26.1 C
Samarinda
NasionalPendidikanDisdikbud Kaltim Ajukan Empat Bahasa Daerah Ini Masuk ke Program Mulok

Disdikbud Kaltim Ajukan Empat Bahasa Daerah Ini Masuk ke Program Mulok

banner disdikbud

Kalimantan Timur, JURNALKALTIM.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Timur memiliki rencana untuk menjadikan empat bahasa daerah Kaltim masuk dalam rogram pelajaran Muatan Lokal (Mulok). Muhammad Kurniawan selaku Kepala Disdikbud Provinsi Kalimantan Timur, menekankan pentingnya pelestarian bahasa dan budaya daerah sebagai bagian dari pendidikan, terutama dalam konteks pelajaran Muatan Lokal (Mulok).

Pada era modern saat ini, ada kebutuhan mendesak bagi generasi muda untuk memahami dan mempelajari bahasa dan budaya daerah. Menurut Muhammad Kurniawan ini adalah langkah penting dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya yang kaya di Kalimantan Timur.

Guna Melestarikan Budaya Didsikbud Kaltim Inisiatif Masukan Empat Bahasa Daerah ke Pelajaran Mulok

Kepala Disdikbud Kaltim pun menegaskan, bahwa program Muatan Lokal (Mulok) telah diakui dan diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas). Hal ini memberikan landasan hukum bagi daerah-daerah untuk mengembangkan program Mulok sesuai dengan ciri khas dan kekayaan budaya mereka masing-masing.

Dengan begitu, upaya pelestarian budaya dan bahasa daerah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, tetapi juga menjadi tanggung jawab pemerintah daerah untuk mempromosikan dan menjaga keberagaman budaya di Indonesia.

Bahasa Daerah, Disdikbud Kaltim, Melestarikan Budaya
Kepala Disdikbud Provinsi Kalimantan Timur, Muhammad Kurniawan

“Mulok itu sudah ada di Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas), di mana daerah-daerah bisa membuat mulok mereka sesuai dengan ciri khas daerahnya masing-masing,” jelasnya

Program ini akan memulai integrasi empat bahasa daerah utama, yaitu Bahasa Paser, Bahasa Berau, Bahasa Dayak, dan Bahasa Kutai, ke dalam kurikulum pendidikan dalam mulok. Adanya hal ini diharapkan akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk memahami serta meresapi kekayaan budaya dan bahasa daerah mereka sejak dini.

“Kami akan melaksanakan 4 bahasa, yaitu Bahasa Paser, Bahasa Berau, Bahasa Dayak, serta Bahasa Kutai. Itu nantinya akam kita mulai dalam pembelajaran,” lanjut Kurniawan.

Inisiatif ini menunjukkan komitmen Disdikbud Provinsi Kalimantan Timur untuk melestarikan budaya dan bahasa daerah dalam sistem pendidikan, sehingga generasi muda dapat memahami dan menghargai aspek penting dari identitas daerah mereka.

Tidak Hanya Bahasa, Seni Tarian Budaya dan Sumber Daya Alam Akan Jadi Program Mulok

Kurniawan mengungkapkan bahwa program Muatan Lokal (Mulok) di Kalimantan Timur akan mencakup lebih dari sekadar pelajaran bahasa daerah. Rencana ini melibatkan berbagai aspek budaya dan kekayaan sumber daya alam (SDA) daerah yang perlu dipelajari oleh siswa.

Beberapa materi yang akan dimasukkan dalam program Mulok meliputi tarian daerah, budaya lokal, dan topik yang berkaitan dengan pelestarian budaya Kalimantan Timur. Sedangkan, pada mulok SDA akan membahas kekayaan flora dan fauna yang unik di Kalimantan Timur.

“Lalu ada mulok Sumber Daya Alam (SDA), yaitu yang menjelaskan apa kekayaan flora dan fauna yang ada di Kaltim. Kemudian budaya itu banyak ke arah seni tari asli daerah,” ujarnya.

Melalui hal tersebut akan memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan alam sekitar mereka dan membantu mereka menghargai pentingnya melestarikan sumber daya alam. Selain itu, bertujuan untuk mempromosikan seni dan budaya daerah, serta memungkinkan siswa untuk terlibat dalam kegiatan yang terkait dengan warisan budaya Kalimantan Timur.

Disdikbud Kaltim: Perlu Guru Sertifikasi yang Kompeten untuk Mengajar Mulok Program Melestarikan Budaya

Namun, Kurniawan juga mengakui bahwa saat ini belum ada guru yang memiliki sertifikasi atau kompetensi khusus untuk mengajar program Mulok ini. Oleh karena itu, rencananya adalah melibatkan guru yang memiliki pemahaman tentang bahasa daerah dan budaya lokal. Mereka akan diberikan panduan dan kurikulum yang sesuai untuk membantu mereka mengajar materi Mulok ini dengan efektif.

“Jadi yang kami ambil itu seperti guru yang memang bisa berbahasa daerah itu. Nanti mereka mengajarkan secara dasarnya tapi tetap kami bangun kurikulumnya sama bahan pembelajarannya. Di mana itu akan dibuat gurunya masing-masing,” jelasnya.

Langkah ini menunjukkan komitmen Disdikbud Kalimantan Timur untuk memperkenalkan siswa pada kekayaan budaya dan alam daerah mereka serta memastikan bahwa program Mulok ini dilaksanakan dengan baik untuk mendukung pelestarian budaya dan bahasa daerah.

Dengan mengimplementasikan program Mulok ini, Kalimantan Timur berharap dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam melestarikan dan menghidupkan kembali budaya dan bahasa daerah mereka, serta menjaga warisan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.(MUH/ADV/DISDIKBUDKALTIM).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More