan TimurKasus HIV-AIDS Ibu Hamil Menjadi Sorotan Dinkes Kaltim

Kasus HIV-AIDS Ibu Hamil Menjadi Sorotan Dinkes Kaltim

KALIMANTAN TIMUR, JURNALKALTIM.COM – Penyakit HIV-AIDS mendapatkan perhatian khusus dari Dinas Kesehatan Kalimantan Timur. Penyakit menular ini memiliki dampak serius terhadap sistem kekebalan tubuh. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah penyakit menular yang memerlukan perhatian khusus dari pemerintah.

Upaya Dinkes Kaltim Menangani Kasus HIV-AIDS

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Jaya Mualimin, menjelaskan pentingnya pendekatan yang akurat dan efektif dalam menangani HIV-AIDS. Untuk kedua penyakit ini, pemerintah perlu memberikan perhatian khusus dalam upaya pengendalian penyebaran virus, serta memberikan dukungan bagi para penderita.

HIV merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini dapat menyebabkan AIDS jika tidak teratasi dengan cepat dan tepat. Penularan virus ini melalui cairan tubuh yang keluar dari penderita HIV, seperti darah, cairan yang keluar dari kelamin pria maupun wanita, dan ASI.

Penanganan Kasus HIV-AIDS pada Ibu Hamil di Kalimantan Timur

hiv-aids
Kasus HIV-AIDS Ibu Hamil Menjadi Sorotan Dinkes Kaltim
Sumber : Pexels

Selain itu, virus ini juga dapat menular kepada ibu hamil, dan memiliki potensi menimbulkan resiko serius bagi bayi yang dikandungnya. Dalam hal ini, peran pemerintah dalam memberikan solusi efektif dan mengedukasi masyarakat tentang pencegahan dan pengobatan menjadi sangatlah penting.

Jaya Mualimin, Kepada Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, menekankan bahwa meskipun HIV-AIDS adalah penyakit yang serius, namun saat ini sudah ada berbagai terapi yang dapat digunakan untuk pencegahan dan pengobatan.

Salah satu pendekatan efektif adalah pemeriksaan virologis yang mampu mendeteksi jumlah aktivitas HIV yang terkandung di dalam darah. Pemeriksaan virologi secara kuantitatif dan kualitatif sangatlah penting dalam mengukur viral load HIV dan memantau respon terhadap pengobatan Antiretroviral (ARV).

Hal ini menjadi salah satu contoh nyata bagaimana teknologi medis dan ilmu pengetahuan menjadi salah satu unsur penting dalam memerangi penyakit menular dan mematikan ini.

Kunci utama dalam menetapkan diagnosis penyakit ini adalah ketepatan dan akurasi saat pemeriksaan HIV dilakukan. Setelah diagnosis keluar, jika diperlukan, barulah dimulai pengobatan ARV.

Jaya menjelaskan bahwa untuk ibu hamil, apabila secara rutin dan teratur mengikuti terapi maka bayi di dalam kandungan tidak otomatis tertular. Hal ini menunjukan bahwa pengawasan medis dan komitmen terhadap terapi yang tepat adalah langkah penting dalam memerangi penularan virus ini.

“Tidak otomatis tertular jika ibu terus ikuti terapi, jadi kalau dia rutin virologinya bisa turun, kalau tidak jumlah virusnya akan naik,” jelas Jaya.

Tim medis dari pihak Dinkes Kaltim juga memiliki peran penting dalam memastikan penderita HIV-AIDS, yang menjalani terapi secara rutin, dapat melemahkan virus dan mengurangi potensi penularan virus. Jaya menekankan perlunya kebijakan yang mendukung dan memastikan akses masyarakat terhadap terapi HIV-AIDS yang tepat dan berkelanjutan.

Dalam konteks ibu hamil, Jaya menekankan pentingnya menjaga virologi agar tetap stabil untuk mencegah penularan virus ke plasenta. Tindakan efektif yang perlu dilakukan oleh lingkungan sekitar adalah memberikan dukungan penuh bagi ibu-ibu hamil yang menghadapi risiko penularan kepada bayi yang dikandungnya.

Kasus HIV-AIDS di wilayah Kalimantan Timur

Berdasarkan data yang diperoleh dari tahun 2022, kasus HIV-AIDS tercatat mencapai 1.300 kasus. Namun sayangnya, pada tahun ini kasus HIV-AIDS meningkat signifikan, tercatat 5.000 kasus.

Namun, berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Jaya pada Juli lalu, meningkatnya jumlah ini bukan karena penyebarannya yang meningkat, akan tetapi kasus-kasus lama yang baru ditemukan berkat upaya besar yang dilakukan oleh Dinkes Kaltim di tahun 2023.

Ia juga menyampaikan bahwa jika pemeriksaan terus dilakukan, diprediksi kasus ini akan mencapai angka 10.000 kasus. Ia berharap dapat menemukan kasus-kasus lama dengan segera, sehingga dapat segera ditangani dan diupayakan pengobatan yang tepat bagi penderita.

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus penderita HIV sebanyak 62.586 kasus, dan AIDS sebanyak 52.955 kasus. Dari data tersebut, sebagian besar penderita HIV-AIDS adalah laki-laki. 

Melalui kebijakan yang tepat, pendekatan pencegahan, pemeriksaan rutin, dan dukungan terapi yang berkelanjutan, Provinsi Kalimantan Timur berusaha mengendalikan penyebaran virus dan memberikan perlindungan kepada warganya.

Dalam politik kesehatan, fokus pada pendekatan pencegahan dan pengobatan adalah kunci untuk mengatasi tantangan serius ini dan memastikan masa depan yang lebih sehat bagi masyarakat. (ADZ/ADV/DINKESKALTIM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More