SAMARINDA, JURNALKALTIM.com – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur terus mengupayakan pencegahan penyebaran penyakit melalui screening kesehatan yang dilakukan di Pos Malaria Desa. Menjadikan kawasan sekitar hutan sebagai target sasaran, Dinas Kesehatan (Dinkes) berkomitmen tinggi untuk menekan peningkatan kasus malaria.
Penyebab Penyakit Malaria
Penyakit malaria terus menjadi momok di Indonesia, termasuk di Provinsi Kalimantan Timur. Hal ini disebabkan karena penanggulangan penyakit tersebut belum sepenuhnya bisa teratasi.
Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium. Dimana, penularannya terjadi karena gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Nantinya, Plasmodium akan berkembang biak di tubuh manusia, khususnya di organ hati sehingga sangat berisiko menginfeksi sel darah merah.
Bahaya malaria, bahkan bukan hanya menyangkut urusan kesehatan saja. Melainkan hal ini juga akan mempengaruhi aspek sosial, ekonomi, bahkan mengancam ketahanan nasional.
Melihat urgensi tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur pun terus melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap kasus malaria. Salah satunya dengan menggaungkan program screening kesehatan melalui Pos Malaria Desa.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur menginformasikan bahwa saat ini pihaknya tengah terfokus untuk menekan angka kasus malaria di sejumlah titik yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Bahkan, pihaknya juga mengadakan hal serupa di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kalimantan Timur Setyo Budi Basuki memaparkan bahwa saat ini pos malaria yang telah dibangun salah satunya berada di kawasan aliran sungai dekat hutan PPU. Dimana, daerah tersebut menjadi lokasi perkembangbiakan malaria dan perlu mendapatkan penanganan khusus oleh pihak-pihak terkait.
Adapun dalam pengelolaannya, Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim mengerahkan sejumlah Kader Populasi Khusus yang telah bekerja sama dengan sejumlah pekerja di lokasi tersebut untuk turut bersedia melakukan pemeriksaan rutin, yakni dengan mengikuti screening kesehatan yang menjadi bagian dari program Pos Malaria Desa.
Sayangnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Setyo Budi Basuki mengungkapkan bahwa pengelolaan pos malaria itu dirasa cukup sulit. Hal ini disebabkan lantaran pos tersebut memakan biaya operasional yang cukup tinggi sekaligus dipengaruhi oleh faktor aktivitas masyarakat yang sukar ditebak.
“Kita maksimalkan screening kesehatan di pos malaria, namun pos itu juga butuh biaya besar dan kegiatan orang berkegiatan itu tidak bisa ditebak, peningkatan kasus di daerah aliran sungai juga jadi tantangan, ini juga upaya terus kita lakukan, pertemuan juga sudah dilakukan,” turur Setyo Budi Basuki.
Faktor Sulitnya Pelaksanaan Screening Kesehatan
Pencegahan dan penanggulangan penyakit malaria melalui pengadaan Pos Malaria Desa masih dianggap sulit lantaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya, keterbatasan biaya, keterbatasan ader pengelola, dan tantangan naiknya jumlah kasus malaria di kawasan hutan.
Selain itu, aktivitas masyarakat yang sukar ditebak juga turut menambah faktor sulitnya penanganan malaria hingga saat ini. Meskipun demikian, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kalimantan Timur Setyo Budi Basuki menyampaikan bahwa pihaknya akan terus berupaya untuk mengatasi persoalan tersebut.
Selain mengadakan proses screening kesehatan di Pos Malaria Desa yang ada di sekitar hutan Penajam Paser Utara (PPU), Setyo Budi Basuki pun melakukan kegiatan pemeriksaan serupa yang berlokasi Desa Sotek di PPU. Adapun penanganan terpusat yang dilakukan di wilayah tersebut tidak lain disebabkan karena lokasinya yang menjadi jalur keluar masuknya pekerja dari luar daerah.
Selain itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kaltim Setyo Budi Basuki itu pun meminta Puskesmas Sotek untuk aktif dengan memberikan pelayanan terbaik dalam penanganan malaria. Sebab, pencegahan dan penanggulangan malaria juga menjadi salah satu bagian dari tanggung jawab petugas kesehatan. (ADZ/ADV/DINKESKALTIM)