23.2 C
Samarinda
Kalimantan TimurBontangBontang Terancam Krisis Air Bersih, Ini Tanggapan Anggota DPRD Kaltim Sutomo Jabir

Bontang Terancam Krisis Air Bersih, Ini Tanggapan Anggota DPRD Kaltim Sutomo Jabir

Bontang, JURNALKALTIM.com – Lahan hutan dan daerah resapan air yang kian sempit membuat wilayah Kota Bontang mengalami krisis air bersih. Oleh karena itu, masalah pengelolaan air bersih di Kota Bontang jadi salah satu program utama yang terus dipantau oleh anggota DPRD Kaltim dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), dan Kabupaten Berau, Sutomo Jabir.

Sutomo Jabir Beri Solusi Atasi Krisis Air Bersih

“Saya tentu mengawasi dan memantau program-program yang ada di daerah pemilihan saya, terutama di Kota Bontang. Di Kota Bontang, salah satu isu utamanya adalah krisis air bersih atau air minum,” ujarnya. Oleh karena itu, dia telah mengupayakan percepatan kemajuan terkait pemanfaatan lahan eks-tambang PT. Indominco untuk memasok air ke Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur.

“Khususnya di kecamatan Teluk Pandan, dan itu seharusnya sudah termasuk dalam anggaran tahun depan, untuk membangun jaringan pipa distribusi air bersih,” tutur Sutomo, nama panggilannya. Sutomo juga menjelaskan bahwa bekas galian tambang Indominco tersebut nantinya akan dijadikan sumber pengelolaan air bersih di Kota Bontang dan wilayah-wilayah sekitarnya.

“Kami bekerja sama dengan Indominco, mereka menyediakan sumber airnya, sementara Pemprov tanggung jawab pipa distribusi hingga ke Bontang dan Kutim, dan rencana ini sudah dianggarkan untuk tahun depan,” ungkap Sutomo. Dia juga menyebut bahwa lahan eks-tambang tersebut sudah diuji, dan timnya juga telah melakukan survei terhadap kualitas air bersih yang akan disalurkan kepada masyarakat.

krisis air bersih, pengelolaan air bersih di kota bontang
anggota DPRD Kaltim dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), dan Kabupaten Berau, Sutomo Jabir

“Kualitas air di lahan eks-tambang sudah diuji, kami juga telah melakukan survei, pH airnya bahkan sudah memenuhi standar konsumsi langsung. Kami telah mengunjungi lokasi tersebut dan airnya bisa langsung diminum tanpa perlu proses tambahan karena pH-nya sangat baik, dan penelitian telah dilakukan dengan baik, sehingga aman untuk dikonsumsi,” ungkap Sutomo.

Di sisi lain, Veridiana Huraq Wang selaku Ketua komisi III DPRD Provinsi Kaltim turut mendorong pembangunan Instalasi Pengelolaan Air (IPA) bersih di wilayah Kota Bontang. Veridiana pun sudah mengoordinasikan hal ini dengan pihak PUPR Kaltim bidang Cipta Karya sejak tahun 2022 lalu. Namun akibat permasalahan lahan yang belum tersedia, pembangunan IPA ini pun tertunda.

BWS Kaltim Turut Memberikan Komentar

Menanggapi masalah pengelolaan air bersih di Kota Bontang tersebut, Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV menjelaskan bahwa air yang berasal dari bekas galian tambang dapat dimanfaatkan apabila terdapat kehidupan di dalamnya. Pernyataan ini disampaikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai (Supan) 1, yaitu Arman Efendi.

“Sebenarnya, wewenang dalam pemanfaatan air tersebut berada di bawah pengawasan WS Karangan yang bertanggung jawab atas wilayah mulai dari Bontang, Sangatta, hingga Berau karena berada dalam domain Pemprov Kaltim. Sedangkan WS Mahakam memiliki kewenangan pusat dalam hal ini yang terkait dengan BWS,” kata Arman.

Namun, jika ada program yang diusulkan, bisa saja berjalan dan diajukan ke kementrian. Arman juga menjelaskan bahwa dalam pemanfaatan air dari kolam bekas tambang, perlu memperhatikan beberapa aspek penting, salah satunya adalah aspek kesehatan. “Sebenarnya, penggunaan air ini mungkin bisa saja, tetapi perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan bahwa kandungannya masih aman untuk digunakan oleh manusia,” jelas Arman.

Dia menjelaskan bahwa karena zat hara telah habis diambil, kolam tersebut pada dasarnya hanya berisi air yang menggenang. Arman mengatakan bahwa dalam pemanfaatan air dari kolam bekas tambang, kita dapat melihat apakah masih terdapat kehidupan di dalamnya, dan jika ada, maka air tersebut bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Arman mengungkapkan bahwa sebenarnya sudah ada beberapa kolam ex-tambang tua yang memiliki populasi ikan gabus di dalamnya. Namun, dalam hal ini, Arman menganggap bahwa penggunaan kolam tambang sebagai sumber air baku memiliki kelemahan, salah satunya adalah ketidakpastian sumber air. “Karena kolam tersebut tidak didesain sebagai bendungan, maka sumber airnya tidak stabil,” jelasnya. (CIN/ADV/DPRDKALTIM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Read More