Samarinda – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim akan memperkenalkan Kaltim melalui mata pelajaran muatan lokal (mulok), khususnya mengenai sumber daya alam (SDA) berupa flora dan fauna khas dari Kalimantan.
Mereka merencanakan buku pelajaran yang akan menjadi yang pertama di Indonesia, fokus pada flora dan fauna endemik Kaltim untuk siswa SMA.
Disampaikan oleh Ketua Tim untuk Buku Mulok SDA, Dian Mufarridah bahwa untuk buku mulok mengenai SDA ini berisi 2 bab untuk flora dan 2 bab pula untuk fauna. Pihaknya memang sengaja memilih flora dan fauna endemik asal Kaltim dan yang hidup di Kaltim.
“Itu untuk buku pelajaran di sekolah dan jadi mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri sebagai mata pelajaran,” ungkap Dian beberapa waktu lalu.
Dian mengatakan, mulok ini khusus disusun untuk jenjang SMA. Dia dan penulis lainnya juga membutuhkan waktu untuk mencari referensi penulisan. Bahkan pihaknya sampai bertandang ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim untuk memastikan flora dan fauna khas Kaltim.
“Kami ada tim yang datang ke BKSDA Kaltim. Jadi dari penyusunan silabus, kemudian menyusun modul ajarnya lalu ditindaklanjuti ke BKSDA Kaltim apakah benar ini flora dan fauna endemiknya Kaltim. Setelah oke, baru kami menyusun buku,” sambung Dian yang juga pendidik di SMA 2 Bontang itu.
Buku mulok mengenai SDA ini sekitar 200 halaman. Dia mengatakan, mulok soal flora dan fauna Kaltim ini khusus disusun di Kaltim dan berlaku untuk semua SMA yang ada di Kaltim. Ditegaskan Dian, mulok telah berdiri sebagai matpel sendiri.
“Yang kami susun saat ini berlaku untuk kelas 10. Ini kami mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Jadi ini adalah buku mulok milik Kaltim yang pertama di Indonesia dan berbasis Kurikulum Merdeka,” ujarnya lagi.
“Dilanjutkan Dian, mulok tersebut akan berlaku di seluruh kabupaten dan kota se-Kaltim. Bahkan, jika ada provinsi lain yang hendak mencontoh Kaltim dalam penyusunan buku mulok ini juga dipersilakan oleh tim penulis. Ini memang khusus kami buat untuk Kaltim dan kami persembahkan untuk Kaltim. Tapi kalau provinsi lain mau mencontoh seperti kami, silakan,” sambung dia.
Dian mengakui, pihaknya tak mengalami kesulitan yang berarti selama proses penulisan buku tersebut. Sekalipun ada kesulitan, pihaknya bisa mengatasi itu.
“Mungkin hobi awalnya, kami juga suka menulis. Tidak ada kendala yang berat, semua bisa kami atasi,” sambung dia.
Dian berharap, hadirnya mulok mengenai SDA Kaltim ini bisa membuat para siswa lebih memahami dan mengenal flora dan fauna endemik di Kaltim. Selain mencari referensi ke BKSDA Kaltim, pihaknya juga berupaya mencari referensi dari berbagai penelitian dan jurnal yang sudah terpublikasi. (MUH/ADV/DISDIKBUDKALTIM)