Kutai Kartanegara, JURNALKALTIM.com – Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, secara resmi meresmikan pabrik Smelter nikel pertama di Kutai Kartanegara pada tanggal 19 September 2023. Peresmian pabrik Smelter Kukar dihadiri oleh Wakil Gubernur Hadi Mulyadi dan sejumlah pejabat pemerintah provinsi serta anggota DPRD Kalimantan Timur.
Pabrik smelter nikel ini terletak di Pendingin, Sangasanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, dan merupakan yang pertama dalam wilayah Kaltim. Pembukaan pabrik ini diharapkan akan memberikan dorongan signifikan bagi sektor industri dan ekonomi di Kalimantan Timur.
Salah satu aspek penting dari peresmian ini adalah manfaat ekonomi yang diharapkan akan dihasilkan oleh pabrik smelter nikel ini. Ribuan lapangan kerja lokal diperkirakan akan tercipta berkat pembukaan pabrik Smelter kukar.
Pesan Isran Noor Saat Resmikan Pabrik Smelter Kukar PT Kalimantan Ferro Industry (KFI)

Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, beserta Wakil Gubernur Hadi Mulyadi meresmikan pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industry (KFI). Acara ini dilaksanakan di Jalan Astina No.88, RT 13, Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sangasanga pada Selasa (19/9/2023) lalu.
Peresmian ini dilakukan dalam upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur dan menciptakan lapangan kerja lokal yang berarti.
Anwar Sanusi selaku Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kalimantan Timur pun menyampaikan bahwa peresmian pabrik ini merupakan implementasi arahan dari Gubernur.
“Sesuai arahan pak gubernur pembukaan pabrik diharap mendorong pertumbuhan ekonomi di Kaltim. Pabrik ini juga akan menciptakan lapangan kerja lokal yang signifikan,” ungkap Anwar.
Ia berharap bahwa kehadiran pabrik ini akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya melalui penciptaan lapangan kerja yang signifikan.
Anwar juga menyoroti pentingnya dukungan dari masyarakat desa di sekitar wilayah operasional perusahaan, terutama yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara. Dukungan ini diharapkan akan memperkuat kerjasama dan manfaat ekonomi yang dapat dirasakan oleh seluruh komunitas lokal.
Pabrik Smelter Kukar Sebagai Dukungan Pemerintah untuk Mengembangkan Sektor Industri Kalimantan Timur
Melalui peresmian pabrik Smelter nikel ini menunjukkan komitmen dan dukungan pemerintah daerah dalam mengembangkan sektor industri di Kalimantan Timur. Potensi sumber daya alam yang kaya, termasuk nikel, menjadikan wilayah ini sebagai tempat yang potensial untuk pengembangan industri seperti pabrik smelter.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kalimantan Timur, Anwar Sanusi, menyatakan bahwa kehadiran pabrik smelter di Kutai Kartanegara diharapkan akan membuka peluang kerjasama dengan desa-desa di sekitar perusahaan tersebut. Salah satu tujuan utama dari kerjasama ini adalah menciptakan lapangan kerja bagi penduduk lokal.
Pihak berwenang berharap bahwa pabrik smelter akan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat. Dengan membuka peluang kerjasama dengan desa-desa di sekitarnya, diharapkan akan tercipta lapangan kerja lokal yang dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat.
Hal ini juga mencerminkan upaya untuk memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan daerah. Keterlibatan masyarakat setempat dalam proyek-proyek industri seperti ini penting untuk mencapai perkembangan yang berkelanjutan dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
General Manager PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) Sebut Pabrik Smelter Kukar Sangat Perhatikan Isu Lingkungan
Pembangunan sebuah pabrik baru, sangat erat kaitannya dengan dampak lingkungan. Hal ini mengharuskan pabrik memenuhi standar lingkungan yang ketat untuk bisa meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.
Mr. Zhou Bo sebagai General Manager PT Kalimantan Ferro Industry (KFI), menyampaikan dalam wawancara bahwa pembangunan pabrik smelter nikel ini sangat memperhatikan isu lingkungan. PT KFI telah memperoleh Surat Keterangan Kelayakan Lingkungan (SKKL) dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia sebagai bukti komitmen mereka terhadap lingkungan.
Untuk proyek selanjutnya, PT KFI berencana menyelesaikan 16 line tambahan. Saat ini, hanya 2 line dari total 18 line yang dapat beroperasi. Keberhasilan proyek ini akan sangat bergantung pada kolaborasi dan dukungan bersama dari berbagai pihak agar bisa diselesaikan dengan secepatnya.
PT KFI juga akan bekerja sama dengan PLN (Perusahaan Listrik Negara) untuk memenuhi kebutuhan energi proyek ini, menunjukkan komitmen mereka dalam menjalankan operasi secara berkelanjutan dan ramah lingkungan. (AG)