23.3 C
Samarinda
Kalimantan TimurSamarindaKomisi IV DPRD Kaltim Minta Pihak Sekolah Berlaku Bijak dalam Biaya Pendidikan

Komisi IV DPRD Kaltim Minta Pihak Sekolah Berlaku Bijak dalam Biaya Pendidikan

SAMARINDA, JURNALKALTIM.com – Komisi IV DPRD Kaltim Ahmed Reza Fahlevi meminta pihak sekolah agar tidak terlalu membebanani orangtua peserta didik dalam hal pembiayaan.

Ia menegaskan bahwa pihak sekolah sebaiknya melakukan konsolidasi bersama orangtua murid dan menampung keluhan mereka terkait isu biaya pendidikan yang dinilai mahal sehingga dapat menemukan solusi yang tepat dan tidak merugikan salah satu pihak.

Reza juga mengingatkan pihak sekolah agar mengerti kondisi finansial masing-masing siswa sehingga tidak terlalu memberikan tekanan terhadap mereka, melihat kondisi ekonomi masyarakat yang baru pulih pasca adanya pandemi covid-19.

Jangan Membebani Orang Tua Peserta Didik

Dalam mendukung sektor pendidikan, Reza menyampaikan terkait penggunaan seragam dan buku pelajaran yang harus dibeli oleh para peserta didik.

Menurutnya, penggunaan seragam memang sangat penting untuk kelancaran kegiatan belajar mengajar. Namun perlu digaris bawahi bahwa pihak sekolah juga sebaiknya tidak terlalu memberikan beban terhadap orangtua peserta didik.

DPRD Kaltim, Pendidikan
Foto : Komisi IV DPRD Kaltim Ahmed Reza Fahlevi
Sumber : POPNEWS

Di samping itu, Reza juga menyarankan terkait penggunaan buku pelajaran yang biasanya harus dibeli oleh para siswa. Menurutnya, pihak sekolah dapat menekan pembiayaan pada kebutuhan buku yakni dengan memakai kembali buku kakak kelas untuk para adik kelas.

Untuk itu, pihak sekolah tentu dituntut konsisten dalam penggunaan buku pelajaran sehingga nantinya tidak menyebabkan keluhan yang sama oleh wali murid khususnya dalam hal pembiayaan.

Komisi IV DPRD Kaltim Minta Pihak Sekolah Berlaku Bijak

Pasca pandemi covid-19, kondisi perekonomian di Indonesia mengalami penurunan drastis. Hal yang sama tentu juga terjadi diantara orangtua peserta didik.

Menurut Reza, hal yang wajar jika banyak masyarakat yang mengeluh karena banyaknya pengeluaran menjelang masuknya tahun ajaran baru seperti kebutuhan buku, alat tulis, seragam, dan lain-lain. Hal ini lah yang menyebabkan orangtua kesulitan dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

“Saya berharap semua pihak bisa bersikap bijak, saat ini Indonesia secara umum, belum pulih dari pandemi Covid 19, karena itu wajar kalau ada orang tua keberatan dan tidak mampu kalau disuruh beli seragam dan buku sekolah, sebab belum semua orang tua siswa sudah bangkit dari krisis ekonomi yang menyertai pandemi,” tutur Reza Minggu (16/7/2023).

Tak hanya itu, Reza juga mendukung penuh apabila pihak sekolah dapat memberikan bantuan biaya pendidikan khususnya kepada keluarga yang masih membutuhkan perlengkapan belajar maupun seragam sekolah.

“Akan lebih baik jika pihak sekolah menyediakan program bantuan bagi keluarga yang kesulitan memenuhi kebutuhan seragam dan buku. Ini dapat melibatkan bantuan keuangan atau program pertukaran buku yang sudah tidak digunakan oleh murid-murid sebelumnya,” harapnya.

Perlunya Dukungan Orangtua dalam Pendidikan Anak

Orangtua memegang peran penting dalam pertumbuhan dan pendidikan anak mereka, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Puji Setyowati.

Puji menegaskan bahwa orangtua harus memahami kondisi psikis anak di dunia pendidikan meskipun pihak sekolah sudah memfasilitasi kebutuhan pokok belajar.

“Semestinya tidak diwajibkan untuk membeli buku dan seragam, akan tetapi orang tua juga harus memahami. Karena bisa mempengaruhi psikis anak,” jelasnya Senin Malam (10/7/2023).

Tak hanya itu, Puji pun menegaskan bahwa ada beberapa aspek pendidikan yang memang gratis dan ada pula yang membayar. Sehingga orang tua juga ikut mempersiapkan dalam kecukupan fasilitas pendidikan.

“Ada hal yang gratis namun ada hal untuk pendidikan yang orang tua harus siapkan,” tandasnya.

Sistem Zonasi di Kaltim Belum Bisa Ditetapkan Sepenuhnya

Kehadiran sistem zonasi merupakan salah satu upaya dalam pemerataan pendidikan di Indonesia. Namun dengan infrastruktur yang kurang memadai, sistem tersebut masih sulit diterapkan di wilayah Kalimantan Timur.

“Kaltim harus terus mengejar ketertinggalan khususnya bidang pendidikan karena jumlah sekolah belum merata, tidak semua kecamatan memiliki sekolah untuk tingkat SMP dan SMA,” ujar Reza.

Tak hanya itu, Reza bahkan tak segan-segan menuturkan permasalahan tersebut kepada pemerintah pusat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk meminta monitoring langsung di lapangan.

“Dengan menjelaskan persoalan yang dialami oleh Kaltim kami berharap bantuan pemerintah pusat baik melalui Dana Operasional Sekolah maupun yang lainnya bisa diberikan secara proporsional” pungkasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More