Kutai Timur, Jurnalkaltim.com – Dinkes Kaltim terus melakukan pencegahan HIV di berbagai lintas sektor. Untuk kesuksesan pencegahan HIV, Dinkes (Dinas Kesehatan) Kaltim mengedukasi dan membimbing para Konselor Sebaya Kabupaten Kutim terkait bahayanya penyakit HIV/AIDS.
Peran Dinkes Kalimantan Timur Dalam Mengedukasi Konselor Sebaya Kutim
Dinkes Kalimantan Timur terus berupaya untuk menciptakan warga yang terhindar dari penyakit dan sehat. Salah satu caranya dengan memberikan edukasi dan bimbingan akan pengendalian dan pencegahan penyakit HIV.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Setyo Budi Basuki, menyampaikan jika para peserta diberikan materi yang sangat lengkap terkait adanya pencegahan penyakit tersebut.
Beberapa materinya meliputi koordinasi lintas sektor dalam pencegahan HIV dan penyakit berbahaya yang lain. Lalu ada juga materi tentang penanggulangan HIV secara keseluruhan.
Semua materi tersebut disampaikan oleh Basuki saat Pelatihan Konselor Sebaya pada Populasi Berisiko tahun 2023. Acara tersebut dilakukan di Samarinda, Kalimantan Timur beberapa hari yang lalu.
“Pada kesempatan ini, kami menjelaskan kebijakan HIV Provinsi Kaltim, yang meliputi strategi eliminasi HIV, pelayanan kesehatan bagi populasi berisiko, dan koordinasi lintas sektor dan kabupaten,” kata Basuki .
Dalam kesempatan itu, Basuki menghimbau kepada semua konselor dan tenaga kesehatan untuk mencegah adanya kasus baru. Ini dilakukan karena penyakit ini begitu berbahaya dan banyak mengidap warga sekitar.
Tujuan adanya pelatihan ini sebenarnya ingin menambah para konselor demi pencegahan HIV di masyarakat. Hal ini disampaikan langsung oleh Sub Koordinator imunisasi dan surveilans Dinkes Kutim, Lely Pembriani bahwa pelatihan ini untuk menambah konselor di berbagai kelompok di masyarakat.
“Konselor sebaya yang dilibatkan orang yang memiliki latar belakang, pengalaman, atau karakteristik yang sama dengan populasi berisiko, sehingga dapat memberikan konseling, dukungan, dan motivasi kepada mereka untuk tidak melakukan perilaku berisiko dan menerapkan hidup sehat,” kata Lely.
Pencarian para konselor karena jumlahnya yang tergolong minim di Kabupaten Kutim. Menurut data dari Dinkes Kutim, jumlah konselor saat ini hanya 34 orang saja dan ini tidak sesuai dengan pelayanan kesehatan di kabupaten tersebut.
Dikatakan demikian karena jumlah Puskesmasnya sebanyak 21 unit di Kabupaten Kutim. Sedangkan penderita kasus HIV sekitar 385 orang dimana ada yang melakukan perawatan di PDP HIV dan pengobatan. Dengan jumlah tersebut maka jumlah konselor untuk pencegahan HIV sangatlah kurang.
Upaya Pencegahan HIV oleh Dinkes
Menurut Basuki, HIV tergolong penyakit yang bisa menular dengan berbagai cara. Diantaranya melalui sperma, cairan vagina, darah, ASI, cairan dubur dan beberapa cara lainnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa HIV bisa menular lewat transfusi darah yang kurang aman, jarum suntik bersama dan hubungan tanpa kondom. Bahkan bayi pun juga bisa terinfeksi HIV jika ibu hamil atau menyusui mengidap penyakit tersebut. Maka dari itu upaya pencegahan HIV bisa dengan berperilaku dan hidup sehat.
“Kita harus menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap orang yang hidup dengan HIV, karena mereka juga berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan manusiawi,” kata Basuki.
Selain itu, pencegahan HIV bisa dengan pengobatan dan pemeriksaan secara rutin. Lalu tidak lupa juga memberikan edukasi kepada warga terkait cara penularan dan pencegahan penyakit tersebut.
Ia menyampaikan juga bahwa pencegahan HIV yang cukup mudah bisa dengan pemberian obat ARV. Dengan obat tersebut harapannya virus ini bisa ditekan dan tidak menular ke orang lain.
Selain dengan membimbing konselor, Dinkes juga melakukan edukasi dan sosialisasi ke masyarakat. Dalam upaya ini mereka lebih mengkhususkan ke kelompok tertentu seperti pengguna narkoba, pekerja seks dan yang lainnya.
Upaya pencegahan HIV ini dilakukan karena data dari Dinkes sudah ada 5.000 kasus HIV di provinsi Kaltim. Diantara dari mereka sudah ada 21% yang virusnya sudah tergolong rendah. (ADZ/ADV/DINKESKALTIM)