25.5 C
Samarinda
Kalimantan TimurPerangi DBD, Wolbachia Siap Lawan Aedes Aegypti

Perangi DBD, Wolbachia Siap Lawan Aedes Aegypti

Kalimantan Timur, JurnalKaltim.com – Pada saat ini, kota Semarang berhasil mencetak sejarah sebagai kota pertama di negara Indonesia yang menerapkan inovasi pengembangan nyamuk varian Wolbachia untuk membantu menanggulangi virus Dengue penyebab penyakit Demam Berdarah (DBD) di Indonesia. Meneruskan kabar baik tersebut, Provinsi Kalimantan Timur terpilih sebagai wilayah pilot project dan pelaksanaan uji coba ini akan dilakukan terpusat di daerah Kota Bontang.

Uji Coba Bakteri Wolbachia Melawan Kasus Penyakit Demam Berdarah

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur, Dr. Jaya Mualimin, menyatakan pada saat ini usaha pengembangbiakan nyamuk varian Wolbachia telah dilakukan di wilayah Kota Bontang. Pada saat ini, pilot project tersebut akan terus berjalan dalam jangka waktu lama mengingat periode pengembangbiakan dari nyamuk tersebut membutuh waktu yang cukup lama supaya bisa benar – benar tersebar luas di seluruh Kaltim.

Dengan melakukan pilot project ini, diharapkan virus Dengue yang telah terlanjut tersebar pada nyamuk lokal mampu dinetralisir dengan keberadaan nyamuk Wolbachia yang menjadikan virus Dengue penyebab penyakit Demam Berdarah (DBD) tidak menjadi berbahaya.

Wolbachia
Perangi DBD, Wolbachia Siap Lawan Aedes Aegypti

“Dari lima kota, Semarang yang pertama, Wolbachia untuk pengendalian nyamuk, launching sudah di Bontang untuk di Kaltim, untuk di kota lain bisa tapi perlu, nanti kalau berhasil baru, karna perlu telur yang banyak, ketika sudah menyebar maka virus dengue itu sudah tidak berbahaya,” tutur Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur, Dr. Jaya Mualimin di kota Samarinda.

Sebagai informasi, Wolbachia merupakan bakteri alami yang didapatkan dari 6 dari keseluruhan 10 jenis serangga. Bakteri tersebut terdapat pada tubuh nyamuk Aedes Aegypti mampu menurunkan proses replikasi virus jenis Dengue hingga mampu mengurangi kemampuan nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektor dengue.

Bakteri Wolbachia juga mampu berperan memblok proses replikasi dari virus Dengue pada tubuh nyamuk. Hal ini menghasilkan nyamuk Aedes Aegypti yang telah mengandung wolbachia untuk tidak bisa lagi menularkan keberadaan virus Dengue saat nyamuk itu menghisap darah dari orang yang sebelumnya menderita infeksi dari virus Dengue.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur, Dr. Jaya Mualimin, mempunyai harapan jika pilot project yang diselenggarakan di wilayah Kota Bontang telah berhasil sampai tahun 2024, maka diharapkan mampu kembali dilanjutkan pada seluruh wilayah kabupaten dan kota lain di Provinsi Kalimantan Timur hingga nantinya Benua Etam bisa mencapai status zero kasus DBD (Demam Berdarah).

Memahami Lebih Lanjut Tentang Bakteri Wolbachia

Perlu diketahui terlebih dahulu, menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kehadiran nyamuk ini pertama kali dikembangkan oleh Bill Gates di Kolombia, kota Medellin. Di kota tersebut, banyak ilmuwan yang hadir dan bekerja di laboratorium untuk mengembangbiakkan jutaan nyamuk Wolbachia.

Di negeri Kolombia, nyamuk – nyamuk yang telah mengandung bakteri baik tersebut dikembangbiakkan dengan nyamuk – nyamuk liar yang terlebih dahulu membawa penyakit Demam Berdarah (DBD), Zika dan lainnya.

Nyamuk yang telah dilepaskan tersebut telah membantu menyelamatkan jutaan nyawa di negara Kolombia. Diketahui, menurut studi yang telah dilakukan oleh para ilmuwan membuktikan bahwa nyamuk yang telah terinfeksi bakteri Wolbachia akan menghambat penularan penyakit Demam Berdarah (DBD), Zika, Chikungunya hingga demam kuning kepada manusia. Uji coba pun telah dilakukan di kota Yogyakarta.

“Uji coba acak yang terkontrol di Yogyakarta Indonesia mendapatkan fakta bahwa nyamuk pembawa Wolbachia mengurangi kasus DBD di kota itu sebanyak 77 persen dan pasien rawat inap DBD sebanyak 86 persen,” sebut Bill Gates.

Hasil dari para ilmuwan ini tentunya merupakan sebuah terobosan besar karena berhasil menawarkan teknologi baru untuk melindungi manusia dari berbagai ancaman penyakit yang dibawa oleh nyamuk sebagai hewan perantaranya. Pada saat ini, program Nyamuk Dunia tengah dilakukan di 11 negara, dari mulai  Kolombia, Brasil, Indonesia, Meksiko, Vietnam, Sri Lanka, Fiji, Australia, Kaledonia Baru, Vanuatu dan Kiribati. (ADZ/ADV/DINKESKALTIM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More