Kutai Barat, JURNALKALTIM.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) saat ini sangat fokus pada upaya penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) sebab buka lahan baru serta Kekeringan. Hal ini terjadi di berbagai kabupaten dan kota di seluruh wilayah Kaltim. BPBD Kaltim terus mendorong upaya koordinasi yang lebih intensif untuk mengatasi dua permasalahan serius ini.
Pada saat ini, Kabupaten Paser di Kaltim merupakan wilayah yang masih mengalami tingkat kebakaran hutan yang tinggi dan masih aktif. Data yang dihimpun oleh Pusat Data Operasi (Pusdalops) BPBD Provinsi Kaltim mencatat bahwa terdapat sekitar 150 kali kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) karena buka lahan baru selama periode dari bulan Januari hingga Oktober tahun 2023.
BPBD Kaltim Berupaya untuk Atasi Situasi Karhutla
BPBD Kaltim bersama dengan pihak terkait bekerja keras untuk mengatasi situasi ini. Upaya penanganan meliputi pemadaman api, penyebaran informasi keamanan, serta koordinasi yang lebih baik dengan instansi terkait di berbagai kabupaten dan kota di wilayah Kaltim. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi dampak dari Karhutla dan Kekeringan, serta melindungi lingkungan dan keselamatan masyarakat setempat.
Kabupaten Kutai Barat di Kalimantan Timur mengalami kebakaran lahan akibat buka lahan baru yang luasnya mencapai 978,678 hektar. Kebakaran ini berdampak pada hutan, pertanian, kebun, dan lahan milik masyarakat di daerah tersebut. Meskipun terjadi kebakaran lahan, perlu dicatat bahwa tingkat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kaltim secara keseluruhan masih lebih rendah dibandingkan dengan beberapa provinsi lainnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Tresna menjelaskan bahwa nilai rata-rata Karhutla di Kaltim masih tergolong rendah, berbeda dengan provinsi lain seperti Kalimantan Tengah (Kalteng) yang telah mengalami ribuan kejadian Karhutla.
“Nilai rata-rata kaltim rendah, tidak seperti Kalimantan Tengah sudah ribuan,” ungkapnya
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kebanyakan kebakaran lahan di Kaltim disebabkan oleh pembakaran untuk buka lahan baru keperluan pertanian. Banyak petani membuka lahan pada bulan-bulan tertentu untuk menanam tanaman, dan biasanya, bulan berikutnya mereka akan mulai panen.
“Kami lihat lahan masyarakat kebanyakan disebabkan oleh pembakaran pertanian. Menanam kembali di bulan-bulan ini sudah musimnya mereka membuka lahan untuk bercocok tanam nanti bulan nanti sudah panen,” jelas Tresna.
BPBD Tetap Pantau dan Waspada Pada Situasi Karhutla Saat Buka Lahan Baru
Meskipun situasi Karhutla di Kaltim tidak seburuk provinsi lain, pihak berwenang tetap berupaya untuk mencegah dan mengatasi kebakaran lahan guna melindungi hutan, pertanian, kebun, dan lahan masyarakat serta meminimalkan dampak negatifnya.
Tresna menegaskan bahwa seharusnya tidak boleh ada pembakaran lahan untuk buka lahan baru pertanian. Untuk menegakkan aturan ini, dia berpendapat bahwa TNI dan Polri seharusnya memberlakukan tindakan tegas dan sanksi.
Selain itu, Pemerintah daerah di Kabupaten Kutai Barat (Kubar) juga telah mengeluarkan himbauan kepada masyarakat agar membentuk kelompok-kelompok dan melaporkan rencana buka lahan baru kepada TNI dan Polri. Hal ini bertujuan untuk memastikan ada pengawasan yang ketat saat masyarakat ingin membuka lahan pertanian.
Tresna: Buat Sekat-Sekat Saat Buka Lahan Baru!
Tresna dengan tegas menyatakan bahwa mereka telah membuat sekat-sekat saat buka lahan baru di wilayah tersebut untuk memastikan pengawasan yang lebih baik, serta mencegah kebakaran hutan dan lahan agar tidak merembet ke wilayah lain.
“Dibuat sekat agar bisa diawasi jangan sampai merembet dari perbatasan. Jangan sampai mengganggu kearifan lokal juga, tapi kita tegasi untuk mengawasi. Itu upaya kita,” jelasnya
Selain faktor manusia, kebakaran lahan juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang panas, yang mengakibatkan kekeringan. BPBD Kaltim siap untuk mengatasi kejadian Karhutla dengan cepat.
“Rata rata bukan hutan tapi rerumputan. Seperti arahan Pa Kalak (Kepala Pelaksana) Agus Tianur, patokannya di bukit suharto kalau disitu banyak terjadi berarti secara umum selama ini banyak terjadi,” jelasnya.
Tindakan cepat dan koordinasi yang baik diharapkan dapat membantu mengurangi dampak dari kebakaran lahan dan menjaga keamanan wilayah Kaltim.
“Tapi kita cepat menangani setelah kejadian. Saling koordinasi dengan camat dan pejabat setempat,” pungkasnya. (ADV/NDA/BPBDKALTIM)