25.5 C
Samarinda
Kalimantan TimurKekerasan Seksual Meningkat, Disdikbud Kaltim Ajak Semua Pihak Terlibat

Kekerasan Seksual Meningkat, Disdikbud Kaltim Ajak Semua Pihak Terlibat

banner disdikbud

Kalimantan Timur, jurnalkaltim.com – Kekerasan seksual kini sudah mulai terjadi di kalangan anak-anak dan remaja. Itulah kenapa Disdikbud (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) Kalimantan Timur begitu menyoroti tindakan tersebut. Untuk menekan tindakan ini, ia meminta keterlibatan semua pihak. 

Ajakan Disdikbud Kaltim ke Berbagai Pihak Demi Menekan Kekerasan Seksual

Kasus kekerasan seksual banyak terjadi di Kalimantan Timur dan yang terbaru ada di Kota Samarinda. Menurut data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2PA) Kota Samarinda, tindakan ini sudah ada 47 kasus per Maret 2023 lalu. Dari total kasus itu, 21 diantaranya terjadi pada anak-anak. 

Lalu menurut Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A)  secara keseluruhan di Kalimantan Timur sudah ada 579 kasus per 2022 lalu. Disebutkan juga jika kasus kekerasan ini setidak harinya selalu meningkat 2-3 kasus. 

Dengan tingginya kasus tersebut maka Disdikbud juga menyoroti tindakan itu. Belum lagi, kekerasan tersebut kini sudah mulai merambah ke kalangan anak-anak hingga remaja. Karena itu, ia meminta agar semua pihak untuk membantu dan terlibat dalam upaya pencegahannya. 

kekerasan seksual
Sub Koordinator Peserta Didik dan Pembangunan Karakter, Siti Aminah

Menurut Sub Koordinator Peserta Didik dan Pembangunan Karakter, Siti Aminah, menyampaikan jika kekerasan seksual adalah suatu bentuk ancaman yang sangat serius bagi anak-anak dan remaja. 

Demi mencegah bahayanya tindakan itu maka ia meminta semua pihak terlibat didalamnya. Bentuk keterlibatannya bisa ada kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, keluarga, sekolah dan aparat kepolisian. Mereka bisa menjadi kunci keberhasilan agar anak terhindar dari kekerasan seksual. 

“Diperlukan kerjasama semua pihak dalam mencegah kekerasan seksual dan perilaku yang tidak sesuai,” ujarnya.

Pengawasan dan Nilai Agama jadi Kunci Pencegahan Kekerasan Seksual 

Meski ia meminta kepada semua pihak namun yang punya peran besar pada anak adalah orang tua. Untuk itu ia menghimbau kepada orang tua wali murid agar lebih memperhatikan sikap dan tindakan anak ketika ada di rumah. 

Menurutnya pengawasan kepada anak lewat lingkungan keluarga itu dampaknya sangat bagus. Bila pengawasannya dibuat lebih ketat menurut Siti bisa memberikan pembelajaran etika dan karakter kepada anak.

“Keluarga memiliki peran yang besar dalam membentuk karakter anak-anak, dan pengawasan dari rumah merupakan langkah awal yang sangat vital dalam melindungi mereka,” terangnya.

Ia menambahkan tindakan lain yang tidak kalah pentingnya juga perlu ada pemahaman nilai agama yang mendalam. Dengan nilai-nilai itu, anak akan memahami, mengerti serta menjaga agar terhindar dari tindakan yang negatif. 

Demi suksesnya pencegahan kekerasan pada anak, Siti juga mengatakan jika dirinya akan melakukan berbagai kegiatan. Ia akan bekerja sama langsung dengan Badan Nasional Narkotika (BNN). Itu semua ditujukan agar anak-anak di Kalimantan Timur terhindar dari berbagai pengaruh narkoba. 

Kegiatan lain juga akan ada rencana kolaborasi Disdikbud Kaltim dengan BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional). Kerjasama keduanya ini bentuknya dengan memberikan edukasi anak-anak. Bentuknya bisa seputar kesehatan reproduksi dan tumbuh kembang sehatnya. 

Kami juga berusaha memberikan pemahaman tentang konsekuensi fisik dan psikologis dari hubungan seks di luar nikah,” ujarnya.

Faktor Penyebab Terjadinya Kekerasan Seksual 

Pada kesempatan lain, Siti mengatakan jika kekerasan ini dulu tidak terjadi di lingkungan sekolah. Tindakan itu umumnya ada di luar sekolah sehingga ia meminta peranan dari masyarakat sekitar untuk ikut andil. 

Ia menilai tindakan itu bisa terjadi karena orang tua dan masyarakat kurang perhatikan dan bersifat individual. Bahkan beberapa orang tua ada juga yang acuh tak acuh dengan sikap anak-anaknya di sekolah. 

Padahal anak yang diketahui melakukan tindakan itu harus diberikan tindakan yang tegas. Namun itu semua juga perlu dibarengi dengan adanya pencegahan dari tindak asusila itu. 

Faktor lain yang juga ada pengaruhnya adalah pergaulan bebas di kalangan anak-anak dan remaja. Itu semua bisa terjadi karena pengaruh media sosial yang sangat kuat dan kurangnya pengawasan dari orang tua. (MUH/ADV/DISDIKBUDKALTIM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More