Samarinda, JurnalKaltim.com – SMA Negeri 1 Samarinda baru – baru ini berhasil memenangkan Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) tingkat Nasional yang diselenggarakan di Tangerang. Pencapaian membanggakan menjadi bukti bahwa SMA Negeri 1 Samarinda berhasil mencetak prestasi akademik dan non akademik.
Mendominasi Pencapaian Prestasi Akademik dan Non Akademik
I Putu Suberata selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Samarinda menyatakan sekolah yang dipimpinnya telah beberapa kali mencetak prestasi akademik dan non akademik. Para siswa dan siswi SMA Negeri 1 Samarinda pun tak asing dengan peraihan penghargaan di perlombaan atau kompetisi tingkat kota, provinsi ataupun tingkat nasional. Pihaknya membenarkan bahwa pencapaian dalam bidang akademik maupun non akademik sama pentingnya.
Contohnya saja, baru – baru ini SMA Negeri 1 Samarinda berhasil memenangkan kompetisi LDBI (Lomba Debat Bahasa Indonesia). SMA Negeri 1 Samarinda disebut mendominasi panggung kompetisi karena berhasil mengirimkan dua perwakilan sekaligus sukses keluar sebagai Juara 1 LDBI (Lomba Debat Bahasa Indonesia) tingkat Nasional.
Hal yang sama juga terjadi di event perlombaan (NSDC) National Schools Debating Championship tahun ini, SMA Negeri 1 Samarinda juga berhasil mengirimkan dua orang perwakilan ke dalam kompetisi tingkat Nasional. Dalam perlombaan Olimpiade atau OSN (Olimpiade Sains Nasional), SMA Negeri 1 Samarinda berhasil mengirimkan 13 murid yang berhasil lolos ke tingkat Kota.
Selain prestasi akademik, SMA Negeri 1 Samarinda juga mencetak prestasi non akademik seperti Juara 1 lomba PMR (Palang Merah Remaja) yang diadakan di Puskesmas Juanda, kota Samarinda.
Lebih lanjut, I Putu Suberata sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Samarinda memastikan bahwa setiap siswa dan siswi yang berhasil menciptakan prestasi dan sukses memberikan nama baik untuk sekolah akan diberikan hadiah. Untuk hadiah sendiri berupa nilai lebih yang akan diberikan secara khusus untuk bidang – bidang tertentu.
“Sertifikat lomba itu akan dibawa masuk ke perguruan tinggi, jadi nantinya dia sudah ada nilai lebih. Jadi nilai rapotnya dan sertifikatnya dikirim,” jelas I Putu Suberata.
Namun, di tengah usaha untuk meraih prestasi akademik dan non akademik, SMA Negeri 1 Samarinda sebenarnya sedang menghadapi kendala tersendiri. Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) sudah tidak boleh dipergunakan untuk membayar Pembina sebagai tenaga pendidik.
Jadi selama ini, ekskul yang ada di SMA Negeri 1 Samarinda berjalan karena ada keikhlasan dari hati guru pembimbing. Maka daripada itu, SMA Negeri 1 tidak bisa mengaktifkan seluruh ekstrakulikuler yang mereka miliki.
I Putu Suberata juga mengharapkan bantuan dan kerjasama dari para orang tua murid untuk ikut berpartisipasi atau ikut memberikan bantuan berupa sumbangan agar pihak sekolah bisa mendapatkan pembina yang berasal dari pihak luar untuk ditempatkan di tiap ekskul di SMA Negeri 1 Samarinda. Hal ini tentunya akan terhitung sebagai kontribusi yang besar mengingat SMA Negeri 1 Samarinda memiliki kebebasan untuk berprestasi.
Apakah Perbedaan Prestasi Akademik dan Non Akademik?
Meskipun sama – sama berdampak baik untuk pendidikan murid, prestasi akademik dan non akademik merupakan dua hal yang berbeda. Jika prestasi akademik adalah prestasi yang dicapai melalui hasil usaha belajar di dalam kelas, maka prestasi non akademik adalah pencapaian yang didapatkan oleh murid ketika ia mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di lingkungan sekolah.
Kemampuan non akademik tidak berhubungan langsung dengan ilmu ilmiah sementara kemampuan akademik didapatkan dari proses pembelajaran yang berada di luar ranah ilmiah dan teori. Ada cara berbeda untuk mengukur pencapaian prestasi akademik dan non akademik.
Prestasi non akademik diukur melalui karakter dan bergantung kepada subjek yang menjadi penilai, seperti Juara Lomba Lukis sedangkan prestasi akademik diraih melalui ukuran benar dan salah jawaban serta kesesuaian dengan teori.
(Adv//Disdikbudkaltim//Sik)
