Kalimantan Timur, jurnalkaltim.com – Penyerapan anggaran 2023 dari Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) melambat. Ini dibuktikan dengan penyerapan yang hanya mencapai 45,91% di Oktober 2023 lalu. Meski demikian Dinkes Kaltim akan berupaya melakukan penyerapan anggaran 2023 lebih maksimal di akhir tahun nanti.
Penyerapan Anggaran 2023 Terlambat, Ini Penyebabnya Kata Dinkes Kaltim
Kepala Dinkes Kalimantan Timur, Jaya Mualimin langsung mengungkap berbagai keterlambatannya selama ini. Salah satu kendala yang ia alami selama ini karena ada program yang telah disusun tidak sesuai yang diharapkan.
Salah satu yang menjadi penyebabnya seperti keterlambatan pemberian gaji atau tunjangan ke Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Gaji atau tunjangan yang tidak muncul itu karena ia mengalami masalah dari sisi penerbitan Surat Keputusan (SK).
Seharusnya SK pegawai P3K itu sudah turun sejak Januari 2023 yang lalu. Namun itu semua gagal karena penerbitan SK yang bermasalah. Akhirnya atasan tidak bisa membayar dan ia tidak bisa mengalokasikan penyerapan anggaran 2023 untuk gaji mereka.
Dari data Pemprov Kalimantan Timur, tenaga kesehatan khusus untuk P3K yang baru itu jumlah 498 orang. Dari semua pegawai itu, rata-rata dari mereka menerima gaji 2 kali UMP Kalimantan Timur.
Jika asumsinya demikian maka gaji P3K tenaga kesehatan di Kalimantan Timur per orangnya mencapai Rp. 6 juta. Dana ini tergolong cukup besar jika seandainya bisa terlaksana. Namun dengan keterlambatan itu, ia terus berkoordinasi dengan Biro Keuangan untuk mengurus masalah itu.
“Ini yang jadi masalah bagi mereka. Namun kami sudah berkoordinasi dengan Biro Kepegawaian dan Biro Keuangan untuk menyelesaikan hal ini,” kata Jaya.
Jalan Keluar Untuk Penyerapan Anggaran hingga Akhir Tahun 2023
Dengan masalah yang sudah disebutkan, Dinkes Kaltim terus melakukan berbagai percepatan untuk menyerap anggaran sebaik mungkin. Bahkan ia memasang target hingga 80% untuk penyerapan anggaran 2023 di akhir tahun nanti.
Bentuk upaya yang rencananya akan diambil diantaranya melakukan latihan kompetensi untuk tenaga kesehatan. Tindakan ini sudah dilakukan dan program pelatihannya terkait pengadaan barang dan jasa. Cara ini diyakini mampu melakukan penyerapan anggaran dengan cepat.
Dalam latihan itu, Dinkes berhasil meluluskan 12 dari 20 pegawai yang diikutsertakan dalam ujian LKPP. pelaksanaannya dilakukan pada bulan Oktober 2023 lalu dan hasil ini cukup menjanjikan. Dengan bertambahnya kelulusan tenaga medis nantinya bisa menambah anggaran dari yang awalnya 3 orang menjadi 12 pegawai.
Upaya lain yang diupayakan oleh Jaya diantaranya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Program satu ini langsung dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI ke semua daerah di Indonesia.
Dalam program tersebut, fokus utamanya lebih memprioritaskan pada 3 kegiatan. Ketiganya itu seperti rutin melakukan check up di pelayanan kesehatan terbaik setidaknya 6 bulan sekali. Rutin mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari dan selalu menjalani olahraga fisik minimal 30 menit seharinya.
Lalu program lain yang masuk dalam Germas diantaranya mengedukasi masyarakat untuk tidak merokok dan hidup sehat. Semua program yang disebutkan menurut jaya akan mampu melakukan penyerapan anggaran 2023 yang lebih optimal.
Menurut dia, dana yang diperoleh nantinya akan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat untuk hidup sehat. Selain itu, beberapa dana lain digunakan untuk edukasi kepada masyarakat sekitar sesuai perintah Kemenkes RI.
Selain Germas, program Kemenkes RI lainnya seperti transformasi kesehatan.
Menurut data dari Kemenkes RI, program tersebut tergolong cukup kompleks seperti transformasi tenaga kesehatan, teknologi kesehatan, layanan primer dan yang lainnya.
Untuk layanan primer didalamnya meliputi pencegahan primer atau sekunder dan edukasi masyarakat. Bentuk dari gerakannya seperti memberikan 14 antigen ke masyarakat melalui kader yang ada di setiap daerah.
Lalu ada juga skrining terkait beberapa penyakit yang menimbulkan kematian kepada warga. Lalu untuk transformasi SDM kesehatan lebih ke pemerataan distribusi tenaga kesehatan.
Dalam program tersebut maka Dinkes Kaltim perlu memberikan peluang untuk menyekolahkan para mahasiswanya. Mereka bisa belajar di luar negeri agar mampu memiliki kemampuan di bidang kesehatan yang lebih terampil. Dengan itu semua akan mampu membuat penyerapan anggaran 2023 lebih maksimal. (ADZ/ADV/DINKESKALTIM)