Samarinda, Jurnalkaltim.com – Kuliah umum terkait penanggulangan bencana terus dilakukan dan kini dilaksanakan di Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda. Pelaksanaan acara dilakukan kepada para mahasiswa dan dosen dan digelar Gedung I-Lab pada Selasa (14/11) dengan tema seputar bencana alam dan narasumbernya dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Samarinda.
Kuliah Umum Digelar di Unmul, Berikut Harapan BPBD Kaltim
Kalimantan Timur Khususnya Kota Samarinda sering mengalami berbagai bencana alam mulai dari banjir, kebakaran hutan dan lahan, tanah longsor, angin puting beliung dan semuanya berakibat pada kerugian finansial hingga milyaran rupiah.
Misalnya banjir yang terjadi pada September 2023 dan ketinggian airnya mencapai 60 centimeter. Kondisi air saat banjir terus naik sehingga 2.700 rumah tenggelam dan ribuan warga terdampak bencana tersebut.
Lalu, ada tanah longsor yang pernah terjadi di Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda dan membuat 2 rumah mengalami kerusakan dimana 1 rumah rusak berat dan 1 lagi rusak ringan.
Untuk menanggulangi semua bencana itu maka BPBD Kota Samarinda mengedukasi masyarakat dengan memberikan pemahaman terkait bencana dan kali ini targetnya ada Mahasiswa. Lembaga penanggulangan bencana ini menggelar kuliah dan pelaksanaannya dilakukan di Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.
Kepala analisis kebencanaan BPBD Kota Samarinda, Hamzah Umar bertindak sebagai narasumber di acara tersebut. Dalam kuliah umum itu, ia menyampaikan berbagai hal mulai dari potensi bencana yang ada di Kalimantan Timur serta upaya penanggulangan setiap bencana di Kaltim khususnya Kota Samarinda ini.
“Luar biasa antusias sekali para mahasiswa yang mengikuti kuliah umum,” tutur Hamzah
Ia berharap kedepannya bisa terus menyebarkan luaskan informasi dan pengetahuan itu ke semua pihak dan ia bisa berkolaborasi dengan instansi terkait agar semua bencana yang ada di Kota Samarinda dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
“Harapannya mahasiswa yang mengikuti dapat mengetahui berbagai macam jenis bencana dan penangannya atau mitigasi dalam penanggulangan bencana tersebut,” tuturnya.
Potensi Bencana di Kalimantan Timur
Kuliah umum yang dilakukan oleh BPBD Kota Samarinda karena Kalimantan Timur secara keseluruhan memiliki 13 potensi bencana dan itu tersebar di berbagai daerah baik kota atau kabupaten. Untuk potensi bencana secara keseluruhan di kaltim ada 2.980 bencana meliputi gempa bumi dan tsunami 3 kali, tanah longsor 284 kali, kecelakaan sungai 84 kali, banjir 631 kali, karhutla 714 kali, angin puting beliung 35 kali, orang tenggelam 54 kali, konflik 1 kali, wabah penyakit 12 kali, abrasi 2 kali dan berbagai bencana lainnya ada 190 kali.
Semua bencana itu terbagi ke berbagai daerah diantaranya Samarinda 737 kali, Kota Balikpapan 503 kali, Berau 269 kali, Kutai Kartanegara 294 kali, Kutai Timur 327 kali, Penajam Paser Utara 262 kali, Kota Bontang 202 kali , Paser 232 kali, Kutai Barat 131 kali, dan Kabupaten Mahakam Ulu 23 kali.
Terjadinya semua bencana karena secara regional, Indonesia berada di kawasan cincin api atau Ring of Fire. daerah itu hanya ada di negara yang mempertemukan tiga lempeng tektonik yakni, Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Daerah yang berada di lempeng itu maka peluang bencana seperti gempa bumi, letusan merapi dan tsunami sangatlah besar.
Cara Penanggulangan Bencana
Setiap kuliah umum baik di Kalimantan atau yang lain umumnya penanggulangan bencana terbagi dalam tiga bagian mulai dari pra kejadian, saat bencana dan pasca bencana. Dalam pra bencana meliputi proses identifikasi dan mencari tahu ciri-ciri adanya bencana. Lalu penanggulangan ketika bencana berupa evakuasi semua korban dan memberikan bantuan berupa kebutuhan dasarnya.
Upaya terakhir yakni melakukan perbaikan pada rumah atau bagunan yang rusak serta mengaktifkan lagi pelayanan kesehatan dan infrastruktur yang sebelumnya sudah rusak.
Lalu, untuk banjir dan tanah longsor maka proses penanggulangan terbaru bisa dengan daya rusak air, yakni menyusun dan mencegah secara keseluruhan pada pola pengelolaan sumber daya air. Upaya itu dapat terlaksana jika ada kekompakan antara pemerintah, masyarakat, dan pengelola sumber daya air.
(ADV/NDA/BPBDKALTIM)